Beranda blog Halaman 39

Sahilin, Maestro Seni Pemantun Gitar Batanghari Sembilan

0

Sahilin
Sahilin
Palembang (BPNB Padang) – Salah satu maestro seni yang cukup terkenal di Sumatera Selatan adalah Sahilin. Sahilin merupakan seniman Batanghari Sembilan atau sering disebut Gitar Tunggal yang merupakan kesenian khas Sumatera Selatan. Tidak kurang dari 38 tahun beliau menggeluti kesenian tersebut dan sampai sekarang masih tetap konsisten menampilkannya.

Sahilin kecil lahir dari pasangan Mat Soleh dan Yanimah pada 1954. Lahir dan tumbuh besar di Desa Benawa-OKI, Sumatera Selatan. Masa kecilnya sama dengan anak-anak yang lain, bermain bersama menikmati masa kecil hingga suatu saat Sahilin kecil mengalami musibah. Beliau mengalami penyakit cacar yang cukup parah hingga tidak bisa melihat. Sejak itu, Sahilin mengalami perubahan yang signifikan dalam hidupnya. Beliau tidak lagi bisa berbuat sebagai anak-anak yang lain.

Darah seni yang mengalir di nadinya diturunkan dari Sang Ayah Mat Soleh. Beliau juga sering mendengar dendang Sang Ayah dan secara autodidak belajar darinya. Beliau belajar sejak usia 18 tahun dan mulai tampil dalam acara-acara pesta yang ada di kampungnya. Sejak itu kegiatan tampil Sahilin secara kuantitas semakin sering hingga kemudian disiarkan di radio lokal.

Beliau merupakan seniman gitar tunggal yang sangat konsisten dengan musiknya dan hidup dengan hanya menggantungkan pada musik tersebut. Kekurangan pada penglihatan tidak membatasi beliau dalam berkarya dan larut dalam kesedihan. Beliau bangkit dan senantiasa bersemangat dalam menjalani hari-hari sebagaimana anak-anak yang lain. Talenta/bakat yang dimiliki semakin mendukung keinginan beliau untuk tetap berkarya khususnya dalam bidang seni.

Sahilin menikah dengan Asmawati pada 1977, seorang wanita yang sangat beliau cintai. Mereka dikaruniai enam orang anak, namun tiga diantaranya meninggal. Pada tahun 2012 sang istri juga meninggal yang membuat Sahilin kadang larut dalam kesedihan.

Kesederhanaan dan profesionalisme membuat Sahilin begitu berharga di mata masyarakat. Kesenian tradisional yang beliau dendangkan cukup mampu menghipnotis para penikmat hingga larut menjelang pagi. Beliau juga selalu menghargai janji untuk tampil dan tidak pernah mengecewakan pelanggan sekalipun tawaran yang datang harganya lebih tinggi.

Konsistensi Sahilin pada seni telah mendapat pengakuan sebagai Maestro Seni untuk Pemantun Gitar Buah Sembilan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2007.Selain itu, beliau juga telah mengoleksi beberapa penghargaan atas pengabdian beliau pada seni.

