Beranda blog Halaman 15

Pengumuman Hasil Seleksi Seniman GSMS 2023

0

Berdasarkan hasil seleksi dari Dinas Pendidikan Penyelenggara Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) Tahun 2023, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek menetapkan nama-nama seniman terpilih seleksi GSMS Tahun 2023.

Adapt daftar pengumuman seniman yang terpilih dapat diunduh pada tautan berikut: http://ringkas.kemdikbud.go.id/senimangsms2023

Bagi Seniman yang telah ditetapkan data segera menghubungi Dinas Penyelenggara GSMS Tahun 2023 untuk melakukan koordinasi pelaksanaan pembelajaran GSMS paling lambat Kamis, 22 Juni 2023 (daftar kontak dinas terlampir).

Panitia penyelenggara mengucapkan terima kasih atas partisipasi para pendaftar dan sekaligus selamat kepada para seniman yang telah terpilih. Keputusan hasil seleksi bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

Ajak Masyarakat Menjaga Kebudayaan Kerinci Melalui Festival Budaya Kenduri Sko

0

Kerinci, Jambi – Berlokasi di Desa Pelompek, Kecamatan Tujuh Gunung, Kabupaten Kerinci, Jambi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar Kenduri Sko sebagai rangkaian dari Kenduri Swarnabumi. Kenduri Sko merupakan festival budaya masyarakat Kerinci sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas sumber daya alam yang melimpah dan hasil panen yang didapat masyarakat, sekaligus berterima kasih kepada roh nenek moyang atas pusaka tanah yang telah diwariskan.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra mengatakan Kenduri Sko merupakan rangkaian dari festival budaya Kenduri Swarnabhumi yang nantinya akan melibatkan 13 Kabupaten/Kota di seluruh Jambi, termasuk di Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat. Adapun pameran Kenduri Swarnabhumi dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan peran masyarakat untuk melestarikan kebudayaan dan menjaga lingkungan sebagai bagian dari peran pemajuan kebudayaan.

“Kenduri Sko adalah pengikat persatuan dari masyarakat Kerinci, tidak hanya suku di Kerinci tapi juga suku yang mendiami di sini. Ada suku Jawa, Batak, Padang, dan lain-lain,” ujarnya saat memberikan sambutan (17/6/23)

Di Kabupaten Kerinci sendiri, festival budaya Kenduri Sko dilaksanakan selama tiga hari, dimulai 17 Juni sampai 19 Juni 2023. Acara diisi dengan penampilan tari-tarian perwakilan 13 desa, lomba mancang adat, kuliner tradisional, dan berbagai acara lainnya.

Tak hanya, itu Direktur Perfilman, Musik, dan Media pun mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang terlibat dalam festival Budaya Kenduri Sko. Baik itu Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci, Lembaga Kerapatan Adat, hingga komunitas budaya setempat. Ia pun berharap, Kenduri Sko yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda tahun 2018 ini dapat dilestarikan keberlangsungannya oleh masyarakat Kerinci.

“Kami akan terus mengembangkan kebudayaan di Kabupaten Kerinci. Beberapa program juga akan kami arahkan untuk pemajuan kebudayaan,” tukasnya.

Pekan Kebudayaan Nasional Memanggilmu!

0

Ayo bergabung menjadi bagian dari Pekan Kebudayaan Nasional! Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membuka kesempatan bagi Sahabat Budaya untuk bergabung menjadi tim Sekretariat Pekan Kebudayaan Nasional.

Persyaratan:

• Pria/Wanita
• Usia maksimal 30 tahun
• Mempunyai pengalaman kerja di bidang administrasi minimal 1 tahun
• Lulusan D3 dan S1 semua jurusan
• IPK minimal 3,00
• Menguasai Ms. Office dan dokumen online seperti Google Spreadsheet, Google Form, dll.
• Mampu berkomunikasi dengan baik
• Mampu bekerja di bawah tekanan
• Teliti, rajin, dan cekatan
• Diutamakan berdomisili di Jabodetabek

Kirimkan CV dan Surat Lamaran yang ditujukan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan ke surel/email budayasaya@gmail.com paling lambat 20 Juni 2023.

