Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan RI “ Senandung Ibu Pertiwi” resmi di tutup setelah digelar genap 30 hari sejak dibuka mulai 1 Agustus 2017. Acara penutupan diselenggarakan pada 30 Agustus 2017, pukul 19.30 WIB, di Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Acara ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, Menteri Sekretariat Negera Praktikno, Deputi 1 bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana Negara Taufik Sukasah, Gurbenur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.
Dilaporkan langsung oleh Taufik Sukasah, pameran yang digelar untuk kedua kalinya ini kembali disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Tak hanya pameran pelbagai program publik yang menjadi rangkaian kegiatan pameran turut direspon positif juga. “Selama satu bulan menyelenggarakan berbagai program untuk memeriahkan pameran ini. Mulai dari workshop seni bagi difabel, diskusi pakar seni, lomba lukis tingkat nasional, hingga workshop apresiator terhebat. Selama satu bulan pula kami menemukan angka pengunjung yang meningkat. Banyaknya jumlah pengunjung lebih banyak dari tahun lalu, yakni 35.675 pengunjung”, ujar Taufik Sukasah.
Senada dengan Taufik Sukasah, Menteri Sekretariat Negara dalam sambutannya juga menambahkan jika jumlah pengunjung tersebut banyak berasal dari generasi muda. “Publik antusias hingga pameran ini memperoleh 35.675 orang pengunjung dan banyak juga anak muda yang datang”, tandasnya. Lebih lanjut, Praktino juga mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang luar biasa antara Galeri Nasional Indonesia-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pariwisata, Badan Ekonomi Kreatif, dan Mandiri Art sehingga perhelatan ini dapat membawa manfaat seperti menumbuhkan minat belajar cara produksi karya, manajemen galeri, hingga asuransi karya.
Sebelum resmi ditutup Pameran Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan RI “Senandung Ibu Pertiwi” menampilkan 48 lukisan dari 41 perupa terkemuka seperti Raden Saleh, Basoeki Abdullah, Barli Sasmitawinata, Wakidi, Konstantin Markovsky, dll. Seluruh karya didatangkan langsung dari lima Istana Kepresidenan yaitu Istana Negara, Istana Bogor, Istana Cipanas, Istana Tampaksiring, dan Istana Yogyakarta.
*fii/GNI
