Biografi Franz Weidenreich

0
1484

Franz Weidenreich, pria yang hobi botani dan mendaki gunung- Alpen adalah salah satu gunung favoritnya, lahir di Edenkoben, Palatinate, Jerman pada 7 Juni 1873. Sebelumnya, Weidenreich  mengenyam pendidikan di empat universitas terkemuka di Jerman, yakni Munich, Kiel, Berlin, dan Strassburg. Bidang ilmu kedokteran paling menarik minatnya, hingga dia memperoleh gelar Medicine Degree (MD) dengan disertasi tentang fungsi syaraf pusat pada otak kecil mamalia.

Dari 1899-1901, dia menjabat sebagai asisten hingga menjadi dosen khusus di Departemen Anatomi Universitas Strassburg. Di usia 31 tahun, Weindenreich dipromosikan sebagai professor anatomi di Universitas Strassburg. Tahun itu juga, dia menikah dengan Mathilde Neuberger. Karenanya Weindenreich dikaruniai bukan hanya tiga putrid, tetapi juga kekuatan untuk menghargai ingatan sejarah.

Pada 1914, dia menerbitkan 55 makalah yang sebagian besar tentang hematologi-mempelajari organ darah dan pembentuknya. Pasca Perang Dunia I yang menghentikan aktivitas ilmiahnya, di tahun 1921, Weindenreich diangkat sebagai profesor anatomi oleh Universitas Heidelberg.

Sepanjang tahun 1921-1926, dia menulis kertas kerja yang berkaitan dengan karakter mikroskopis dan makroskopis tulang dan jaringan. Disini, dia meletakkan basis mengenai metode deskripsi fosil tengkorak dan kerangka. Publikasi pertamanya berkaitan dengan fosil tengkorak manusia terbit tahun 1926.

Dua tahun kemudian, Weindenreich menjabat sebagai Profesor Antropologi di Universitas Frankfurt-an-Main, hingga tahun 1935. Setelah itu, dia mempublikasikan berbagai makalah, termasuk sebuah artikel 129 halaman yang mengulas jaringan tulang.

Perjalanan penelitiannya ke Tiongkok justru berasal dari Amerika. Pada 1934, dia menjadi profesor tamu bidang anatomi di Universitas Chicago. Ketiga Nazi berkuasa di Jerman, dia tidak pernah bisa kembali ke tanah kelahirannya. Yayasan Rockeffeller kemudian mengangkatnya sebagai professor tamu di Peking Union Medical College, untuk menggantikan Davidson Black. Selama di Tiongkok, Weindenreich meneruskan penelitian Manusia Peking di Zhoukoudian dan sempat bekerja sama dengan Pierre Teilhard de Chardian. Di antara temuannya adalah Skull X.

Ia adalah pria yang melewati dua peperangan: Perang Dunia I yang membuatnya tidak bisa kembali ke Jerman di bawah kekuasaan Nazi, dan Perang Dunia II yang melepaskan intensitas penelitiannya di Tiongkok di bawah pendudukan Jepang. Pada 11 Juli 1948, dua tahun setelah von Koenigswald menyusulnya ke Amerika Serikat, Weindenreich jatuh sakit. Tidak berselang lama, ia meninggal. von Koenigswald sangat terpukul atas kematiannya. Sumber: Museum Manusia Purba Klaster Ngebung