Peningkatan Kompetensi Penyuluh Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Tingkat Terampil

0

Yogyakarta – Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kompetensi Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan YME Tingkat Terampil di Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan dari 8 s.d. 11 Juni 2023 dan diikuti oleh 37 orang calon penyuluh kepercayaan dari berbagai organisasi atau paguyuban penghayat kepercayaan di Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

Peningkatan kompetensi ini diselenggarakan secara kolaboratif antara pemerintah melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan juga Pihak Masyarakat Adat selaku pemangku kepentingan di bidang kepercayaan terhadap Tuhan YME, Organisasi Persada dan MLKI mewakili kalangan penghayat kepercayaan.

Tujuan kegiatan ini adalah menyiapkan tenaga penyuluh bidang Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Tingkat Ahli yang telah tersertifikasi dan telah memenuhi Standar Kompetensi Kerja (SKK) Penyuluh Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, menyiapkan tenaga didik kepercayaan yang memiliki kinerja tinggi dan kompeten sesuai dengan tugasnya, serta memenuhi layanan pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada satuan pendidikan.

Program Peningkatan Kompetensi Penyuluh Kepercayaan merupakan implementasi dari Permendikbud Nomor 27 tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada Satuan Pendidikan. Pelatihan penyuluh kepercayaan berbasis kompetensi ini pertama kali dilaksanakan pada 2017 di Solo.

Dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan kepercayaan, ketersediaan guru masih menjadi problem utama yang harus segera diselesaikan. Tentunya guru merupakan komponen penting di dalam pelaksanaan suatu kurikulum pendidikan. Namun faktanya, hingga saat ini belum ada tenaga didik yang berlatar belakang guru pendidikan kepercayaan. Kehadiran penyuluh kemudian menjadi solusi strategis di dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan kepercayaan. Penyuluh diharapkan dapat menjadi “sekoci” yang mengantarkan anak-anak penghayat kepercayaan mendapatkan haknya di bidang pendidikan.

Antusias Pandu Budaya Malaumkarta Menggerakkan Festival Egek di Papua Barat Daya

0

Dalam upaya percepatan pemajuan kebudayaan masyarakat adat Kemendikbudristek menggelar program Sekolah Lapang Kearifan Lokal, yaitu program yang dijalankan secara partisipatif bersama masyarakat adat, yang dirancang sebagai program penguatan kapasitas subyek dalam rangka pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat adat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat KMA, Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Masyarakat adat Suku Moi yang mendiami Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon, Sorong, Papua Barat Daya ditunjuk sebagai percontohan pemajuan kebudayaan, sesuai dengan usulan dari diskusi dengan berbagai praktisi budaya dan pemeharti budaya di wilayah Provinsi Papua pada bulan Februari 2023.

Berdasar kepada pembekalan SLKL yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2023 lalu, para pandu budaya Malaumkarta bersepakat untuk menjadikan Upacara Egek sebagai momentum aktualisasi ekspresi budaya  kepada masyarakat terbuka dalam bentuk Festival Egek yang pertama. Egek merupakan peringatan budaya yang terlahir dari tanah Papua, yakni cara masyarakat melestarikan alam secara tradisional. Esensinya adalah mengambil secukupnya, memberi jeda kepada alam untuk tumbuh dan beregenerasi.

Mengambil tema “Ko Jaga Alam, Wariskan Budaya Egek Suku Moi,” festival ini dilaksanakan di lapangan bola Molgasi Malaumkarta mulai tanggal 5 s.d. 8 Juni 2023. Festival Egek mendapat dukungan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.

Festival Egek dibuka secara resmi dengan pemukulan alat musik tifa oleh Pj Bupati Sorong, Pj Gubernur Papua Barat Daya, dan pejabat lainnya. Dilanjutkan dengan Upacara Fie, yakni ritual suku Moi membuka Egek yang dipimpin oleh ketua tetua adat. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk permohonan izin kepada leluhur untuk mengambil hasil laut serta memohon keselamatan untuk masyarakat Moi yang bertugas menyelam untuk mengambil hasil laut. Dalam ritual Fie, dewan adat menyiapkan beberapa persembahan untuk leluhur seperti pinang, sirih, kapur, rokok, kain tenun, nasi kuning, sagu iris, ampas sagu untuk ditebarkan di bibir pantai. Juga penyerahan alat tangkap ikan seperti kacamata molo dan jerat pancing yang telah didoakan kepada para penyelam.