-Mbn-

Festival Matrilineal 2015 Ditutup

0

penutup2Sijunjung (BPNB Padang) – Setelah enam hari berturut-turut Festival Matrilineal (25-30) berlangsung, maka pada hari ke tujuh, Sabtu (31/10) secara resmi ditutup. Penutupan ini dilaksanakan oleh Pemda Sijunjung melalui perwakilan Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga. Dalam kata sambutannya, beliau menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan yang dipelopori oleh BPNB Padang dan mengharapkan ke depan bisa berlangsung kembali.
Penonton
Festival Matrilineal 2015 telah menampilkan kesenian dari beberapa provinsi yang menganut system matrilineal. Tim kesenian yang tampil tersebut antara lain: Tim kesenian Lae Gentuyung dari Singkil provinsi Aceh, Classic Gong dari Kampar Riau, Muara Enim, Muko-muko, Saandiko dan tim kesenian tuan rumah. Selain itu, ada tim kesenian dari negeri tetangga Malaysia, ASWARA yang menjadi satu-satunya tim luar negeri yang tampil dalam Festival Matrilineal.
penutup3
Undri atas nama Kepala BPNB Padang menyampaikan bahwa kebudayaan kita tidak akan lestari atau bertahan ketika kita sendiri tidak berupaya untuk menjaganya. Tanggung jawab pelestarian budaya ada di tangan kita bukan pada orang lain. Beliau juga menyatakan bahwa pelaksanaan Festival Matrilineal 2015 yang beragendakan beberapa acara seperti pertunjukan kesenian, seminar sejarah dan budaya, pameran dan lomba baju kurung basiba merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya.
penutup4
Beliau juga memastikan bahwa kegiatan serupa tidak berakhir sampai disini tapi akan senantiasa dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang. Hal ini juga turut menjaga silaturahmi antara masyarakat dan pemerintah. Beliau juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Pemda Sijunjung melalui Disbudpora yang bekerja keras untuk keberlangsungan acara, Bundo kanduang, Niniak Mamak, LKAAM serta kepada masyarakat setempat yang dari awal acara hingga penutupan selalu meluangkan waktu untuk meramaikan setiap acara berlangsung. Diharapkan kegiatan-kegiatan serupa bisa mendorong Perkampungan Adat Nagari Sijunjung lebih cepat dijadikan sebagai Warisan Budaya Dunia yang hingga saat ini telah masuk dalan Tentative List di UNESCO.

Randai
Acara penutupan ini dimeriahkan penampilan tim kesenian tuan rumah berupa penampilan Randai, Silek dan tari piring.

Panitia

-Mbn-

Inventarisasi Pakaian Tradisional Minangkabau Lewat Lomba Baju Kurung Basiba

0

Kepala BPNB Padang menyerahkan trophy kepada para pemenang lomba
Kepala BPNB Padang menyerahkan trophy kepada para pemenang lomba
Sijunjung (BPNB Padang) – Salah satu rangkaian acara Festival Matrilineal 2015 adalah Lomba Baju Kuruang Basiba. Lomba ini digelar pada Rabu 28 Oktober 2015 di Lost Tabek Padang Ranah. Lomba yang dimulai sejak pagi ini dibuka secara langsung oleh Kepala BPNB Padang Drs. Nurmatias.

Tujuan digelarnya acara Lomba Baju Kuruang Basiba ini oleh Prof. Rauda Thaib, dosen sekaligus Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat adalah untuk menginventarisasi jenis-jenis pakaian tradisional yang ada di setiap Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Sebagaimana diketahui bahwa masing-masing Kabupaten/Kota di Sumatera Barat mempunyai pakaian tradisional yang khas di daerah masing-masing yang berbeda satu sama lain. Sehingga perlu menginventarisir pakaian tersebut sehingga selain dikenal oleh generasi muda sekarang, kekayaan tersebut juga bisa dilestarikan sehingga tidak mengalami kepunahan.
peserta lomba
Dalam Lomba kali ini masing-masing daerah menampilkan jenis pakaian tradisional masing-masing. Ada tiga jenis pakaian yang ditampilkan yakni pakaian adat, pakaian perkawinan dan pakaian sehari-hari. Ketiga jenis pakaian ini ditampilkan oleh tiga orang penampil/utusan dari masing-masing Kabupaten/kota. Untuk menghaturkan masing-masing delegasi sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing Bundo Kanduang setempat.
penampilan
Penilaian yang diberikan untuk masing-masing penampil terdiri dari tiga kategori yakni Keaslian/originalitas, Keserasian dan Penampilan. Keaslian ini menjadi indicator utama penilain mencapai tujuan peninventarisasian pakaian tradisional tersebut.
Ketiga kategori tersebut dinilai langsung oleh tiga juri yang sangat berpengalaman dan memahami pakaian tradisional. Ketiga juri tersebut antara lain: Prof. Rauda Thaib (ketua Bundo Kanduang sumbar), Yeni Idrus (Akademisi UNP) dan Maryetti (staf BPNB Padang).
foto dgn pemenang lomba
Pemenang pada Lomba Baju Kurung Basiba Festival Matrilineal 2015 antara lain: Peringkat I diraih oleh Kota Payakumbuh, Peringkat II dari Kabupaten Sijunjung, Peringkat III dari Kota Bukittinggi. Untuk peraih Harapan I s. III diraih oleh Tanah Datar, Solok, dan Agam.

