Mencintai Sejarah melalui Djokjakarta 1945

0
2691

Bapak proklamasi Indonesia, Ir Soekarno selalu menekankan slogan “Jas Merah” atau Jangan Sesekali Melupakan Sejarah kepada masyarakat Indonesia. Senada dengan Ir Soekarno, dewasa ini sudah banyak media yang digunakan untuk mempelajari serta memahami sejarah perjalanan bangsa. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh sebuah komunitas sejarah yang ada di Yogyakarta, Djokjakarta 1945.

Komunitas Djokjakarta 1945 merupakan komunitas pecinta sejarah yang fokus pada sejarah perjuangan, terutama sejarah dengan rentang waktu 1945 sampai 1950. Bermarkas di Pendopo Hotel Raditya Graha, Jl Sorosutan No 2, Umbulharjo, Djokjakarta, komunitas ini menawarkan media yang berbeda dari komunitas-komunitas sejarah lainnya yang ada di Indonesia.

Seperti yang dituturkan oleh Ketua Komunitas Djokjakarta 1945, Eko Penyo. Menurutnya, banyak media yang dapat dilakukan untuk mempelajari sejarah. “Kami kadang sowan ke rumah pelaku sejarah yang masih hidup atau keluarga pahlawan untuk menggali informasi sejarah. Selain itu, kami juga melakukan diskusi tentang informasi sejarah yang kami temukan dan mereka ulang sejarah dalam bentuk foto, artikel atau film dokumenter. Salah satu agenda tahunan kami adalah dengan mengadakan aksi teatrikal Serangan Umum 1 Maret di halaman Benteng Vrederburg,” jelas Eko Penyo.

Anggota dari komunitas ini merupakan sekumpulan orang-orang pecinta dan penggiat sejarah. “Kami adalah orang-orang yang mencintai dan peduli dengan sejarah Indonesia yang notabene bukan ahli sejarah,” tambah pria berumur 31 tahun ini.

Komunitas Djokjakarta 1945 aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kesejarahan di Yogyakarta dan Indonesia. Para anggota sering kali menjadi replika hidup tokoh atau pahlawan yang menjadi tema acara, seperti ketika Peringatan 100 Tahun Jend Sudirman, Yogyakarta belum lama ini. Mereka ada yang menjadi tokoh Jend Sudirman, lengkap dengan jubah, blangkon, dan tongkat yang menjadi ciri khas Pak Dirman. Dengan semboyan 3 M, yaitu Merti atau melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah, Museum atau merawat peninggalan museum, serta Monumen atau kegiatan membersihkan monumen bersejarah secara swadaya, komunitas ini menawarkan pemahaman sejarah yang menarik, tidak melulu hanya melaui media buku. Dengan cara ini, komunitas Djokjakarta 1945 berharap makin banyak masyarakat Indonesia yang memahami, dan pada akhirnya mencintai sejarah bangsa Indonesia.