Grand Opening JavaScript: Menarasikan Kembali Ibu Peradaban

0
822

Notice: Trying to get property 'roles' of non-object in /home/website/web/kebudayaan.kemdikbud.go.id/public_html/wp-content/plugins/wp-user-frontend/wpuf-functions.php on line 4663
Grand Opening JavaScript: Menarasikan Kembali Ibu Peradaban
Grand Opening JavaScript: Menarasikan Kembali Ibu Peradaban

Pameran Tunggal Eddy Susanto “JavaScript” telah dibuka secara resmi pada Selasa malam, 8 September 2015, di Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Acara ini merupakan Grand Opening, setelah sebelumnya pameran JavaScript dibuka untuk umum sejak 4 September 2015.

Grand Opening tersebut diresmikan oleh F.X. Mudji Sutrisno. Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Romo Muji tersebut mengungkapkan bahwa melalui JavaScript, Eddy Susanto berusaha mengingatkan kembali pentingnya aksara sebagai ibu peradaban. “Eddy membuat visualisasi yang hebat dengan membandingkan antara aksara Jawa dan ucap-ucap peradaban di Eropa,” tuturnya.

Dilanjutkan Romo Muji, dilupakannya aksara Jawa memang terpengaruh oleh perkembangan generasi. Menurutnya ada 3 generasi, yaitu generasi lisan yang ditandai dengan populernya dongeng, generasi yang tidak nyaman kalau tidak membawa buku, dan generasi digital yang sarat akan penggunaan gadget seperti sekarang ini. Masing-masing generasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga kombinasi yang cerdas akan mengeliminir masing-masing kekurangannya.

Generasi sekarang sudah sangat jarang menggunakan aksara Jawa, karena lebih banyak menggunakan gadget. Namun Eddy, menurut Romo Muji, berhasil memunculkan kembali aksara Jawa dengan membuat visualisasi karya yang memasukkan unsur teknologi sehingga mampu menarik perhatian masyarakat di zaman ini.

“Aksara hanya bisa berbunyi dan bermakna karena ada yang menarasikan. Aksara bisa dihidupkan lagi dan dimaknai lagi, lewat kebudayaan. Peradaban adalah humanisasi dari kebudayaan tersebut,” papar Romo Muji. Dengan kata lain, Romo Muji menilai pameran JavaScript ini merupakan upaya menghidupkan dan memaknai kembali aksara Jawa untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat zaman ini bahwa peradaban bangsa Indonesia terbentuk dari proses sejarah yang cukup panjang. Tujuan besarnya adalah meneruskan membangun peradaban bangsa Indonesia.

Untuk tujuan besar tersebut, Romo Muji menyatakan rasa terima kasihnya kepada Galeri Nasional Indonesia, karena telah memberikan ruang bagi seorang seniman muda bernama Eddy Susanto, dan juga Lawangwangi Creative Space yang telah menginisiasi pameran JavaScript.

Pameran Tunggal Eddy Susanto “JavaScript” masih akan berlangsung di Gedung A Galeri Nasional Indonesia hingga Minggu, 13 September 2015. Pameran ini menampilkan 50 karya yang terdiri dari lukisan dan instalasi patung, yang sebagian besar bersifat interaktif.

*dsy/GNI