NET TV, CINTA MENJADI INDONESIA

0
2547

DSC_0797
Di tengah lautan konten acara televisi nasional yang mempercayai bad news is a good news, dan tayangan impor yang membawa ajaran konsumerisme, Net TV hadir memulihkan bangsa ini. Stasiun televisi swasta yang menyebut diri “TV Masa Kini” ini memberi harapan pada bangsa Indonesia melalui tayangan yang membuat bangga menjadi penduduk dan bangsa Indonesia. Seratus prosenkonten dan pembuatan program bersumber dan diproduksi di tanah air. Acara “Indonesia Bagus,”adalah salah satu tayangannya yang mengangkat kekayaan dan persoalan alam budaya Indonesia langsung dari tangan pertama, yaitu penduduk setempat. Net TV juga terdepan dalam teknologi melalui HD(high definition) dan TV Multiplatform yang menyesuaikan dengan era digital. Oleh karena itu, saluran Net TV dapat dinikmati melalui handphone. Kebaruan Net TV ini guna menghadiahi bangsa Indonesia dengan tayangan menghibur yang merawat karakter bangsa dan kecintaan pada tanah dan air.

Menurut Dede Apriyadi, Pemimpin Redaksi, Net TV lahir dari kejenuhan para pekerja industri televisi—yang sudah lama berkecimpung di televisi nasional–terhadap program televisi yang berjalan selama ini. Karena industri televisi dinilai tidak banyak berubah. “Perubahan itu harus dilakukan kalau kita buat TV baru. Karena, kalau membuat TV baru tapi tidak beda dengan TV yang lama, tidak akan ada yang nonton,” kata Dede.

Sedikitnya dua kebaruan yang ditunjukkan televisi swasta ini. Pertama, kebaruan secara teknologi. Sebagai televisi yang lahir di era digital, Net TV melengkapi aplikasi High Definition (HD) sehingga menjadi saluran TV yang gambarnya paling jelas. Kemudian televisi ini juga mengembangkan teknologi digital, dari hulu ke hilir sudah digital. Menjadi TV multiplatform yang salurannya dapat dinikmati melalui handphone. Kedua, Net TV mengembangkan konten yang berbeda dengan saluran televisi lainnya. Para pediri Net TV meyakini bahwa industri televisi punya tanggung jawab moral agar bangsa ini lebih dan tidak semata-mata mencari keuntungan. Karena itu, televisi ini mengembangkan program yang kontennya memberi harapan masa depan kepada anak bangsa. Antara lain melalui tayangan “Indonesia Bagus” yang mengangkat hal-hal yang membuat bangga menjadi bagian negeri ini. Walaupun media yang berkembang bad news is good news, Net TV percaya negeri ini punya sisi positif dan masyarakat rindu menontonnya.

Keberhasilan tayangan “Indonesia Bagus” juga tak lepas dari tangan dingin produser dan orang lapangan yang sebelumnya pernah membuat magazine tentang keindahan Indonesia. Tim “Indonesia Bagus” rata-rata memiliki kemampuan mengolah gambar dengan bagus. Juga melihat Indonesia dari penduduk setempat bukan dari seleb atau wisatawan dari Jakarta. “Orang Jakarta jika mengunjungi daerah, dia menjadi wisata, makan, lalu kembali ke Jakarta. Tapi orang lokal, merekalah yang tahu kondisinya. Misalnya wisatawan melihat loncat baru di Nias itu hebat. Ternyata dari perspektif orang lokal, banyak yang semakin tidak menyukainya karena alasan ekonomi,” tutur Dede. Tantangan utama dari produksi “Indonesia Bagus” adalah bagaimana mencari talent yang dapat menuturkan kekayaan lokal dengan gayanya, dialeknya sekaligus bisa dipahami penonton nasional kita. Untuk itu, kadang-kadang tim perlu mekakukan pelatihan pada talent agar menghasilkan tayangan optimal.

Net berprinsip menayangkan program yang aman. “Kalau saya merasa Net nggak aman ditonton anak, berarti itu sudah nggak benar. Paling tidak harus nyaman untuk keluarga,” tutur Dede. Karena itu Net TV tidak mengembangkan sinetron yang umum berkembang, tetapi lebih ke drama yang lebih dekat dengan realitas penonton. Net juga mencoba membidik realita dari sudut pandang lain, misalnya liputan TNI di perbatasan Papua, NTT, Timor Leste yang menjadi pengajar karena terbatasnya guru.

Ke depan Net TV akan terus mengembangkan program yang lebih menarik dan mengikuti perkembangan teknologi yang akan semakin pesat. Dukungan ide-ide kreatif dari pekerjanya akan menjadi nadi Net TV. Karena itu, pimpinan Net TV memberikan apresiasi melalui ungkapan kata-kata kepada para pekerjanya. Gagasan kreatif pekerja juga mendapat apresiasi bonus. “Walaupun kesulitannya, banyak ide bagus tapi ketika dieksekusi jadi tidak menarik–sulit dieksekusi,” kata Dede.

Sebagai televisi pertama yang mendapatkan penghargaan Kebudayaan, Dede berkomentar penghargaan seperti ini harus terus dikembangkan. Jangan sampai media terlena dengan kesibukannya sendiri. Banyak media yang rating-nya bagus padahal dampaknya ke masyarakat kurang bagus. “Penghargaan Kebudayaan juga dapat menarik pengiklan, tetapi yang utama memberi semangat pada Net TV karena apa yang kami lakukan ada penghargaannya, sehingga tumbuh program TV yang makin konstruktif dan bangga menjadi bangsa ini. Di sisi lain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkewajiban untuk merangsang ke arah sana,” kata Dede.