Festival Egek I tahun 2023 ini dimeriahkan oleh atraksi yang syarat akan seni dan budaya, lomba tarian adat, nyanyian adat, cerita dengan Bahasa lokal Bahasa Moi, Lomba Klakfo (permainan tradisional Moi), stand budaya yang menyajikan kuliner dan kerajinan adat, dan panggung hiburan. Serta kunjungan ke alam Malaumkarta Raya yang masih asri seperti jelajah lokasi burung, wisata malam ke pulau Um melihat penyu bertelur, mengunjungi spot wisata alam goa dan air terjun, hingga menyelami keindahan bawah laut di mana terdapat karang dan bangkai pesawat bekas PD II.

Mayarakat Malaumkarta Raya bersyukur kegiatan ini berjalan dengan lancar, berkat kekompakan warga dan pandu budaya dalam menyemarakkan upacara adat warisan leluhur yang dibalut dalam bentuk festival ini.

“Terima kasih dengan adanya program kebudayaan (Sekolah Lapang Kearifan Lokal) ini generasi muda dapat menyerap cerita-cerita dari para tetua adat terutama dalam hal kebudayaan. Mereka (pandu budaya) secara kreatif meningkatkan budaya Suku Moi agar lebih menarik,” ungkap Jefri Mobalen, Kepala Kampung Malaumkarta.

“Semoga budaya-budaya suku Moi ini tidak hilang, pengetahuan dari tetua-tetua adat bisa dieksplorasi dan diserap oleh generasi muda. Pendidikan di Malaumkarta ini sudah berjalan, kami berharap kebudayaan juga masuk ke dalam kurikulum Pendidikan tersebut,” tutup Jefri.

Opyor Kalami, Ketua Pandu Budaya Malaumkarta menyebutkan jika tanpa semangat dan rasa cinta kepada budaya asli suku Moi, festival ini tidak akan berjalan dengan meriah.

“Jangan kita telantarkan budaya, karena budaya itu adalah identitas diri kita. Berbicara tentang budaya itu menyangkut dengan agama (kepercayaan), perlakuan kita terhadap alam, hewan, dan tumbuhan. Kami berharap teman-teman tidak terlena dengan budaya luar, fokuslah dengan budaya kita sendiri, budaya Suku Moi Besar, ” pungkas Opyor.

Masyarakat adat suku Moi berharap budaya mereka tetap lestari, karena bagi mereka alam adalah sebagai sumber penghidupan dan budaya sebagai cara melindungi alam tersebut. Karena itu Jefri sangat mengapresiasi dengan diselenggarakannya program Sekolah Lapang Kearifan Lokal.

SMA Negeri 7 Purworejo dan Gedung Pusat UGM Menuju Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional

0

Purworejo – Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersama dengan Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN) melaksanakan kegiatan ekskursi ke SMA N 7 purworejo (25/5). Kunjungan ini juga sekaligus untuk menandatangani Naskah Rekomendasi TACBN yang akan diserahkan kepada Mendikbudristek. Ini merupakan pertama kali dalam sejarah TACBN, penandatanganan Naskah Rekomendasi dilaksanakan langsung di lokasi.

Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Pelindungan Kebudayaan,  Ketua DPRD dan Wakil Ketua DPRD Purworejo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Kepala BPK Wilayah X, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, TACBN, Budayawan dan Sejarawan Kabupaten Purworejo, dan Gibran Natareja, yang tidak lain adalah canggah dari Pahlawan Nasional Otto Iskandardinata, alumni Eks HKS Purworejo Tahun 1920.

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMAN 7 Purworejo, Niken Wahyuni, M.Pd. menyampaikan bahwa SMA N 7 Purworejo semula adalah Eks HKS (Hogere Kweekschool), sekolah yang sudah melahirkan tokoh-tokoh pergerakan Nasional Indonesia di antaranya adalah Bapak Otto Iskandardinata. “Kompleks Eks HKS ini digunakan Belanda untuk pendidikan guru, sehingga diharapkan nilai dan fungsi dari gedung ini tidak akan berkurang, begitu juga pelestariannya. Semangat itu akan terus kami gelorakan agar siswa-siswi almuni SMAN 7 Purworejo dapat menjaga nama baik alumni-alumninya dan menjadi seperti tokoh-tokoh besar sebelumnya,” tambahnya. Sekolah ini berada di Jalan Kompleks Eks HKS atau yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Ki Mangun Sarkoro.

Perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Bapak Kuncoro menyampaikan bahwa pengusulan penetapan cagar budaya Eks HKS ini diinisiasi oleh SMAN 7 Purworejo dan Dinas Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. Saat itu Kabupaten Purworejo sendiri belum memiliki TACB, namun pada akhirnya pengkajian dibantu oleh TACB Provinsi Jawa Tengah.

Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Purworejo Diyah Woro Setyaningsih turut menyatakan bahwa Pemanfaatan gedung Eks HKS ini selain untuk SMA 7 juga digunakan untuk SMP N 1, Badan Kesbangpol Purworejo, dan Dispora Purworejo.

Ketua TACBN Surya Helmi menyampaikan bahwa sidang penetapan Cagar Budaya Nasional SMAN 7 Purworejo ini dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2023 oleh TACBN dengan agenda merumuskan nilai penting menurut Pasal 42 UUD No. 11/2010 tentang Cagar Budaya, bahwa sekolah guru pertama yang berbahasa Belanda pertama ini dapat direkomendasikan sebagai CBN. “Kita harus berbangga hati karena tidak mudah mempertahankan nilai kesejarahan suatu cagar budaya di tengah gempuran arus modernisasi, sehingga diharapkan ke depannya juga mampu mempertahankan pelestariannya sebagai CBN,” tambahnya.

Sejalan dengan itu, Judi Wahjudin selaku Direktur Pelindungan Kebudayaan mengapresiasi semangat dari sekolah, dinas, ketua DPRD Purworejo yang bersama-sama menjaga dan mendorong penetapan kompleks Eks HKS ini menjadi CBN.

Beliau juga menyampaikan legalitas Cagar Budaya di tingkat kabupaten atau provinsi maupun nasional baru awal dari perjuangan. “Selanjutnya upaya pelestarian harus dilaksanakan dengan koordinasi dengan BPK Wilayah X, bagaimana kemudian kaidah-kaidah pengamanan dan pemugarannya. Selain itu juga, saya mengapresiasi pemerintah Kabupaten Purworejo dalam melestarikan Cagar Budaya di mana dengan ditetapkannya Eks HKS ini menjadi contoh bahwa pelestarian Cagar Budaya tidak hanya menjadi tugas pemerintah pusat saja, tetapi juga pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi. Ke depannya (Gedung Eks HKS) dapat menjadi destinasi wisata sejarah dan budaya yang memperkuat karakter bangsa,” tambah Judi.

Kegiatan ekskursi TACBN dan tim dilanjutkan dengan mengunjungi Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terletak di Jalan Kaliurang, Caturtunggal, Sleman, Provinsi DIY. Pihak UGM sendiri diwakili oleh Direktur Aset UGM Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M. Eng dan Direktur Perencanaan UGM, Ely Susanto, SIP, MBA, PhD. Dalam sambutannya, Direktur Pelindungan Kebudayaan, Judi Wahjudin menyampaikan terima kasih karena telah mengapresiasi dan memfasilitasi TACBN dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk melakukan peninjauan lapangan langsung ke Gedung Pusat UGM terkait penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional.

Dalam kunjungan ini Direktur Pelindungan Kebudayaan juga menyampaikan harapannya untuk dapat mendukung pengusulan Gedung Pusat UGM agar ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat nasional. Sejalan dengan itu, Ketua TACBN Surya Helmi juga memberikan dukungan. “Dahulu, 15 tahun yang lalu, saya bersama komisi X DPRD Yogyakarta melakukan sosialisasi UU Cagar Budaya di Gedung ini, sekaligus juga dulu pernah kuliah di sini,” tambah Surya Helmi.

Ketua TACBN Surya Helmi juga menyampaikan bahwa pada prinsipnya proses penetapan CBN dilakukan berdasarkan usulan yang telah diberikan oleh pemerintah daerah. Dalam sidang perdana 23-26 Mei 2023 ini, TACBN membahas sembilan usulan dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Akan tetapi tidak semua usulan tersebut dapat diterima untuk ditetapkan sebagai CBN karena kurangnya nilai penting sesuai Pasal 42 UUCB. “Untuk Gedung Pusat sendiri sudah memenuhi tiga poin kriteria dalam Pasal 42, salah satunya yakni karya adiluhung, suatu kriteria yang cukup sulit untuk dicapai oleh suatu cagar budaya,” ujar Surya Helmi lebih lanjut.

“Kami harap semoga naskah rekomendasi yang telah kami kaji dapat segera ditetapkan melalui keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional,” tutup Surya Helmi. Kajian lapangan ini ditutup dengan peninjauan oleh TACBN dan Tim Kemdikbudristek ke ruang balai senat, balairung, dan beberapa ruang yang masih asli yang terdapat di Gedung Pusat UGM.