Para pemenang berhak atas uang pembinaan bagi juara I-III dan Apresiasi kepada peraih Harapan I-III.

-Mbn-

Festival Matrilineal: Aktualisasi Randai ala Nan Tumpah

0

Nan Tumpah2Sijunjung (BPNB Padang) – Selain disuguhi penampilan tim kesenian dari Malaysia, pada hari ke-3 Festival Matrilineal 2015 para pengunjung juga disuguhi penampilan memukau tim kesenian ‘Nan Tumpah’. Tim kesenian asal Sumatera Barat ini sudah malang melintang dalam dunia seni pertunjukan.
NN TUMPAH
Pada perhelatan Festival Matrilineal 2015, Tim kesenian ‘Nan Tumpah’ menampilkan pertunjukan yang berjudul ‘Nilam Binti Malin’. Sebuah penampilan yang didasarkan pada Randai, salah satu kesenian tradisional Minangkabau.
Nan Tumpah4
Nan Tumpah yang digawangi oleh Mahatma Muhammad memadukan seni Randai dengan teater konvensional Barat. Mereka mengembangkan inovasi melalui pengaktualisasian konsep-konsep Randai terhadap teater modern Indonesia.
Nan Tumpah1
Mahatma Muhammad menyatakan bahwa sangat perlu mengeksplorasi kerja artistic dengan proses yang berkelanjutan untuk penciptaan pertunjukan.
Nan Tumpah3

-Mbn-

Festival Matrilineal 2015; ASWARA dan Keberagaman Malaysia

0

Salah satu tari yang ditampilkan tim kesenian ASWARA
Salah satu tari yang ditampilkan tim kesenian ASWARA
Sijunjung (BPNB Padang) – Pada hari ketiga (27/10) Festival Matrilineal 2015 menampilkan tim kesenian asal Negara Malaysia. Tim kesenian ini berasal dari National Academy of Art, Cultural and Heritage (ASWARA) Kuala Lumpur Malaysia. Tim kesenian yang dikomandoi oleh koreografer Encik Mohd Seth Bin Hamzah menampilkan beberapa jenis tarian untuk menonjolkan keberagaman masyarakat yang ada di Malaysia.
Malay5
Keberagaman masyarakat Malaysia tersebut diterjemahkan oleh tim kesenian ASWARA lewat berbagai tarian khas daerah tersebut. Beberapa tarian khas yang mereka tampilkan antara lain tarian Inang, Joged, Zapin, Silat, Inai, Tarian Cina dan tarian India. Masing-masing tarian ini menunjukkan kekhasan suku bangsa tertentu yang ada di Malaysia.
Malay4
Menyaksikan tarian khas Malaysia membuat masyarakat sangat antusias mengikuti. Hal itu tampak dari kehadiran masyarakat memenuhi lokasi acara. Selain keberhasilan tim ASWARA menampilkan ragam tarian yang menarik mengikuti keberagaman suku bangsa yang ada, Malaysia sebagai satu-satunya tim luar negeri juga menjadi salah satu pendorong masyarakat untuk hadir mengenal kebudayaan di luar budaya sendiri.
Malay2

