Tari Pattenung dan Tari I Mangkawani Ana’Arung

0
3644

Pessel – BPNB Sumbar sukses menggelar Gebyar Seni Budaya Multikultural se-Indonesia di Pantai Carocok, Pesisir Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan dua hari berturut-turut yakni Minggu-Senin, 15-16 April 2018. Sebanyak 11 sanggar seni yang mewakili 11 BPNB seluruh Indonesia ikut terlibat menampilkan kesenian khas masing-masing daerah. Ada dua kategori penampilan kesenian yang ditampilkan yakni tari tradisional pada hari pertama dan tari kreasi pada hari kedua.

BPNB Sulawesi Selatan dalam kesempatan tersebut diwakili Sanggar Bolong Ringgi menampilkan tari tradisional yaitu Tari Pattennung, tari daerah Sulawesi Selatan yang menggambarkan kesabaran, ketekunan, serta kegigihan perempuan bugis dalam menenun benang helai demi helai hingga menjadi selembar kain.

Sementara untuk tari kreasi, mereka menampilkan tari I Mangkawani Ana’ Arung. I Mangkawani Ana’ Arung merupakan turunan para datu dari Tana Ogi. Sejak kecil dia telah dijodohkan dengan putra mahkota Datu Luwu Mappajungnge. Namun apa daya hati I Mangkawani telah tertambat pada kawan sejak kecil putra Karaeng Tana Batu La Domai.

Nasib I Mangkawani dan La Domai bagaikan kumbang di tangkai rapuh, tersentuh angin pun tangkainya akan patah. Betapa tidak, bila perjanjian kedua Datu yang dimahkotai adat ini diingkari itu berarti Siri’. Sementara kesetiaan pada kekasih merupakan kewajiban mutlak yang tak dapat dicedarai.  I Mangkawani dan La Domai pasrah pada takdir demi bakti dan kesetiaan, ketika adat menetapkan aturan yang menjadi milik semua orang di Tana Ogi.

La Domai tertikam oleh badik Tonrawali saudara I Mangkawani dalam satu lingkaran sarung. Dalam kepedihan itu, roh suci We Sangiang I Mangkawani merontak merobek dan mencabik-cabik tumpangan raganya, awan pun berarak di atas titian takdir mengantar I Mangkawani menyeberang roh jiwanya menemui sang kekasih di Bottinglangi, “Uleng Lolo Labuede” Bulan Muda Terbenam.