Pengumuman Audisi Orkestra Gita Bahana Nusantara 2023

0
Pengumuman Audisi Orkestra GBN 2023.

Setelah melalui tahap seleksi administrasi dan audisi tahap I secara daring, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melaksanakan audisi tahap II yang dilaksanakan secara luring di Galeri Nasional, Jakarta dan SMM Yogyakarta. Setelah melalui audisi dan penilaian yang ketat, terpilih 64 peserta yang secara resmi menjadi bagian dari tim Orkestra Gita Bahana Nusantara 2023.

Peserta lolos audisi orkestra GBN 2023 untuk selanjutnya akan mengikuti pemusatan latihan bersama tim paduan suara pada bulan Agustus di Depok, Jawa Barat.

Daftar peserta lolos audisi orkestra Gita Bahana Nusantara 2023 dapat diunduh pada tautan berikut: https://ringkas.kemdikbud.go.id/OrkestraGBN2023

Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

Selamat kepada peserta yang telah dinyatakan lolos menjadi anggota Gita Bahana Nusantara 2023. Kepada para pendaftar yang belum lolos, tetap semangat dan terus berlatih.

Kemendikbudristek Akan Menggelar Festival Budaya Spiritual di Solo

0

Kota Solo sebagai Kota Inklusif yang selalu memberikan ruang ekspresi, interaksi dan pelayanan kepada semua agama dan kepercayaan, siap menjadi tuan rumah Festival Budaya Spiritual 2023. Festival ini diselenggarakan dalam rangka menyambut 1 Suro yang jatuh pada 18-19 Juli 2023. Kota Solo dipilih karena sejarah panjangnya dan hampir seluruh wilayah di Jawa Tengah memiliki banyak penganut Kepercayaan Terhadap Tuhan YME. Berdasarkan data Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, terdapat 53 organisasi kepercayaan terhadap Tuhan YME yang berdomisili di Solo dan sekitarnya.

Festival Budaya Spiritual 2023 akan melibatkan perwakilan  penghayat se-Jawa Tengah, menggandeng FKUB Jawa Tengah dan FKUB Kota Solo dalam sarasehan budaya spiritual. Direktur Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbudristek, Sjamsul Hadi menambahkan, jika festival tersebut akan digelar di Balai Kota Solo.

“Kegiatan ini merupakan salah satu wadah bagi warga penghayat kepercayaan untuk lebih bisa membangun jati diri sehingga lebih nampak eksistensinya,” ujar Sjamsul Hadi.

Sjamsul Hadi kemudian menambahkan jika saat ini Solo bukan hanya merupakan poros kota inklusif, namun juga kota toleransi, dimana semua agama difasilitasi untuk dapat menggunakan area publik di Plaza Balai Kota Solo dan Jalan Jenderal Sudirman, terutama pada perayaan kegiatan Hari Raya setiap agama.

“Ini dapat menjadi praktik baik yang bisa menjadi dorongan semua kabupaten/kota di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk menerapkan hal serupa,” pungkas Sjamsul Hadi.

Rangkaian Festival Budaya Spiritual  dimeriahkan Kirab Budaya 1 Suro,  Festival Makanan Tradisional,  pameran produk UMKM, dan Sarasehan,  acara puncaknya pada tanggal 19 Juli diselenggarakan ruwatan masal  dan pagelaran Wayang Kulit.

Melalui acara ini diharapkan nantinya warga penghayat yang memiliki KTP dengan mencantumkan agama tertentu bisa berganti menjadi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana yang diyakininya. Karena tujuan dari acara ini adalah mendorong upaya setara dalam layanan bagi penghayat Tuhan YME.

Sidang Perdana Kajian Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional 2023

0

Yogyakarta (23/05/23) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pelindungan Kebudayaan menyelenggarakan Sidang Perdana Kajian Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional 2023 di Yogyakarta.

Sidang kajian ini digelar selama 4 hari mulai dari Selasa, 23 Mei 2023 hingga Jumat, 26 Mei 2023 di Hotel 101 Yogyakarta Tugu. Sidang perdana TACBN ini dihadiri oleh Judi Wahjudin (Direktur Pelindungan Kebudayaan), M. Natsir Ridwan Muslim (Koordinator Kelompok Kerja Warisan Budaya yang Ditetapkan), Joshua Adrian Pasaribu (Pamong Budaya), Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN), dan seluruh staf Kelompok Kerja Warisan Budaya yang Ditetapkan (WBT).