-Mbn-

Festival Matrilineal 2015: Seminar Sejarah dan Budaya Matrilineal

0

Kepala BPNB Padang membuka Seminar Sejarah dan Budaya Matrilineal
Kepala BPNB Padang membuka Seminar Sejarah dan Budaya Matrilineal
Sijunjung (BPNB Padang) – Pendekatan Alam Takambang jadi Guru menjadi salah satu pendekatan dalam pemahaman akan Lambang dan Ornamen dalam system Matrilinal Minangkabau, contohnya Marawa. Hal inilah yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, M. Sayuti Dt. Rajo Penghulu dalam seminar sejarah dan budaya matrilineal di Lost Tabek, Padang Ranah Sijunjung, Selasa (27/10).
Seminar sesi I
Seminar yang merupakan salah satu dari rangkaian acara Festival Matrilineal 2015 dilaksanakan pada hari ke-3 Festival. Seminar ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidang seni dan budaya yakni Drs. Nurmatias (Kepala BPNB Padang), M. Sayuti Dt. Rajo Penghulu, St. Syahril, MH, Prof.Dr. Nursyrwan Effendi, Prof.Dr. Gusti Asnan dan Prof. Dr. Rauda Thaib.
Peserta seminar
Seminar yang diikuti para guru, ninik mamak, alim ulama, cerdik pandai, pemuda dan bundo kanduang serta instansi pemerintah ini membahas tentang kompleksitas matrilineal dalam perspektif sejarah dan budaya. Hal ini oleh Kepala BPNB Padang Drs. Nurmatias bertujuan untuk memberi pemahaman sehingga upaya melestarikan budaya matrilineal itu bisa tercapai.
Narasumber sesi 2
Dalam seminar tersebut dibahas tentang sejarah Marawa sebagai salah satu ornament Minangkabau yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap pagelaran-pagelaran budaya. Sejarah tentang matrilineal dan system matrilineal yang ada di dunia selain Minangkabau. Dalam penjelasannya, Prof. Nursyrwan menyatakan bahwa Minangkabau bukanlah satu-satunya masyarakat matrilineal, tapi ada 39 suku yang tersebar di seluruh dunia.
Foto bersama Kepala BPNB Padang dengan Narasumber
Selanjutnya Prof. Gusti Asnan melihat bahwa secara historis pernah terjadi Dematrilinealisasi Minangkabau. Hal ini adalah perubahan dari system matrilineal ke system patrilineal atau parental. Perubahan ini berlangsung dalam waktu yang lama.

-Mbn-

Festival Matrilineal 2015 Dibuka: ‘Tanggung Jawab Pelestarian Budaya di Tangan Kita’

0

Dirjen Kebudayaan Kacung Maridjan secara resmi membuka Festival Matrilineal 2015
Dirjen Kebudayaan Kacung Maridjan secara resmi membuka Festival Matrilineal 2015
Sijunjung (BPNB Padang) – Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang secara resmi membuka pagelaran Festival Matrilineal 2015 pada Minggu (25/10) di Nagari Sijunjung, Sumatera Barat. Secara resmi pembukaan dilakukan oleh Bapak Dirjen Kebudayaan Kacung Maridjan tepatnya pukul 20.00. Seremoni pembukaan tersebut sekaligus membuka secara resmi seluruh rangkaian kegiatan dalam Festival Matrilineal 2015.

Kepala BPNB Padang sekaligus ketua pelaksana Festival Matrilineal 2015 Drs. Nurmatias dalam laporannya menjelaskan bahwa Pagelaran Festival Matrilineal 2015 akan berlangsung selama delapan hari (25 Oktober – 01 November) dan menampilkan 8 (delapan) tim kesenian dari dalam dan luar negeri yang menganut system Matrilineal. Kedelapan tim tersebut terdiri dari 7 (tujuh) tim dari dalam negeri dan 1 (satu) tim dari luar negeri yaitu Malaysia.

Tim Kesenian Saandiko
Tim Kesenian Saandiko

Ketujuh tim dari dalam negeri tersebut antara lain: Tim kesenian Muko-muko dari Kabupaten Muko-muko Bengkulu, tim kesenian Sanggar Clasic Gong dari Kampar Riau, tim kesenian Nan Tumpah dari Sumatera Barat, sanggar Melati Lae Gentuyung dari Aceh, tim kesenian Saandiko dari Kota Bukittinggi dan tim kesenian dari tuan rumah Sijunjung.
Tim kesenian Saandiko
Tim kesenian Saandiko

Selain pementasan seni, Festival Matrilineal juga menggelar Seminar Sejarah dan Budaya Matrilineal. Seminar ini membahas tentang persoalan Matrilineal dari perspektif sejarah dan budaya. Seminar ini juga akan mengundang para narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing antara lain Prof. Nursyrwan Effendi (Antropologi), Prof. Gusti Asnan (Sejarah), Prof. Raudha Thaib (Ketua Bundo Kanduang).

