Penerima Anugerah Kebudayaan 2017 Kategori Komunitas: Komunitas Kampung Tarung

0
616

Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat, Sumba, Nusa Tenggara Timur, sedang beranjak jadi kota modern. Namun kota ini memiliki oase budaya menarik. Di atas sebuah bukit, yang tingginya sekitar seratus meter, berdiri sebuah kampung adat, yaitu Kampung Tarung. Sudah beratus tahun kampung ini teguh melestarikan adat istiadatnya di tengah kehidupan modern saat ini.

Komunitas Kampung Tarung masih dapat terus bertahan sampai sekarang karena adanya ritual sakral tersebut. Ritual ini dititipkan oleh Sang Pencipta. Tujuannya untuk melestarikan, menjaga, dan melindungi budaya di Kampung Tarung dan Sumba pada umumnya.

Pada 2017, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan Anugerah Kebudayaan untuk Kategori Komunitas kepada komunitas adat Merapu dari Kampung Tarung karena dinilai berhasil mempertahankan kepercayaan tradisi dan mentransformasikannya dalam masyarakat majemuk. Di bawah kepemimpinan Rato, Kampung Tarung juga menjadi perintis pemulihan hak-hak sipil komunitas kepercayaan Merapu dengan cara dialog dan damai.

“Pemerintah memperhatikan masyarakat adat di berbagai Nusantara, termasuk di Kampung Tarung. Saya ucapkan banyak terima kasih. Ini sejarah baru,” ujar Rato menanggapi penghargaan tersebut. “Semua masyarakat adat yang ada di Indonesia adalah pelestari, penjaga dan pelaku budaya. Tanpa itu, mungkin pendidikan saja yang ada, kebudayaan tidak,” lanjutnya.

Rato meyakini bahwa kebudayaan sangat penting bagi Indonesia. Menurut dia, yang hadir lebih dahulu dalam kehidupan manusia adalah kebudayaan. Bahkan moral leluhur sebenarnya sudah terkandung di dalamnya. Semua komunitas di Indonesia dan bahkan dunia memiliki aturan adat masing-masing. Segala larangan yang boleh dan tidak boleh sudah ada. Itu yang perlu dikembangkan.