TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Dirjen Kebudayaan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi menggelar kegiatan bertajuk “Pengembangan Kemitraan dalam Peningkatan Potensi Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.

Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Dra. Christriyati Ariani, M.Hum menjelaskan, kegiatan yang dilatarbelakangi dari potensi dan kompetensi yang dimiliki penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dinilai belum tergali dengan optimal.

Sejalan dengan perlakuan dan persepsi “negatif” yang ada di masyarakat tentang penghayat kepercayaan Tuhan YME.

Sehingga para penganut penghayat kurang memiliki cukup akses terhadap masyarakat luas terkait pengembangan potensinya.

“Saat ini, sudah seharusnya para perempuan penghayat itu tampil ke depan. Dalam arti, mereka bisa menjadi sosok yang penting dalam segala hal. Keberadaan penghayat juga ada peran serta para kaum perempuannya,” jelasnya.

Kegiatan ini merupakan langkah pengoptimalisasi pengembangan potensi dan kompetensi yang dimiliki penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME.

Dengan tujuan memfasilitasi potensi-potensi yang ada dalam diri penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dengan cara menghubungkan potensi tersebut dengan komunitas lain di luar komunitas penghayat.

“Kami punya kewajiban untuk memberdayakan mereka. Kita beri penguatan ekonomi, sosial, dan budaya. Di sinilah perempuan penghayat ditantang untuk berkiprah mengatasi regenerasi yang ada di organisasi,” tambahnya.

Lebih lanjut, pihaknya mengatakan bahwa peran perempuan penghayat juga sangat tinggi dan mempunyai pengaruh besar terutama dalam hal regenerasi organisasi penghayat.

“Kami berharap dengan kegiatan ini dapat meningkatkan peran serta perempuan penghayat kepercayaan Tuhan YME dan dapat berperan sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

Sementara, Kelapa Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan Adnyana menilai kegiatan tersebut merupakan langkah strategis mempersiapkan para penghayat dalam menghadapi perkembangan zaman.

Serta menumbuhkan jati diri guna menghindari dampak negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan zaman.

“Saya berharap tradisi yang diwariskan oleh para leluhur jangan sampai terkikis. Untuk para peserta diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk menambahkan wawasan pengetahuan dan dapat dijadikan wadah untuk bertukar pikiran serta pengalaman diantara peserta,”

Kegiatan yang digelar ketiga kalinya ini berlangsung mulai Selasa-Jumat (6-9/8/2019) di Golden Tulip Sunset Road, Kuta, Selasa (6/8/2019).

Dengan narasumber diantaranya Dra. Christriyati Ariani, M.Hum (Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi), Dr. Marlinda Irwanti Poernomo, SE, M.Si (Anggota Komisi X DPR RI), Dra. Sri Hartini, M.Si (Sekretaris Dirjen Kebudayaan), Dian Jennie (Ketua Puan Hayati Pusat), Dr. Abdul Latif Bustami (akademisi).

Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), Putu Sri Wahyu Ekaningsih (Branch Manager PT. Bank Danamon Indonesia, TBK), dan Putu Sri Wahyu Ekaningsih (Branch Manager PT. Bank Danamon).

Diikuti oleh 110 peserta dari 90 organisasi penghayat dari provinsi Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Barat.

Sebelumnya, kegiatan dilaksanakan di Surabaya pada tahun 2016 dan Semarang pada tahun 2017. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pengembangan Kemitraan dalam Peningkatan Potensi Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, https://bali.tribunnews.com/2019/08/06/pengembangan-kemitraan-dalam-peningkatan-potensi-perempuan-penghayat-kepercayaan-terhadap-tuhan-yme.
Penulis: Noviana Windri
Editor: Rizki Laelani

Sumber: bali.tribunnews.com