Bangunan Cagar Budaya, Nilai-Nilai dalam Kontekstualitas

0
1136

Sebuah candi tidak dibangun untuk lantas ditinggalkan. Ia berfungsi sebagai bengunan keagamaan. Untuk pemujaan. Baik kepada Sang Dewata, atau ke kepada raja yang didewakan. Ketika seorang raja memerintahkan untuk membangun sebuah candi, beliau juga membebaskan daerah sekelilingnya menjadi perdikan. Daerah bebas pajak. Tanah-tanah perdikan itu bisa berupa bukit, lembah, sawah, ladang, padang rumput, taman, tepian sungai, atau bahkan rawa-rawa. Tanah perdikan harus dikelola oleh masyarakatnya, bagi pengelolaan dan perawatan candi, serta pelaksanaan upacara-upacara keagamaan

“Pemukiman penduduk yang berkewajiban mengelola candi biasanya ada di daerah perdikan. Selain itu, terdapat pula tempat-tempat tinggal para pendeta yang menjadi pemimpin upacara, bangunan bagi para budak yang bertugas merawat candi, atau tempat-tempat yang digunakan untuk melakukan upacara keagamaan dengan segala persiapannya”, demikian kata Boechari, ahli epigrafi. Temuan stupika, tablet bercap Buddha atau lempengan logam bertulisan mantra-mantra Buddhis, dalam penelitian arkeologi di sekitar Candi Borobudur, memperkuat dugaan tentang adanya pemukiman para pendeta di sana.

Hal itu membuat candi pasti juga terkait dengan lingkungannya, sebagai roh yang memberi arti pada keberadaannya. Candi dan situs sekelilingnya merupakan kesatuan yang utuh dalam sistem masyarakat pendukungnya. Bahkan candi, dalam suatu sistem yang terkait dengan fungsi atau struktur kekuasaan di masa lalau, bisa pula berada dalam kontekstualitasnya dengan kawasan yang lebih luas lagi. Kenyataan bahwa Candi Brobudur, Mendut dan Pawon terletak pada suatu garis lurus, membawa pada dugaan tentang keterkaitan prosesi upacara Buddhis di masa lalu. Yang dilakukan di tingkat dukuh (watak), desa (wanua), dan pusat kerajaan.

Pengelolaan bangunan cagar budaya, akhirnya memang harus dilakukan secara terintegrasi dengan situs dan kawasannya. Pelestarian warisan sejarah-budaya adalah pelestarian nilai-nilai terkandung. Pemanfaatannya harus diorientasikan bagi kepentingan masyarakat, lewat pemaknaan kontemporernya.

Nilai terkandung itu tercermin dalam kontekstualitas bangunan cagar budaya dengan masyarakat pendukung serta lingkungannya. Tentang candi adalah tentang nilai-nilai ketaatan pada Yang Utama. Tentang nilai kepemimpinan seorang pemimpin, atau kearifan terhadap alam dan hubungan antar sesama.