Jabar Juwes (3)

0
1112

5. Tata Gerak/Gerak Tari

Dalam kehidupan sehari-hari gerak merupakan alat untuk menyampaikan maksud dan pengalaman emosional, sedih, senang dan terharu. Gerak merupakan bagian dari tari dan sebagai alat komunikasi dalam tari. Gerak tari merupakan gerak yang ekspresif yaitu gerak yang indah yang dapat menggetarkan manusia (Soedarsono, 1977: 17). Berkaitan dengan pernyataan di atas, maka gerak tari dalam pertunjukan Jabarjuwes merupakan gerak tari ekspresi untuk menyampaikan ide dari cerita yang dilakonkan yaitu cerita Menak. Gerak tari yang dipergunakan dalam kesenian Jabarjuwes antara lain: ulap-ulap, sembahan, kicat, trisik, jogetan, sabetan, jeblos, gapruk, dan sebagainya. Dalam pertunjukan Jabarjuwes gerakan tarinya seperti gerakan Wayang Golek, gerakannya kaku dan patah-patah dengan ciri posisi tangan ngruji seperti Wayang Golek, serta setiap gerakan tari diakhiri dengan ambegan atau ambil nafas.

6. Dialog

Kesenian Jabarjuwes merupakan kesenian tradisional yang termasuk dalam jenis dramatari. Dalam dramatari dialog atau percakapan mempunyai peranan yang sangat penting, karena dialog menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan yang terkandung dalam cerita atau lakon. Demikian juga dalam pertunjukan Kesenian Jabarjuwes, dialog

merupakan sarana untuk menyampaikan ide, gagasan ataupun pesan-pesan yang terkandung dalam rangkaian cerita yang diwujudkan melalui pementasan kepada para penonton. Percakapan dalam pertunjukan kesenian Jabarjuwes mempergunakan bahasa Jawa dialek Yogyakarta, baik itu bahasa Jawa Krama, Krama Madya, dan Ngoko. Dialog atau juga disebut antawecana sangat mendominasi sepanjang pertunjukannya. Dialog dilakukan oleh para pemain atau tokoh dalam pergelaran sesuai dengan tema cerita yang dilakonkan. Bentuk dialog atau antawecana dalam kesenian Jabarjuwes mirip dengan dialog dalam pertunjukan Kethoprak. Dialog gandrungan dalam kethoprak juga digunakan ketika ada adegan gandrungan dalam kesenian Jabarjuwes. Selain itu dialog juga dilakukan oleh dhalang yang berupa suluk, ada-ada dan janturan. Pada adegan lawakan dialog dilakukan oleh 2 orang tokoh lawak yaitu Jeber dan Juwes menggunakan bahasa Jawa yang kadang diselipi bahasa Indonesia atau bahasa asing sehingga ucapannya terkesan lucu.

7. Tata Busana dan Rias

Dalam pertunjukan tradisional maupun modern tata busana dan rias merupakan bagian tak bisa dipisahkan, karena tata busana dan tata rias mempunyai peranan untuk memperkuat atau membuat karakter seorang tokoh atau peran. Tata busana dan tata rias juga berfungsi untuk memperindah penampilan seorang tokoh atau peran. Para penonton akan tertarik dan terkesan apabila para pemainnya kelihatan cantik dan tampan dengan busana yang serba indah. Selain itu tata busana dan tata rias juga berfungsi untuk membentuk watak atau karakter para pemain (Sunjata, 2017: 66). Demikian juga dalam pergelaran kesenian Jabarjuwes tata busana dan tata rias mempunyai peranan yang sangat penting untuk membentuk karakter para pemainnya. Tata rias yang digunakan dalam kesenian Jabarjuwes ada dua macam yaitu:

1. Rias karakter: untuk peran laki-laki merias disesuaikan dengan karakter perannya, yaitu: alus, gagah, dan gecul.

2. Rias wajah: untuk tokoh perempuan atau putri untuk mempercantik diri.

Kesenian Jabarjuwes mempergunakan tata busana dan tata rias yang mirip dengan kesenian Kethoprak, Wayang Wong dan Wayang golek.

Alat tari yang digunakan dalam kesenian Jabarjuwes berfungsi sebagai penunjang estetika, alat fungsional dan alat yang mewakili peran. Penunjang estetika merupakan bagian dari busana berupa sampur. Sampur berfungsi untuk menciptakan variasi gerak yaitu: wiwir, jimpit, cathok, seblak dan mande udet. Alat fungsional merupakan alat tari dan juga sebagai alat ekspresi yaitu keris, panah, tombak, pedang dan tameng. Alat yang digunakan mewakili peran, pemain memainkan alat menjadi peran yaitu barongan, burung jatayu, dan lain sebagainya.