Batik : Sebuah Konsepsi Estetika Seni Jawa yang Adiluhung, Indah bagai di Awang

0
10146
Batik motif kawung
Batik motif kawung (koleksi Sayu Wiwit)

 

 

BPNB DIY, April 2019 – Pada mulanya, seni batik lahir dari konsepsi estetika seni Jawa adiluhung yang berarti indah dan tinggi bagai di awang. Seni kerajinan batik di Indonesia berkaitan erat dengan tradisi sosial yang berlaku di dalam suatu lingkungan masyarakat. Batik juga merupakan salah satu hasil kerajinan bangsa Indonesia yang memiliki nilai seni budaya yang tinggi dan luhur. Asal katanya merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yaitu “amba” yang berarti menulis dan juga kata “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain sehingga dapat menahan masuknya bahan pewarna.

Ditinjau dari proses pengerjaan, pengertian kata benda, dan penggunaannya, batik selalu disebut sebagai kain bercorak. Kata batik dalam bahasa Jawa, berasal dari akar kata “tik”, mempunyai pengertian berhubungan dengan suatu pekerjaan halus, lembut, dan kecil yang mengandung unsur keindahan. Secara etimologis, kata batik berarti menitikkan malam dengan canting sehingga membentuk corak yang terdiri atas susunan titikan dan garisan.

Batik sebagai karya seni para pembatik, merupakan pengejawantahan kondisi yang mengelilinginya, maksudnya adalah apa yang diungkapkan pada media yang digunakan membatik merupakan curahan perasaan dan pemikiran terhadap kekuatan-keuatan di luar dirinya. Para pembatik menghasilkan rancangan batik melalui proses pengendapan diri dan meditasi untuk mendapatkan bisikan-bisikan hati. Membatik, dalam arti batik tulis, bukan hanya aktivitas fisik tapi mempunyai dimensi kedalaman yang mengandung doa atau harapan, serta pelajaran. Dengan batik tulis seseorang dapat menelusuri “serat-serat” kehidupan dan merangkainya dalam kerangka anyaman peristiwa selaras dengan kenyataan hidup. Hal ini yang memberikan nuansa magis terhadap produk batik tradisional selama ini. Batik tidak hanya indah dan tinggi nilainya tetapi juga menunjukkan betapa bangsa Indonesia kaya akan perbendaharaan simbolik.

Sebagai karya seni, kerajinan batik tradisional mempunyai unsur-unsur dalam bentuk proporsi, warna, dan garis yang diekspresikan dalam bentuk motif, pola, dan ornamen yang penuh dengan makna simbolis dan magis. Adapula yang berpendapat, batik adalah suatu karya seni penuh dengan makna simbolik, khususnya dalam ragam hias. Sebuah motif hiasan mengandung pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh pelukisnya. Seni batik tradisional merupakan simbol yang lengkap. Dikatakan demikian, karena simbol-simbol tersebut diciptakan dari adanya hasrat untuk menyampaikan pesan-pesan dan amanat untuk diwariskan ke generasi penerusnya. Makna simbolik yang terkandung dalam batik tradisional dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi warna serta dari segi motif.

Batik sebagai unsur budaya yang telah berkembang sejak lama dan meluas di Indonesia, memiliki banyak ragam motif. Motif sendiri adalah hiasan atau ornamentasi yang dilukiskan pada sebuah kain batik. Banyak motif batik yang dapat dikategorikan sebagai motif tradisional, yaitu motif yang berkembang sejak lama di suatu wilayah dan berkaitan dengan unsur lain sehingga menjadi ciri khas batik wilayah tersebut. Motif batik sendiri pada kenyataannya tidak bersifat statis melainkan bersifat dinamis. Motif-motif yang dianggap tradisional (karena menggunakan unsur-unsur desain lama) dapat dikembangkan lagi agar dapat memberi maupun menambah nilai artistik dan komersial dari batik itu sendiri. Beberapa motif pengembangan bahkan menjadi ciri khas wilayah, seperti batik Pekalongan yang dikembangkan oleh etnis peranakan dan Indis.

Batik, yang pada 2009 lalu, tepatnya pada tanggal 2 Oktober, telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity), harus kita lestarikan. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk melakukannya, salah satunya yang paling mudah yaitu dengan mencari tahu apakah batik itu. Dengan diawali rasa ingin tahu, perlahan akan muncul ketertarikan. Hal tersebut nantinya dapat membawa pada rasa mencintai. Apabila kita sudah cinta, sudah barang tentu kita akan selalu menjaganya.

Mari, bersama-sama kita jaga Batik sebagai sebuah mahakarya Bangsa Indonesia.

sumber :
Batik Banyuwangi Motif Dan Perkembangannya (Ernawati Purwaningsih)
Jurnal PatrawidyaVol. 14, No. 4, Desember 2013: 717 – 744

 

Lestari Budayaku Lestari Negeriku,
Salam Budaya ??
(bpw)