Objek Yang Diduga Cagar Budaya Di Kecamatan Hu’U

0
1814

Sumberdaya arkeologi di wilayah Kabupaten Dompu khususnya yang berada di Kecamatan Hu’u, memiliki arti yang sangat penting karena sejumlah peninggalan yang tersebar baik di dataran tinggi atau lereng perbukitan maupun di tepi pantai memiliki bentuk yang sangat variatif. Bentuk-bentuk tinggalan arkeologi di Kecamatan Hu’u didominasi oleh tinggalan prasejarah dari masa paleolitik sampai tradisi megalitik.

Secara umum tradisi megalitik yang di temukan di Kecamatan Hu’u, antara lain kubur bejana batu (kalamba), kubur lumpang batu, dolmen, kubur teras, batu dakon, menhir, susunan batu temu gelang dan sebagainya. Disamping temuan tersebut, ada bentuk baru dari temuan megalitik tersebut seperti pancoran batu, batu tangga dan batu berlubang. Hampir semua bentuk-bentuk tinggalan megalitik tersebut di temukan di lereng bukit Doromanto namun beberapa tinggalan terdapat juga di dataran bahkan ada yang ditemukan di tepi jalan. (Ayu Kusumawati : 1 ; 2013).

Perlu diketahui bahwa tinggalan megalitik tersebut ada yang dipahat secara langsung di atas bukit batu, ada juga batu-batu lepas yang dibentuk atau disusun menjadi elemen megalitik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya elemen megalitik yang banyak menjadi sorotan adalah megalit yang terdapat di situs So Langgodu berupa dolmen atau masyarakat Dompu menyebut dengan istilah kubur duduk atau “rade doho”. Rade doho merupakan bahasa lokal dari masyarakat Kabupaten Dompu dan apabila diterjemahkan mengandung arti sebagai berikut; rade berarti kubur, doho berarti duduk. Dengan demikian rade doho berarti kubur duduk. Sebutan rade dalam bahasa Dompu yang berarti kubur memiliki kemiripan sebutan untuk kubur-kubur batu atau dolmen di Sumba yaitu “reti” yang juga memiliki arti kubur dan “rate” untuk daerah Ende atau Flores berarti kubur. Adanya kemiripan arti kata rade, reti dan rate untuk ketiga daerah tersebut ada dugaan terjadi proses persebaran budaya dan migrasi bangsa Austronesia pada masa lampau dan daerah Dompu menurut para peneliti diperkirakan pernah memiliki peranan dalam persebaran tersebut.

Peta Situs So Langgodu, Kabupaten Dompu, NTB

Benda yang diduga Cagar Budaya

  • Tutup Kubur Batu (K.I)

  • Inventarisasi : 1/15-10/BND/18
  • Alamat
    • Desa : Solonggodu
    • Kecamatan : Hu’U
    • Kabupaten : Dompu
    • Provinsi : NTB
  • Ukuran
    • Tinggi : 32 cm
    • Diameter: 73 cm

 

  • Tutup Kubur Batu (K.II)

  • Inventarisasi : 1/15-10/BND/19
  • Alamat
    • Desa : Solonggodu
    • Kecamatan : Hu’U
    • Kabupaten : Dompu
    • Provinsi : NTB
  • Ukuran
    • Tinggi : 45 cm
    • Diameter : 92 cm

 

  • Tutup Kubur Batu (K.III)

  • Inventarisasi : 1/15-10/BND/20
  • Alamat
    • Desa : Solonggodu
    • Kecamatan : Hu’U
    • Kabupaten : Dompu
    • Provinsi : NTB
  • Ukuran
    • Tinggi : 31 cm
    • Diameter : 83 cm

 

  • Tutup Kubur Batu (K.IV)

  • Inventarisasi : 1/15-10/BND/21
  • Alamat
    • Desa : Solonggodu
    • Kecamatan : Hu’U
    • Kabupaten : Dompu
    • Provinsi : NTB
  • Ukuran
    • Tinggi : 28 cm
    • Diameter : 80 cm

 

  • Tutup Kubur Batu (K.V)

  • Inventarisasi : 1/15-10/BND/22
  • Alamat
    • Desa : Solonggodu
    • Kecamatan : Hu’U
    • Kabupaten : Dompu
    • Provinsi : NTB
  • Ukuran
    • Tinggi : 33 cm
    • Diameter : 72 cm

 

  • Tutup Kubur Batu (K.VI)

  • Inventarisasi : 1/15-10/BND/23
  • Alamat
    • Desa : Solonggodu
    • Kecamatan : Hu’U
    • Kabupaten : Dompu
    • Provinsi : NTB
  • Ukuran
    • Tinggi : 40 cm
    • Diameter : 122 cm

 

  • Tutup Kubur Batu (K.VII)

  • Inventarisasi : 1/15-10/BND/24
  • Alamat
    • Desa : Solonggodu
    • Kecamatan : Hu’U
    • Kabupaten : Dompu
    • Provinsi : NTB
  • Ukuran
    • Tinggi : 37 cm
    • Panjang : 75 cm

Benda ini merupakan tutup dari kubur batu. tutup kubur ini berada di tengah pekarangan masyarakat jaraknya agak berdekatan, dari pengamatan di lapangan kubur batu ini merupakan hasil tinggalan dari masa prasejarah tradisi megalitik.

Sket Gambar Keletakan Kubur Batu
  • Batu Keramat / Batu Duduk Raja (Wadu kadera)

  • Inventarisasi : 1/15-10/BND/25
  • Alamat
    • Desa  : Hu’U
    • Kecamatan : Hu’U
    • Kabupaten  : Dompu
    • Provinsi : NTB
  • Ukuran
    • Tinggi (sandaran) : 70 cm
    • Tinggi Keseluruhan : 310 cm
    • Lebar  : 180 cm
    • Tebal : 130 cm

Secara profan benda ini sudah tidak difungsikan tetapi masih dipercayai sebagai benda sakral. Fungsinya ini sebagai tempat duduk raja kecil (NCUHI), pejabat daerah, masa sebelum masuk Islam atau tradisi asli. Posisi batu berdekatan dengan situs Solongodu. Dari kursi raja ini dapat melihat jauh ke pantai dan bukit.batu ini terbuat dari batu alam yang sangat besar dan tinggi, dibagian atasnya sengaja dipahat / dibentuk untuk sandaran, terdapat bekas tapak kaki yang jumlahnya sepasang. menurut masyarakat setempat biasanya sang saja duduk diatas batu kursi ini bersama dengan permaisurinya.

Kursi Raja ini berada tidak terlalu jauh dari Sotus Solonggodu, dari Solonggodu berjalan kaki menuju arah Selatan menyusuri jalan setapak yang berada di areal perkebunan masyarakat. jika dilihat dari posisinya ada kemungkinan batu singasana raja ini merupakan satu kesatuan dengan situs Solonggodu, karena didekat singasana ini tepatnya sebelah selatan dari singasana ini terdapat bukit yang diatasnya terdapat lumpang-lumpang batu yang besar dan banyak, serta seperti parit-parit yang kemungkunan digunakan untuk mengaliri air hujan, dan bisa juga digunakan sebagai tempat untuk menjemur gabah padi.