Jakarta – Musibah pandemi Covid yang menimpa negeri kita sudah menginjak satu tahun. Hari selasa lalu (23/03), pun menjadi penanda setahun sudah Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet beroperasi untuk mendukung upaya percepatan penanganan Covid. Dan, dalam perjuangan ini tercatat 858 tenaga kesehatan telah gugur di seluruh Indonesia.
Dalam rangka satu tahun usia RSDC Wisma Atlet, diadakan sebuah acara yang bertujuan untuk memperingati perjuangan tersebut sekaligus mengenang jasa para pahlawan medis yang telah gugur. Acara ini dihadiri juga oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid.
Dalam sambutannya, Hilmar Farid mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua tenaga kesehatan yang rela berada di garis depan meninggalkan keluarganya demi memerangi Covid dan melayani para pasien. Secara pribadi, Hilmar pun merasakan jasa besar para tenaga medis sebab dia pun adalah penyintas.
“Kesepian, kesendirian, ketakutan. Tapi alhamdulillah dengan pendampingan dari pada tenaga kesehatan saya bisa lolos dan kemudian sembuh. Dan saya mendoakan dan sangat berharap teman-teman yang sekarang dirawat juga akan sembuh dan pulang ke rumah masing-masing,” ucap Hilmar Farid.
Pada kesempatan ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan juga menyelenggarakan permainan angklung bersama yang dimainkan oleh seluruh pasien Covid dan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet. Angklung, di sini menjadi sebuah simbol kebersamaan dan kepaduan. Selain itu dengan memainan angklung bersama diharapkan dapat menjadi healing therapy dan hiburan bagi para pasien dan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet.
“Sebagai informasi saja, angklung ini juga kita beli dari para pengrajin… Ini hanyalah salah satu kontribusi kecil dari kita. Angklung yang teman-teman pegang itu dibuat oleh para pengrajin yang sekarang juga susah hidupnya, dan kita ingin mereka seperti kita juga bisa bangkit,” terang Hilmar Farid.
Seluruh rangkaian acara peringatan satu tahun RSDC Wisma Atlet hari itu berjalan dengan lancar. Seluruh pasien dan tenaga kesehatan mengikuti dengan antusias dan gembira hingga akhir. Tapi, tentu kita berharap bahwa peringatan di rumah sakit ini adalah yang pertama dan terakhir.