Kegiatan selanjutnya adalah Lomba Baju Kuruang Basiba yang akan diikuti oleh seluruh Bundo Kanduang Kabupaaten/Kota Se-Sumatera Barat. Kegiatan ini untuk merevitalisasi pakaian khususnya baju kurung basiba yang dimiliki sumatera barat khususnya Minangkabau sebagai penganut Matrilineal terbesar di dunia.

Pengunjung memenuhi lokasi Festival Matrilineal 2015
Pengunjung memenuhi lokasi Festival Matrilineal 2015

Pameran seni budaya Matrilineal akan memamerkan foto-foto penampilan kesenian masing-masing peserta festival ditambah foto-foto Bundo Kanduang.

Kegiatan pembukaan Festival Kesenian ini dimeriahkan dengan pementasan tari Lapiak dan tari piriang dari kabupaten Sijunjung dan penampilan tim kesenian Saandiko dari Bukit Tinggi.

Pada kesempatan itu, Dirjen Kebudayaan Prof. Kacung Maridjan menekankan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab kita bersama. Kalau bukan kita siapa lagi.

Rangkaian kegiatan Festival Matrilineal 2015 ini sekaligus menjadi momentum memperkenalkan Perkampungan Adat Padang Ranah sebagai daftar tentative list warisan budaya di UNESCO.

-Mbn-

Persiapan Festival Matrilineal 2015 Rampung

0

Penyelesaian akhir panggung kesenian
Penyelesaian akhir panggung kesenian
Sijunjung (BPNB Padang) – Sampai hari ini, Minggu (25/10) Persiapan Festival Matrilineal 2015 telah rampung dan tinggal menunggu perhelatan. Rencananya pembukaan akan dilangsungkan pada malam ini juga tepatnya pukul 19.00 wib dan secara resmi akan dibuka langsung oleh Bapak Dirjen Kebudayaan Kacung Maridjan.
Tenda untuk festival matrilineal
Tenda untuk festival matrilineal

Persiapan tersebut ditandai dengan penyelesaian panggung penampilan tim kesenian dan tenda-tenda untuk digunakan oleh penonton perhelatan. Nantinya panggung ini akan digunakan oleh tim-tim kesenian yang akan menampilkan kesenian Matrilinealnya. Ada sekitar delapan tim kesenian yang diundang dan bersedia hadir dalam perhelatan Festival. Salah satu yang telah mengonfirmasi kehadirannya adalah Tim kesenian ASWARA dari negeri tetangga Malaysia.
Foto Pameran
Foto Pameran

Selain itu tempat dan foto-foto untuk pameran juga telah diselesaikan oleh panitia. Dalam pameran ini nantinya akan menampilkan foto-foto tim kesenian yang menjadi peserta dalam Festival Matrilineal 2015. Foto-foto tersebut menunjukkan tim-tim peserta saat menampilkan kesenian tradisional Matrilineal mereka. Selain itu, foto-foto budaya dari Bundo Kanduang juga akan turut memeriahkan pameran serta member pelajaran berharga bagi masyarakat.
Foto-foto Pameran
Foto-foto Pameran

Selain kedua kegiatan tersebut, nantinya Festival Matrilineal 2015 juga akan mengadakan Seminar Sejarah dan Budaya Matrilineal dan Lomba Baju Kurung Basiba di Lost Tabek Padang Ranah, Sijunjung.

Kegiatan ini akan nantinya akan ditutup pada Minggu, 01 November 2015.

-Mbn-

Festival Matrilineal 2015 Secara Resmi Akan Dibuka Dirjen Kebudayaan

0

baliho 2 x 3 mPadang (BPNB Padang) – Perhelatan Festival Matrilineal 2015 di Sumatera Barat yang akan berlangsung pada 25 Oktober – 01 November 2015 di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat dijadwalkan dibuka secara resmi oleh Dirjen Kebudayaan Bapak Kacung Maridjan. Pembukaan akan berlangsung pada Minggu 25 Oktober Pukul 19.00 di Jorong Padang Ranah, Nagari Sijunjung.