“Sidang kajian perdana ini agendanya selain membahas usulan Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah, juga membahas usulan Cagar Budaya dari Provinsi D.I.Yogyakarta,” usar Surya Helmi selaku Ketua TACBN.

Sejalan dengan itu, Ketua TACBN Surya Helmi juga menyampaikan bahwa dalam sidang ini juga dilakukan diskusi dengan pemangku kepentingan (stakeholders) dari Purworejo dan Yogyakarta yakni perwakilan dari DPRD Kabupaten Purworejo, Dinas Kebudayaan Kabupaten Purworejo, SMAN 7 Purworejo, Tim Ahli Cagar Budaya Purworejo, perwakilan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, perwakilan Keraton Yogyakarta, dan perwakilan dari Keraton Surakarta serta Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X terkait pelestarian Cagar Budaya.

Diskusi tersebut perlu dilakukan mengingat pentingnya pelestarian Cagar Budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat saja, melainkan menjadi tanggung jawab dari seluruh pihak. Pertemuan kali ini juga membahas sekaligus melakukan pengecekan atas usulan-usulan dari daerah berikut nilai pentingnya untuk dapat dikaji sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional.

Adapun usulan Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi D.I.Yogyakarta meliputi:

CAGAR BUDAYA USULAN PROVINSI JAWA TENGAH

  1. Situs Cagar Budaya Kompleks Eks Hoogere Kweekschool (SMA Negeri 7) Purworejo, Kab. Purworejo, Jawa Tengah;
  2. Situs Cagar Budaya Liyangan, Kab. Temanggung, Jawa Tengah.

CAGAR BUDAYA USULAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

  1. Situs Cagar Budaya Tamansari, Kota Yogyakarta;
  2. Situs Cagar Budaya Makam Raja di Imogiri, Kab. Bantul;
  3. Bangunan Cagar Budaya Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM), Kab. Sleman;
  4. Bangunan Cagar Budaya Wisma Kaliurang, Kab. Sleman;
  5. Struktur Cagar Budaya Selokan Mataram, Kab. Sleman;
  6. Struktur Cagar Budaya Jembatan Gantung Bantar, Kab. Bantul dan Kab. Kulon Progo;
  7. Bangunan Cagar Budaya Monumen Rumah Makan Sate Puas, Kota Yogyakarta.

Hadroh, Potensi Budaya Masyarakat Cipinang Besar Selatan

0
Festival Hadroh Olahrasa Cipinang Besar Selatan

Jakarta – Bertempat di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, Direktorat Jenderal kebudayaan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat menyelenggarakan Festival Hadroh dengan mengusung tema “ Memperkuat Persaudaraan Sejati dalam Nuansa Islami”. Festival ini diikuti oleh tim Hadroh dari 10 Rukun Warga (RW) di Kelurahan Cipinang Besar Selatan.

Hadroh sendiri merupakan seni musik bernuansa Islami yang berkembang di masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta, ia dimainkan oleh kalangan usia anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orangtua. 

Bagi masyarakat Cipinang Besar Selatan (CBS), hadroh merupakan salah satu potensi seni musik yang dimiliki. Setiap RW yang ada di wilayah kelurahan memiliki tim/grup hadroh masing-masing. Senapas dengan tema acara, ikatan rasa dan persaudaraan masyarakat kelurahan tersebut diharapkan dapat semakin erat melalui festival ini.

Dukungan dari pemerintah pusat terhadap kegiatan di kelurahan tersebut diapresiasi oleh Lurah CBS, Dwi Sugiarti. “Terima kasih kepada Kemendikbudristek atas kepercayaan penyelenggaraan di kelurahan Cipinang Besar Selatan terutama pada kegiatan Festival Hadroh ini” ujarnya. Dia pun berharap dukungan dan kerja sama seperti ini dapat berlanjut.  

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Olahrasa yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan. Olahrasa merupakan upaya untuk memberikan ruang kepada potensi budaya lokal yang hidup di masyarakat. Kegiatan-kegiatan budaya di dalamnya pun merupakan inisiatif warga. 

Salah satu semangat dari Olahrasa ini adalah upaya pembinaan potensi lokal. Karenanya, kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai lomba tapi juga akan dilakukan pembinaan kepada para pemenang Festival Hadroh ini.