Surabaya Melawan 6000 Pasukan Inggris

0
1673

Kaleidoskop Presiden Republik Indonesia-Museum Kepresidenan “Balai Kirti”

Surabaya menjadi ajang pertempuran yang paling hebat selama Revolusi Kemerdekaan, sehingga menjadi lambang perlawanan nasional. Di kota yang sedang bergolak inilah kira-kira 6.000 pasukan Inggris yang terdiri atas serdadu-serdadu India tiba pada 25 Oktober untuk mengevakuasi para APWI (Allied Prisoners of War and Internees) yaitu bekas tawanan Jepang dan kaum interniran. Dalam waktu tiga hari, pertempuran pun berkobar. Ribuan tentara nasional Indonesia, dari anggota Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan sejumlah kesatuan badan perjuangan melakukan kontak senjata dengantentara sekutu-Inggris. Pihak Inggris kemudian meminta Sukarno, Hatta, dan Amir Syarifuddin datang ke Surabaya pada 28 Oktober 1945. Pada 30 Oktober 1945 berhasil dicapai persetujuan gencatan senjata. Akan tetapi, setelah Presiden Sukarno kembali ke Jakarta pertempuran meletus kembali. Pada pertempuran ini panglima pasukan Inggris di Surabaya, Brigadir Mallaby terbunuh. Pihak Inggris kemudian mendatangkan pasukan dan peralatan perang yang lebih besar. Pada 10 November 1945 Inggris menyerang Surabaya secara besar-besara. Hari yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan itu Inggris memulai suatu aksi pembersihan berdarah di pelosok kota dengan pemboman dari laut dan udara. Dalam waktu tiga hari, hampir separuh kota berhasil dikuasai pihak Inggris, tetapi pertempuran baru berakhir tiga minggu kemudian. Sedikitnya enam ribu rakyat Indonesia meninggal dunia dan ribuan lainnya terpaksa meninggalkan kota yang hancur itu.

Tim storyline Museum Kepresidenan “Balai Kirti” Bogor