BEPADAW

0
797

Bepadaw adalah tradisi asli orang Suku Tidung yang biasanya dilakukan dua tahun sekali. Pepadaw adalah kegiatan penurunan perahu Padaw Tuju Dulung (Tujuh Haluan).Perahu ini diarak keliling kota dan berbentuk sangat khas. Pada bagian bawah perahu dipasang bilah-bilah bambu yang digunakan oleh para pemuda Suku Tidung untuk mengangkat Padaw tuju Dulung ini Padaw Tuju Dulung memiliki tiga cabang yang disebut haluan. Haluan pada bagian tengah dibuat tiga tingkat. Sementara dua haluan lainnya yang ada di kanan dan di kiri perahu dibentuk menjadi dua tingkat. Jika dihitung semua tingkat yang ada di masing-masing haluan jumlahnya adalah tujuh. Angka tujuh ini melambangkan jumlah hari dalam seminggu yang juga berarti perjalanan kehidupan manusia. Selain jumlah haluannya warna perahu ini juga khas yaitu kuning, hijau dan merah. Warna kuning di bagian atas perahu bagi orang Tidung memiliki arti kehormatan atas sesuatu yang ditinggikan (Tuhan yang Maha Esa) oleh karena itu warna kuning berada pada bagian tertinggi dari Padaw Tuju Dulung. Hanya satu haluan yang berwarna kuning ini menandakan hanya ada satu penguasa tertinggi di alam semesta. Pada bagian tengah Padaw Tuju Dulung terpasang lima buah tiang. Jumlah tiang ini merupakan perlambangan dari sholat lima waktu yang dilakukan Umat Islam dalam sehari. Tiang digunakan sebagai tempat untuk mengikat kain yang digunakan sebagai atap.kain yang digunakan sebagai atap ini disebut dengan pari-pari. Tiang ini juga digunakan sebagai untuk mengikat kain yang dihubungkan ke haluan perahu yang ada dikanan dan kiri. Pada bagian tengah perahu tepat dibawah pari-pari terdapat yang mempunyai bentuk seperti rumah. Tempat ini dilengkapi dengan atap bertingkat tiga yang disebut juga dengan nama Meligay. Di bawah Meligay ini diletakkan sesaji yang berisi makanan yang selanjutnya akan dilepaskan di laut. Acara Bepadaw ini dilakukan bertujuan agar Suku Tidung dilindungi dari malapetaka.