“Knowing Your Neighbours through Literature”

Jakarta – Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya menyelenggarakan acara diskusi literature sebagai bagian dari program Explore Indonesia for Authors and Journalists pada tanggal 29 September 2016. Diskusi yang mengangkat tema “Knowing Your Neighbours through Literature” ini dihadiri oleh para penulis dan jurnalis dari beberapa negara ASEAN yaitu Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand dan Indonesia sebagai tuan rumah. Para penulis internasional yang hadir adalah Kristian Cordero (Filipina), Syed Mohd Zakir (Malaysia), Daryl Qillin Yam (Singapura) dan Prabda Yoon (Thailand).

Nadjamuddin Ramly, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya
               Nadjamuddin Ramly, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya

Diskusi dibuka oleh Nadjamuddin Ramly, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya yang mengatakan bahwa acara ini digelar dengan tujuan untuk mengeksplorasi kekayaan literature negara-negara ASEAN dan juga mengembangkan kerjasama regional di bidang literatur. Hal ini dilandasi oleh kesadaran bahwa literature memiliki potensi yang sangat besar untuk membangun pemahaman antar budaya dalam upaya memperkuat integrasi Komunitas ASEAN. Terlebih lagi, literature menjadi timeless tool dalam diplomasi budaya karena sifatnya yang inklusif. Buku dapat dibaca oleh siapapun tanpa terbatas gender, agama, etnis maupun tingkat perekonomian. Buku juga dapat dibaca kapanpun dan dimanapun, terlebih lagi dengan adanya era buku elektronik (e-book) yang membuat aksesnya semakin terbuka.

Divisi Kebudayaan dan Informasi Sekretariat ASEAN, Girard Philip E. Bonotan
      Divisi Kebudayaan dan Informasi Sekretariat ASEAN, Girard Philip E. Bonotan

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Girard Philip E. Bonotan dari Divisi Kebudayaan dan Informasi Sekretariat ASEAN yang menyambut baik pelaksanaan diskusi ini sebagai bagian dari langkah meningkatkan kerjasama kebudayaan di kawasan ASEAN melalui bidang literatur. Diskusi ini diharapkan menjadi ajang pertukaran ide dan pengalaman dari para penulis dan jurnalis di negara-negara ASEAN. Terkait dengan tema diskusi, Sekretariat ASEAN berpandangan bahwa literature memiliki dua peran dalam mendorong sesama negara untuk saling mengenal di kawasan ini. Yang pertama, literature adalah katalis untuk menceritakan kesamaan dan perbedaan yang ada di masyarakat negara-negara ASEAN agar pada akhirnya terbentuk rasa empati dan solidaritas diantara mereka. Yang kedua, literature juga menjadi sarana dalam mempromosikan identitas sebagai satu komunitas ASEAN yang dinamis dan terus berkembang ini.

Sastrawan, Nirwan Dewanto (paling kiri)
                               Sastrawan, Nirwan Dewanto (paling kiri)

Sesi diskusi yang dipimpin oleh sastrawan Nirwan Dewanto berjalan menarik dan membahas beragam isu yang melingkupi dunia literatur di Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan oleh keberagaman kebudayaan di Asia Tenggara yang sangat luas sehingga mendorong keberagaman karya tulis baik dalam hal konten maupun pengemasannya. Perkembangan dunia literasi di ASEAN juga sangat baik, dilihat dari meningkatnya kuantitas dan kualitas karya yang dihasilkan oleh para penulis dari negara-negara ASEAN dalam satu decade terakhir.  Selain itu, di kawasan ini bermunculan banyak festival literasi yang masing-masing memiliki ciri khas berbeda-beda dan mengundang banyak penulis ternama internasional dari belahan dunia lain. Hal tersebut merupakan potensi yang sangat besar bagi pembangunan jejaring diantara para penulis dan komunitas literasi di kawasan ini dimasa depan.