Pelatihan Gejog Lesung Bagi Masyarakat di Sangiran

0
757

Gejog lesung merupakan sebuah kesenian yang lahir sejak pada zaman dahulu. Kesenian gejog lesung ini lahir dengan latar belakang masyarakat pertanian yang tumbuh dan berkembang pada desa-desa yang penduduknya sebagian besar bertani. Seiring berkembangnya teknologi, lesung mulai ditinggalkan dari kehidupan masyarakat petani karena dianggap kurang efektif jika dilihat dari waktu pengerjaan dan juga tenaga. Cara tradisional menumbuk padi ini kemudian ditinggalkan, para petani lebih memilih cara modern yang lebih praktis.

Dengan ditinggalkannya cara tradisional ini muncullah kesenian gejog lesung yang terus tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat tani. Jika dulu dimanfaatkan untuk menumbuk padi maka saat ini dimanfaatkan untuk memberi hiburan dan juga guna melestarikan budaya tradisional yang sudah ada sejak jaman dahulu. Kesenian Gejog Lesung tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat yang hidup di Situs Sangiran.

Untuk meningkatkan kualitas kesenian gejog lesung yang ada ditengah-tengah masyarakat diharapkan mampu sebagai atraksi kesenian bagi pengunjung Museum Sangiran, diperlukan pelatihan dengan narasumber yang berkompeten dibidangnya. Dengan atraksi kesenian ini, pengunjung mendapat hiburan lain setelah menyaksikan kebesaran Situs Sangiran di museumnya. Masyarakat dapat mengapresiasikan diri melalui kesenian gejog lesung yang dipentaskan bagi pengunjung museum.

Dengan latar belakang tersebut BPSMP Sangiran melalui Seksi Pemanfaatan mengadakan pelatihan bagi masyarakat yang tergabung dalam kelompok kesenian gejog lesung. Kegiatan ini diadakan sejak tanggal 3 hingga 5 Mei 2017 bertempat di BPSMP Sangiran dengan jumlah peserta 25 orang. Narasumber yang memberikan materi berasal dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Materi yang diberikan berupa materi teori dikelas dan materi praktek yang aplikatif.

Dalam sambutan dalam pembukaan acara Pelatihan Gejog Lesung, Dody Wiranto, S.S., M.Hum mengatakan bahwa BPSMP Sangiran berusaha untuk memberi peningkatan kemampuan bagi masyarakat sekitar agar mampu memberi nilai lebih bagi masyarakat itu sendiri dan mampu memberikan atraksi lain di museum. Jadi pengunjung bukan saja menyaksikan koleksi yang kaya informasi melalui museum tetapi juga dapat menyaksikan masyarakat memberikan atraksi. Pengunjung mendapat kesempatan menambah informasi dan wisata budaya yang didapat dimuseum dan dapat menyaksikan kearifan lokal yang ada dimasyarakat, lanjutnya.

Pelatihan bagi masyarakat selama 3 hari ini diharap mampu memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peserta. Pengetahuan dan pengalaman yang diharap dapat bermanfaat meningkatkan kapasitas dalam berkesenian yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat. (Wiwit Hermanto)