GAMELAN MAKIN MENDUNIA, HADIR DI LONDON DAN GLASGOW

0
1513

International Gamelan Festival 2017, 5 – 15 September 2017 di London, Inggris dan Glasgow, Skotlandia

 

Demi semakin memperkenalkan warisan budaya adiluhung Bangsa Indonesia ke masyarakat dunia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia London membawa gamelan semakin mendunia dengan menyelenggarakan Festival Gamelan Internasional “International Gamelan Festival 2017” di Inggris Raya, di Kota London Inggris dan di Glasgow Skotlandia, 5 – 15 September 2017.

“Gamelan ini sangat identik dengan Indonesia, yang secara filosofis memberikan gambaran harmoni hidup bangsa Indonesia, yang rukun dan saling menghormati dalam keselarasan interaksi antar manusia,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid saat membuka International Gamelan Festival 2017 di London.

Gamelan sebenarnya bukan lagi sebagai taraf memperkenalkan ke masyarakat dunia, karena sebenarnya sejak 1889, gamelan mulai mendunia. Ketika itu, di Paris World Fair, gamelan menghipnotis penonton dunia, termasuk komposer Debussy. Kini, di era milenial ini, gamelan telah tumbuh dan menyebar ke banyak institusi pendidikan dan komunitas seni, museum dan galeri dunia. Gamelan telah menjadi alat ekspresi bagi berbagai seniman dunia. Setelah Prancis, gamelan hadir beserta komunitasnya di Inggris, Belanda, Jerman dan Eropa lainnya, bahkan ke Amerika, tak terkecuali negara Asia, seperti Jepang. Tercatat, setidaknya 200-an komunitas telah hadir di Amerika dan di Inggris 158 komunitas.

Karena itu, Indonesia merasa penting membuat peta perkembangan gamelan yang telah menyebar ke banyak negara. Bisa jadi, gamelan bakal berkembang dalam berbagai perspektif yang berbeda sebagai bagian dalam eksplorasi ekspresinya, perkembangan komunitasnya, kolaborasi dengan seni lainnya; bagaimana karya klasik karawitan dibawa ke kehidupan dalam dialog keseharian, bahkan dikembangkan dalam studi seni dan humaniora.

Gamelan di Inggris sudah terdokumentasi oleh Stamford Raffles (1781-1826) yang memberikan satu deskripsi gamelan paling awal dalam The History of Java (1817). Raffles juga orang Inggris pertama yang membawa dua ansambel gamelan ke Inggris. Satu set dapat ditemukan di Claydon House di London, sedangkan British Museum menyimpan koleksi instrumen gamelan sejak tahun 1859. Namun, ini bukan rangkaian lengkap, namun terdiri dari instrumen representatif dari berbagai jenis gamelan. Gamelan lengkap dan instrumen gamelan individu memasuki koleksi museum di seluruh Eropa sebagai objek etnografis untuk mewakili alam dan budaya orang-orang Jawa dan Bali.

Peta perkembangan dan eksplorasi ekspresi gamelan ini, ingin diungkap lebih eksplisit, sehingga Indonesia melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan International Gamelan Festival 2017 ini, di Inggris Raya (di Kota London dan Glasgow). Inggris Raya menjadi pilihan tempat penyelenggaraan festival, mengingat perkembangan gamelan di sini sangat begitu menarik. Gamelan tak hanya menjadi “objek” riset sebagai alat musik, tapi juga menjadi objek riset dalam terapi penyembuhan (healing). Dalam riset, gamelan digunakan sebagai media terapi bagi pasien dan narapidana.