“Gunakanlah tanganmu untuk merangkul, tidak untuk memukul..”

0
541
Kiai Landung dan Gus Pras tampil dalam Film Bioskop Keliling BPNB D.I. Yogyakarta
para penonton pada pemutaran film bioskop keliling di Nitikan, Yogyakarta

 

 

BPNB DIY, April 2019 – Kiai Landung (Kiai Haji D. Zawawi Imron) dan Gus Pras (Rendi Bragi) tampil di Pendopo Witso di wilayah Mendungan, Nitikan, Kota Yogyakarta, di dalam film bioskop berjudul “Penjuru Lima Santri” pada acara Pemutaran Film Bioskop Keliling (bioling) BPNB D.I. Yogyakarta, Sabtu malam, 13 April 2019. Acara dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, dan dihadiri oleh para warga masyarakat Mendungan dan sekitarnya, yang sebagian besar adalah para generasi muda.

Pada awalnya, acara dibuka oleh sambutan dari perwakilan Rukun Tetangga (RT) setempat. Beliau menyampaikan pesan dari Ketua RT yang kebetulan berhalangan hadir. Dalam pesan tersebut disampaikan bahwa program pemutaran film ini dapat memberi manfaat bagi generasi muda dan generasi di atasnya berupa tontonan yang memiliki nilai budaya serta berkarakter. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Kepala BPNB D.I. Yogyakarta. Beliau memberikan salam perkenalan dan mensosialisasikan keberadaan Kantor BPNB D.I. Yogyakarta dengan tugas dan fungsinya yang pada pengaplikasiannya, salah satunya adalah pemutaran film bioling ini. Menurut beliau, hal ini menjadi program BPNB D.I. Yogyakarta untuk memberikan sebuah tontonan yang dalam tujuannya memiliki misi untuk menunjukkan dan melestarikan kebudayaan (pemutaran film dokumenter produksi BPNB D.I. Yogyakarta), dan mengajak masyarakat mencintai film Indonesia, yang tidak sedikit pula memiliki kualitas yang bagus serta memiliki pesan moral yg dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Film yang diputar pada malam itu adalah film yang sarat akan nilai moral dan karakter yang membangun. Sopan santun, budi pekerti luhur, berbudaya dan berkarakter , di mana hal tersebut juga didasari dengan landasan agama yang kuat dan baik, adalah sebagian besar dari bait-bait cerita yang digambarkan pada film ini. Film-film bernilai moral seperti ini ada baiknya bila makin sering diproduksi dan disebar luaskan semaksimal dan seluas mungkin, baik kepada generasi muda maupun kepada masyarakat umum, agar sebuah tontonan dapat menjadi tuntunan, di mana dari apa yang digambarkan pada sebuah film, tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga berorientasi untuk memberikan edukasi dan membangun karakter yang berkualitas bagi penontonnya. Sudah seharusnya seluruh pihak bersama-sama untuk membangun bangsa dan negeri ini tanpa membeda-bedakan latar belakang yang dimiliki, bukan malah sebaliknya, seperti ucapan Kiai Landung (D. Zawawi Imron) yang menjadi inti cerita pada film yang diputar kali ini, gunakanlah tanganmu untuk merangkul, tidak untuk memukul...

Beberapa waktu kemarin kita melihat adanya sebuah kasus perundungan terhadap seorang anak oleh beberapa anak lainnya (perundungan terhadap Audrey), dan yang lebih membuat hati miris, mereka adalah anak-anak perempuan yang seharusnya memiliki jiwa kelembutan dalam keseharian mereka terhadap sesama. Pada film ini ditekankan adanya pesan moral tentang pentingnya memiliki adab dan rasa malu, yang tertayang pada ucapan Gus Pras (Rendi Bragi), Benar apa yang disampaikan kiai, sopan santun dan budi pekerti itu adalah kunci awal pembentukan karakter manusia, dan yang paling penting punya rasa malu kalau melakukan hal-hal yang dianggap tabu. Dari nilai-nilai moral yang tersebut di atas, hal tersebut dapat dijadikan sebuah teladan, agar kita sebagai penontonnya, dapat menghindari perbuatan yang tidak baik yang dapat kita lihat pada kasus perundungan Audrey. Di era keterbukaan sekarang, sudah seharusnya kita dan orang terdekat kita, utamanya para generasi muda, membentengi diri dari buruknya pengaruh tontonan yang pada zaman sekarang sangat-sangat mudah diakses oleh setiap orang lintas generasi.

Dengan film berkarakter, kita bangun bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas, berkarakter, dan berbudaya. Ayo tonton film-film Indonesia.

Lestari Budayaku Lestari Negeriku,
Salam Budaya ?
(bpw)