Setelah berlangsung selama lima hari, Lomba Cerdas Cermat Museum 2022 pada hari ini, 10 September 2022 resmi berakhir. Provinsi Sulawesi Tengah terpilih menjadi pemenang, setelah pada babak final tadi menjadi tim dengan raihan nilai terbaik, yakni 5600 poin. Adapun peserta lainnya, yakni Provinsi Riau dan Provinsi Lampung, memperoleh gelar juara II dan III dengan raihan nilai 4600 dan 3800 poin.
Selain juara utama I, II dan III, pada hari ini juga diselenggarakan perebutan juara harapan I, II dan III, yang diikuti oleh Provinsi D.I Yogyakarta, Provinsi DKI Jakarta, dan Provinsi Kalimantan Timur. Gelar juara harapan I diraih oleh D.I Yogyakarta dengan raihan nilai 5100 poin, juara II oleh DKI Jakarta dengan 3650 poin, dan Kalimantan Timur sebagai juara III dengan 3250 poin.
Lomba Cerdas Cermat Museum (LCCM) telah berlangsung sejak 2015 lalu. Pada tahun ini LCCM diikuti oleh perwakilan siswa dari 32 provinsi, yang telah melewati tahap seleksi yaki penyisihan, semifinal dan final. LCCM diselenggarakan dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai kebudayaan serta meningkatkan apresiasi masyarakat, khususnya para pelajar, terhadap budaya Indonesia.
Plt. Kepala Museum Nasional, Sri Hartini, menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada para peserta yang telah mengikuti kegiatan ini. Melalui LCCM ini Sri Hartini berharap agar para siswa menambah wawasan tentang kebudayaan, sejarah, dan pengetahuan.
“Tentu saja kami juga ingin memberikan semangat kejuangan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa terutama memberikan dorongan dan motivasi untuk mengisi apa yang sudah diwariskan oleh para founding fathers dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat bangsa dan negara” Ujar Sri Hartini.
Sri Hartini menambahkan bahwa jangan ada anggapan bahwa anak-anak cerdas hanya perihal ilmu fisika, kimia atau matematika. Tetapi juga mengenai sejarah dan budaya. Adapun materi yang dilombakan pada LCCM 2022 mengandung unsur Pengetahuan Umum Kebudayaan, Sejarah Perjuangan Bangsa dan Permuseuman. Materi-materi lomba tersebut sendiri disiapkan oleh Perkumpulan Prodi Sejarah Indonesia (P3I).