Kehadiran Bapak Dirjen Kebudayaan telah dikonfirmasi oleh Kepala BPNB Padang sekaligus Ketua Panitia Festival Matrilineal Drs. Nurmatias. Pak Dirjen akan berangkat dari Jakarta Pukul 14.00 wib dan tiba di Padang Pukul 16.00 wib. Pak Dirjen akan langsung ke lokasi pagelaran untuk pembukaan. Setelah seremoni pembukaan selesai, pak Dirjen dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Perkampungan Adat Minangkabau Padang Ranah untuk menyaksikan keadaan perkampungan.

Festival Matrilineal sendiri akan berlangsung di dua Jorong yaitu Padang Ranah dan Tanah Bato, Nagari Sijunjung. Kedua Jorong ini merupakan perkampungan Minangkabau yang telah diusulkan dan masuk dalam daftar tentative list warisan budaya dunia di UNESCO. Sehingga pemilihan perkampungan tersebut bertujuan mendorong pengenalan Kampung Adat Minangkabau tersebut kepada masyarakat luas.

Festival Matrilineal menampilkan empat kegiatan yaitu pertunjukan kesenian yang akan berlangsung tiap malam selama pagelaran tanggal 25 Oktober – 01 November 2015, Pameran Budaya Matrilineal diadakan pada siang hari sejak tanggal 26 Oktober – 01 November 2015, Seminar Sejarah dan Budaya Matrilineal pada tanggal 27 Oktober 2015 dan Lomba Baju Kurung Basiba pada tanggal 28 Oktober 2015.

-Mbn-

20 Rumah Gadang Siap Menampung Peserta Festival Matrilineal 2015

0

Rumah GadangSijunjung (BPNB Padang) – 20 Rumah Gadang tradisional di Kabupaten Sijunjung siap menampung peserta Festival Matrilineal yang akan berlangsung pada 20 Oktober – 01 November 2015. Keduapuluh Rumah Gadang ini akan menampung sekitar 150 peserta dalam negeri maupun luar negeri. Selain peserta Pertunjukan kesenian, juga peserta Lomba Baju Kurung Basiba.

Perkampungan Adat Padang Ranah
Perkampungan Adat Padang Ranah

Kesiapan Rumah Gadang tersebut telah dikonfirmasi pemerintah setempat beserta Niniak Mamak dari Nagari Sijunjung. Bentuk kesiapan tersebut ditandai dengan pemenuhan kamar mandi dan air bersih untuk keperluan peserta selama menginap dalam perhelatan Festival Matrilineal.

Seperti diketahui, Festival Matrilineal 2015 yang berlangsung selama delapan hari akan menginapkan para peserta baik Tim kesenian maupun peseta Lomba Baju Kuruang Basiba di Rumah Tradisional Minangkabau (Rumah Gadang). Hal ini sekaligus untuk mengenalkan kekayaan budaya Matrilineal kepada masyarakat luas khususnya kepada peserta yang datang dari luar negeri.

Perkampungan Adat Padang Ranah
Perkampungan Adat Padang Ranah

Tim Kesenian yang akan tampil dalam Festival Matrilineal 2015 ini telah dikonfirmasi oleh dua peserta luar negeri yaitu Thailand dan Malaysia dan enam peserta dalam negeri. Semua peserta ini merupakan suku bangsa yang menganut system matrilineal.

Selain mengenalkan karya-karya budaya Matrilineal bagi masyarakat luas, tujuan menginapkan para peserta di rumah tradisional adalah untuk mengenalkan kehidupan social maupun tradisi dan nilai budayanya. Selama perhelatan, para peserta juga akan disuguhi makanan tradisional sebagaimana makanan kebiasaan masyarakat setempat. Para peserta akan dilayani di masing-masing rumah tempat peserta menginap oleh keluarga pemilik rumah. Dengan demikian para peserta akan secara langsung merasakan bagaimana pola kehidupan Matrilineal yang ada di Sumatera Barat.

Harapannya dengan kegiatan ini akan mendorong karya-karya budaya Matrilineal, baik konstruksi bangunan, kesenian, kuliner, pakaian dan sebagainya lebih dikenal baik secara nasional maupun secara internasional.

-Mbn-