Kesenian rakyat gejog lesung merupakan kesenian yang banyak berkembang di masyarakat agraris. Kesenian ini merupakan sebuah atraksi yang memerlukan kreativitas bagi pelakunya dalam mengekspresikan diri.
Dalam pelatihan gejog lesung yang diadakan sejak tanggal 3-5 Mei 2017, Dr. Sri Hadi, S.Kar, M.Hum selaku salah satu narasumber dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta mengatakan bahwa para pelaku kesenian ini memerlukan 3 hal yang wajib dimiliki, yaitu:
- Kemauan keras untuk terus maju dan tidak berputus asa menghadapi segala rintangan karena setiap langkah pasti ada halangan dan rintangan
- Memandang kesenian tidak tertinggal, artinya harus terus berinovasi dan berimprovisasi terhadap kemajuan jaman serta memanfaatkan teknologi yang ada
- Segera bertindak, kesenian tidak hanya ditatanan teori tetapi harus aplikatif
Selain 3 hal wajib itu perlu juga pemanfaatan teknologi agar lebih mengkomunikasikan atraksi yang ditampilkan, lanjutnya. Kreatif dan tekun merupakan sebuah keharusan yang harus terus ditanamkan pada para pelaku, demikian yang diungkap dalam sesi teori dikelas.
Pada sesi teori para peserta diajak berbagi pengalaman yang dilalui, kesulitan yang selama ini dihadapi dan juga kearifan lokal yang ada dimasyarakat. Selain itu, peserta diajak untuk membuka diri pada perkembangan jaman tanpa meninggalkan jati diri sebagai masyarakat Sangiran.
Kisah yang berkembang dimasyarakat dapat menjadi ciri khas dalam berkesenian dan perlu pengembangan dalam mengekspresikannya. Para peserta diajak untuk bercerita sehingga tidak ada halangan dalam berdiskusi. Dengan materi teori dikelas ini, peserta mendapat banyak materi yang aplikatif dan bisa diaplikasikan dalam atraksi yang bisa diberikan pada penonton.
Atraksi yang kreatif dan atraktif tanpa meninggalkan ciri khas Sangiran dan juga mampu berkomunikasi dengan penonton. Penonton mampu menerima cerita yang dipentaskan sehingga mampu memberi hiburan dan juga pengetahuan tentang apa yang dimiliki Sangiran dan masyarakatnya. (Wiwit Hermanto)