Penulis: Mardoni
Kebesaran sistem matrilineal di Minangkabau tidak bisa dibantahkan lagi. Sistem ini, hanya dianut beberapa suku bangsa di Indonesia, diantaranya yakni suku bangsa Minangkabau di Sumatera Barat dan suku bangsa Flores di Nusa Tengara Timur. Khusus di Minangkabau idealisme ini sangat dibanggakan oleh penganutnya. Sistem matrilineal diartikan sebagai sistem kekerabatan matrilineal dimana anggota masyarakatnya menarik garis keturunan ke atas melalui ibu, ibu dari ibu, terus ke atas sehingga dijumpai seorang perempuan sebagai moyangnya. Akibat hukum yang ditimbulkannya semua keluarga adalah keluarga ibu, anak-anak adalah masuk keluarga ibu, serta mewarisi dari keluarga ibu. Sistem kewarisannya disebut dengan cara berfikir komunal atau kebersamaan sehingga sistem ini menitikberatkan garis keturunan kepada ibu.
Usaha pelestarian terhadap sistem matrilineal ini menjadi penting untuk dilakukan. Mengingat hanya beberapa saja suku bangsa yang memakai sistem ini. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, menegaskan bahwa ada beberapa usaha yang bisa dilakukan dalam pelestarian kebudayaan, berupa inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelematan. publikasi, pengembangan, pemamfaatan, dan pembinaan. Salah satu usaha tersebut adalah usaha dalam mempublikasikan kebudayaan. Dalam pasal 28 Undang-Undang kebudayaan ini menerangkan bahwa publiksasi kebudayaan dapat dilakukan untuk penyebarluasan informasi kepada publik baik di dalam negeri maupun di luar negeri dengan mengunakan berbagai bentuk media.
Mempublikasi data dan informasi dapat dilakukan dengan mengunakan berbabagi media, melalui media elektronik seperti televise dan radio, media sosial, dan sebagainya. Juga melalu media cetak seperti buku, majalah, koran, dan sebagainya. Ada media lain yang mungkin terlupakan oleh kita selama ini yaitu melalui perpustakaan. Dimanakah ada peprustakaan yang mengkhususkan koleksinya tentang kebudayaan. Itu sangat dan sangat jarang kita temui.
Dalam rangka mendukung usaha pelestarian nilai budaya di Sumatera Barat, dan khususnya melestarikan sistem matrilineal di Minangkabau, di kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat sudah dibangun Pusat Data Matrilineal BPNB Sumatera Barat. Wadah ini merupakan pengelolaan berbagai data-data baik dalam bentuk cetak dan digital yang berhubungan dengan sitem matrilineal di Minangkabau. Pusat Data Matrilineal nantinya dikelola dalam bentuk perpustakaan yang khsusus mengelola data dan informasi tersebut. Perpustakaan khusus ini mencoba menembus ruang batas dan menjawab tantangan terhadap minimnya minat publik dalam hal koleksi sejrah dan budaya Minangkabau.
Publikasi kebudayaan yang dilakukan oleh perpustakaan khusus ini ada beberapa bentuk, yaitu publikasi secara cetak, dan publikasi secara daring (digital). Pertama, publikasi cetak, dilakukan dalam bentuk pengelolaan koleksi-koleksi cetak yang berkaitan dengan sejarah dan budaya matrilineal. Koleksi yang berhubungan dengan sistem matrilineal yang dimiliki oleh perpustakaan banyak berkaitan dengan kebudayaan Minangkabau, seperti Peran Bundo Kandunag, peran mamak dalam pendidikan, pantun Minang, permainan tradisional anak Minanggkabau, Inventarisasi warisan budaya tak benda Minangkabau, berbagai kuliner khas Minangkabau (rendang, sala lauk, dan lain-lain), maha karya rumah gadang, dan masih banyak koleksi cetak lainnya. Masyarakat dapat berkunjung ke perpustakaan khusus sejarah dan budaya Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat setiap hari kerja dari jam 08.00-16.00 yang berada di Jalan raya Belimbing Nomor 16 A Kuranji Padang.
Kedua, Publikasi daring, (digital/online). Publikasi secara daring dapat diakses melalui dua buah web. resmi perpustakaan yaitu di www.perpusbpnbsumbar.kemdikbud.go.id dan di repositori.kemdikbud.go.id. Pusat data Matrilineal atau disebut juga dengan perpustakaan khusus sejarah dan budaya BPNB Sumatera Barat, dalam rangka meningkatkan publikasi dan pelayanannya, saat ini sudah dapat diakses secara daring/digital/online. Beragam koleksi perpustakaan dapat diakses melalui web. tersebut. Saat ini sudah hampir 2700 judul dengan 3000 eksemplar koleksi yang bisa diakses disini. Pelayanan sirkulasi koleksi ini sudah dapat diakses sejak setahun yang lalu (2018) sampai saat ini.
Layanan sirkulasi koleksi juga didukung dengan repositori institusi BPNB Sumatera Barat. Repositori institusi merupakan layanan perpustakaan yang menyediakann koleksi secara digital (format pdf) sehingga masyaraat luas dapat dan bisa memiliki koleksi tersebut secara gratis. Caranya mudah, cukup dengan mengases web diatas, dan mengunduh koleksi sesuai dengan tema yang diinginkan. Repositori ini merupakan peyimpanan koleksi terbitan BPNB Sumatera Barat, diantaranya Perjuangan Sultan Alam Bagagarsyah, Bagindo Tan Labiah, koleksi jurnal suluah, dan sebagainya [Penulis adalah Staf Pegawai Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat].