Batik : Karya Seni Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia

0
16883
Batik : Karya Seni Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia

 

 

BPNB DIY, Maret 2019 – Batik sebagai karya seni telah menjadi kekayaan budaya bangsa Indonesia dan yang banyak dikagumi khalayak dari berbagai penjuru dunia. Batik tidak hanya mempunyai nilai-nilai pada penampilannya saja, tetapi juga memiliki keindahan pada sisi rohani bermakna filosofi yang mendalam melalui ragam hiasnya. Pada mulanya batik hanya berkembang di seputar lingkungan Keraton saja, namun seiring perkembangan zaman, batik memperluas wilayah sebarannya hingga ke daerah pesisir, di mana hal ini membuka jalan untuk batik mendapatkan pengaruh dari luar (corak, gaya, dan lain-lain). Fungsi batik pun berkembang tidak hanya untuk busana tetapi juga untuk hiasan penghias ruangan dan lain sebagainya.

Ada dua makna besar batik bagi masyarakat Indonesia. Pertama, batik merupakan warisan kebudayaan dari nenek moyang bangsa Indonesia. Kedua, sebagai sebuah karya industri, batik merupakan sandaran kehidupan atau lapangan kerja bagi masyarakat yang terlibat di dalamnya. Dari Ujung Barat hingga Timur Indonesia, misalnya Medan, Padang, Palembang, Jambi, Bengkulu, Lampung, Cirebon, Garut, Tasikmalaya, Pekalongan, Banyumas, Yogyakarta, Surakarta, Lasem, Tuban,  Sidoarjo, Tulungagung, Kalimantan, Bali, Lombok, Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep), bahkan Papua, batik memiliki karakteristik sendiri.

Kondisi geografis pesisir pantai, yang dianggap lebih sering berinteraksi dengan dunia luar, memiliki peran dalam memunculkan corak batik khas pesisiran. Corak batik daerah pesisir lebih berani, yaitu bercorak bebas tanpa memiliki pakem didominasi warna menyala. Corak-corak batik pesisir dapat ditemukan dalam batik dari daerah Cirebon, Pekalongan, Tuban, Lasem, Indramayu dan Madura. Batik daerah ‘tengah’ masih memegang teguh pakem yang diturunkan dari nenek moyang, misalnya batik Jogja dan Surakarta, walaupun akhir- akhir ini batik Surakarta juga sudah berakulturasi dan mencoba akomodatif dengan permintaan pasar.

Seiring berjalannya waktu, dapat kita lihat dan bahwa batik berkembang dengan sangat dinamis. Batik dapat menyesuaikan posisinya dalam dimensi ruang, waktu, dan bentuk. Dalam hal ini dimensi ruang pada batik adalah dimensi yang berkaitan dengan wilayah persebaran batik di Indonesia yang pada akhirnya menghasilkan sebuah  gaya  kedaerahan  seperti  batik Yogyakarta, batik Surakarta, dan batik Pekalongan. Kemudian dalam dimensi waktu pengertiannya adalah dimensi yang berkaitan dengan perkembangan batik dari masa lalu hingga masa sekarang. Sedangkan dimensi bentuk adalah hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan dari makna batik itu sendiri.

Dari penjelasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa batik tidak hanya memiliki nilai seni, namun juga telah menjelma menjadi karya industri yang bernilai ekonomis dan multi fungsi. Selain dalam hal busana, pada penerapannya batik juga dapat difungsikan sebagai aksesoris, misalnya dompet, kipas, tas, gordyn, taplak meja, kain penutup kursi, sprei, dan aksesoris kombinasi barang-barang souvenir. Batik pun juga memiliki kedudukan istimewa dalam kebudayaan populer karena kegunaannya yang sangat luas di alam Indonesia modern. Di samping itu, tekstil batik juga memainkan peranan penting, baik dalam hal desain interior maupun dalam dunia busana.

Beberapa waktu yang lalu, Bangsa Indonesia disibukkan dengan adanya ‘pencaplokan‘ atau klaim kekayaan budaya seperti lagu Rasa Sayange, Tari Pendhet, Kesenian Reog, dan Batik oleh negara tetangga kita Malaysia. Peristiwa klaim kekayaan budaya oleh negara tetangga tersebut menggugah bangsa Indonesia untuk lebih serius memperhatikan kekayaan budaya warisan nenek moyang. Untuk menghindari tergugahnya rasa memiliki kekayaan budaya kita setelah terjadi klaim oleh pihak luar, sudah seharusnya kita mengenal dan mencintai budaya-budaya Indonesia sepanjang waktu. Jika bukan kita yang mencintai, menjaga dan memilikinya, siapa lagi yang akan melakukannya ?
Apakah hati dan rasa kita baru tergerak dalam rasa memiliki setelah negara lain melakukan klaim terhadap budaya kita ?

Yuk, kita lestarikan dan majukan budaya-budaya yang ada di Indonesia, agar tetap selalu ada dan semakin berkembang seiring laju perkembangan zaman.

sumber :
Batik Banyuwangi Motif Dan Perkembangannya (Ernawati Purwaningsih)
Jurnal Patrawidya, Vol. 14, No. 4, Desember 2013: 717 – 744

 

Lestari Budayaku Lestari Negeriku,
Salam Budaya ??
(bpw)