Bengkulu – Narasumber pembekalan teknis peserta Lawatan Sejarah Daerah 2019 menekankan perlunya kreativitas masyarakat khususnya generasi muda untuk memaknai tinggalan sejarah sehingga tinggalan tersebut lebih bermakna. Hal ini disampaikan kedua narasumber Laseda yakni Agus Setiyanto, sejarawan Bengkulu dan Kepala BPNB Sumbar Drs. Suarman di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu pada Rabu (26/6).
Baca juga: Lawatan Sejarah Daerah 2019 Resmi Dibuka
Agus Setiyanto yang membawakan materi berjudul Peninggalan Sejarah dan Budaya bagi Kehidupan Masyarakat menyatakan bahwa ada kecenderungan generasi muda sekarang jenuh terhadap nilai-nilai lama, krisis identitas, daya saing nilai lama lemah dan daya tarik nilai baru serta masuknya nilai-nilai pragmatis.
Untuk itu perlu melakukan rehistori dan rekulturisasi, dimana upaya ini bertujuan untuk membentuk kesadaran identitas, kecintaan terhadap nilai-nilai lama, kebanggaan terhadap nilai-nilai lama dan selanjutnya mendorong rasa memiliki terhadap nilai-nilai lama tersebut.
Lebih lanjut dia menambahkan bahwa tujuan itu bisa dicapai dengan cara-cara kreatif memaknai tinggalan sejarah dengan implementasi kesadaran identitas, menggali kearifan lokal, menumbuhkan semangat retradisionalisasi, mempertahankan local genius dan melalui pendekatan humanihora.
Suarman, sebagai narasumber kedua juga mengamini pendekatan kreatif tersebut. Dia juga menambahkan bahwa ide-ide kreatif dapat diimplementasikan dalam hal publikasi peristiwa maupun objek sejarah sehingga semua orang dapat belajar dan mengenali identitasnya. (FM)