You are currently viewing Pameran Lukisan Para Guru Se-JABODETABEK Resmi Dibuka
Para tamu undangan mendapatkan penjelasan dari peserta tentang lukisan yang mereka buat.

Pameran Lukisan Para Guru Se-JABODETABEK Resmi Dibuka

Kesenian adalah sebagian dari kebudayaan, yang timbul dan tumbuhnya amat berhubungan dengan jiwa perasaan manusia. Karena itu lebih dalam tertanamnya kesenian itu di dalam jiwa daripada kebudayaan lainnya.”

Peran besar seni dalam kehidupan dan pendidikan masyarakat tertuang melalui ungkapan dari Dr.(H.C) Ki Hajar Dewantara, sosok Pahlawan Nasional, adalah figur intelektual Indonesia yang sepanjang hidupnya sejak muda telah membangun karakter dirinya hingga menjadi orang yang sangat kuat mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negaranya. Pemikiran-pemikiran beliau yang cemerlang melihat nasib bangsanya, mendorong beliau mampu memetakan bangsa dan negara ini jauh ke masa di depannya, melalui perintisan pembangunan pendidikan formal yang berkembang sampai hari ini.

Dengan penekanan pada rasa dan karsa, sistem pendidikan Ki Hajar Dewantara memberikan ruang bagi kesenian. Menurut Beliau, kesenian adalah sebagian dari kebudayaan yang timbul dan tumbuhnya amat berhubungan dengan jiwa perasaan manusia. Karena itu kesenian itu lebih tertanam di dalam jiwa daripada kebudayaan lainnya.Ki Hajar memandang kesenian sebagai ekspresi budaya yang paling dalam karena kesenian berakar pada hati sanubari manusia, pada alam rasa dan karsa. Melalui kesenianlah semangat kebangsaan dan kesadaran untuk bangun dan berdiri diatas kaki sendiri terejawantah dari dalam jiwa masing-masing siswa.

Berangkat dari pemikiran tersebut, dan sekaligus untuk mengenang jasa dan perjuangan Ki Hajar Dewantara, Museum Basoeki Abdullah mengadakan Pameran Lukisan Para Guru se-JABODETABEK, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2017. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengingat kembali nilai eksistensi Ki Hajar Dewantara, yaitu dengan cara mengajak masyarakat terutama yang berkecimpung di bidang pendidikan untuk dapat kembali memberikan penghormatan terhadap Ki Hajar Dewantara, untuk bersama sama mengenang jasa dan meneladani sikap idealisme humanistik dan nasionalismenya, serta meneruskan perjuangan Beliau.

Pameran dibuka secara resmi pada hari Kamis, 4 Mei 2017, berlokasi di pelataran Gedung II Museum Basoeki Abdullah. Setelah diisi dengan pertunjukan seni berupa paduan suara dan tari-tarian dari sekolah Tirta Marta, acara dilanjutkan dengan laporan dari Kepala Museum Basoeki Abdullah, Joko Madsono. Melalui pameran ini Joko Madsono berharap agar para guru nantinya dapat menemukan gagasan ataupun mencari ide-ide baru untuk mengembangkan kekreativitasan mereka dalam aktivitas belajar mengajar di lingkungan sekolah masing-masing.

Para guru peserta pameran diperkenalkan satu persatu kepada tamu dan masyarakat yang hadir.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari kurator, Puguh Tjahjono dan Weye Haryanto, dan sekaligus mengenalkan ke-35 peserta kepada tamu dan masyarakat yang hadir pada kesempatan tersebut. Kasubdit Seni Rupa, Pustanto, yang pada acara tersebut mewakili Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengatakan bahwa sistem pendidikan Ki Hajar memberikan ruang yang lapang pada kesenian. “Melalui kesenian lah semangat kebangsaan dan kesadaran untuk bangun dan berdiri diatas kaki sendiri terejawantah dari dalam jiwa masing-masing siswa, “imbuhnya. Setelahnya, dilaksanakan kegiatan melukis bersama diatas kanvas dilaksanakan untuk menandakan bahwa pameran telah dibuka secara resmi, dan diakhiri dengan peninjauan area pamer lukisan para guru se-JABODETABEK.

Pameran Lukisan Para Guru se-JABODETABEK juga dirancang untuk menjadi sebuah media  penyaluran aspirasi dan sosialisasi atas ekspresi kreatif dari  para Guru Seni Budaya sebagai suatu langkah strategis dalam memberikan keteladanan kepada para siswanya. Selain itu melalui kegiatan ini juga bertujuan sebagai media bertukar pengalaman kreatif, pengalaman dikdaktis, dan juga diharapkan sebagai ajang berbagi gagasan untuk mengembangkan pendekatan- pendekatan  pendidikan taktis dalam bidang seni rupa.

Adapun tujuan kegiatan tersebut antara lain adalah: Memperoleh makna dan nilai yang lebih mendalam serta strategis terhadap Perayaan Hari Pendidikan Nasional; Meningkatkan semangat dan motivasi kepada para Guru Seni Budaya se-JABODETABEK agar tetap mengaktifkan daya kreativitasnya untuk selalu berkarya sehingga terus menerus terinspirasi dalam rangka mendidik para siswa melalui olah kreativitas seni rupa, demi melaksanakan pembinaan karakter dan integritas kepribadian para siswa; Tetap terjaga dan makin tertanamnya jiwa patriotisme dan nasionalisme yang pernah diteladankan oleh Ki Hajar Dewantara melalui jalur pendidikan; Meningkatkan kesadaran seluruh komponen pendidikan maupun masyarakat umum terhadap arti pentingnya Museum Basoeki Abdullah sebagai salah satu instrumen pendidikan ataupun pusat kajian yang sarat dengan pengajaran nilai sejarah, estetika dan juga bermuatan pendidikan humaniora; dan serta semakin mengokohkan integritas cinta Indonesia dari seluruh lapisan masyarakat serta para peserta didik melalui pengenalan dan penghormatan lebih jauh terhadap tokoh–tokoh nasional yang sudah terbukti memiliki peran dan jasa bagi bangsa dan negara hingga menembus ke depan, di luar jamannya.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Bapak Hilmar Farid, menyambut baik kegiatan Pameran Lukisan Para Guru se-JABODETABEK, karena dengan diadakannya kegiatan tersebut, para guru diharapkan dapat kembali memperdalam olah rasa dan olah karsa melalui kesenian yang bagi Ki Hajar Dewantara merupakan unsur penting dalam pendidikan. “Semoga karya-karya seni lukis para guru se-JABODETABEK ini, senantiasa dalam semangat pendidikan nasional, yaitu dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang berkarakter dan terus mengasah ‘keluhuran budi pekerti’ dalam semangat Revolusi Mental,” imbuhnya.

Guru-guru yang yang mengikuti kegiatan pameran ini secara keseluruhan berjumlah 35 orang guru dari wilayah JABODETABEK, dengan jumlah karya masing-masing peserta adalah 1 buah karya seni lukis di media kanvas. Jumlah 35 lukisan sendiri dipilih karena disesuaikan terhadap kapasitas ruang pamer Museum Basoeki Abdullah. Adapun tema dan obyek lukisan yang dipamerkan memiliki tema umum, yakni “Penghormatan Kepada Ki Hajar Dewantara.” Karya-karya ini akan bersanding dengan karya “Ki Hajar Dewantara,” karya maestro lukis Basoeki Abdullah.

Lukisan para guru tersebut nantinya akan dapat dinikmati oleh masyarakat luas setelah tanggal peresmian, yakni 4 Mei 2017. Pameran akan berlangsung mulai tanggal 4 hingga 30 Mei 2017, berlokasi di Gedung II Museum Basoeki Abdullah, Jalan Keuangan Raya No. 19, Cilandak Barat, Jakarta. Adapun bagi masyarakat yang ingin menyaksikan pameran tersebut cukup dikenakan biaya masuk museum, yakni Rp. 2000 untuk dewasa, dan Rp. 1000 untuk anak-anak.