Beranda blog Halaman 35

Kepala BPNB Menerima Kunjungan Dinas DIKBUD Kabupaten Lahat

0

Padang (BPNB Sumbar) – Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat Bapak Drs. Suarman menerima kunjungan kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Kunjungan tersebut diwakili Kepala Seksi Sejarah dan Nilai Tradisional Bapak Sarkowi, S.Pd dan Irfan, budayawan Kabupaten Lahat. Kunjungan tersebut diterima Kepala BPNB di Kantor pada Selasa (17/1).

Kepala BPNB Sumbar menerima kunjungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat

Kunjungan Bapak Sarkowi dan rombongan adalah untuk koordinasi dan konsultasi tentang pembangunan nilai-nilai budaya di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Bapak Sarkowi menyatakan bahwa kunjungan tersebut selain untuk silaturahmi, juga meminta saran dan kerjasama antar lembaga yang fokus utamanya pada pelestarian budaya. Beliau juga mengharapkan sinergi dan kerjasama antar lembaga dalam pembangunan budaya khususnya di Kabupaten Lahat. Beliau menyampaikan bahwa seiring dengan perkembangan zaman sekarang maka nilai-nilai budaya semakin lama semakin hilang. Peran lembaga-lembaga adat dan kurangnya perhatian pemerintah menjadi indikasi terkikisnya nilai budaya tersebut.

Menyikapi hal tersebut Kepala BPNB Bapak Suarman turut berterima kasih atas kunjungan Dinas. Kunjungan tersebut menjadi lebih penting mengingat Kabupaten Lahat merupakan wilayah kerja BPNB Sumbar. Sebagai UPT Kemdikbud yang fokus pada pelestarian budaya, BPNB Sumbar memang mempunyai wilayah kerja Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Beliau menambahkan bahwa BPNB akan membantu pelestarian kebudayaan di Kabupaten Lahat sesuai dengan tugas dan fungsi kantor. Beberapa saran yang diberikan diantaranya pencatatan WBTB, pendaftaran wbtb dan pengusulan Maestro. Selain itu perlu mengadakan dialog budaya untuk menampung aspirasi dan informasi mengenai kondisi terkini kebudayaan di masyarakat.

Beliau juga menjelaskan bahwa banyak kegiatan BPNB Sumbar yang bisa disinergikan dengan daerah seperti inventarisasi karya budaya, kajian, fasilitasi dan revitalisasi budaya. Selain itu beberapa program bantuan pemerintah pusat dalam mendukung pengembangan budaya dimana pintu masuknya melalui BPNB Sumbar seperti Fasilitasi Komunitas Budaya, Revitalisasi Desa Adat dan Rumah Budaya Nusantara. Beberapa bantuan tersebut boleh dimanfaatkan daerah untuk pengembangan nilai-nilai budaya lokal.

Dibalik Kenikmatan Teh Talua

0
Teh Talua

Teh Talua adalah salah satu minuman tradisional yang cukup populer pada masyarakat Sumatera Barat. Talua dalam bahasa Indonesia adalah telur, jadi teh talua berarti teh telur. Disebut teh telur karena bahan utamanya adalah teh dan telur. Konon, teh telur dijadikan masyarakat sebagai minuman penambah stamina. Sehingga teh talua biasanya diminum sesaat sebelum kerja dan setelah pulang kerja. Memang, masyarakat Minangkabau mayoritas beraktivitas sebagai petani dan butuh tenaga ekstra dalam mengelola lahan pertaniannya.

Teh Talua

Sesuai namanya, teh talua diramu dari beberapa bahan seperti kuning telur, air, gula, teh serta jeruk nipis. Sebagian orang kadang menambahkan pinang ke dalamnya. Untuk memastikan kualitas teh telur, maka telur yang dipakai adalah telur itik dan telur ayam kampung.

Proses pembuatannya dimulai dengan terlebih dahulu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Lalu,  kuning telur dipisahkan dengan putih telur. Pemisahan kuning telur diusahakan hanya menyisakan sedikit saja putih telur. Hal ini untuk mencegah bau amis pada teh telur. Kuning telur bersama dengan gula kemudian dikocok dengan alat pengadon hingga lumat dan menyatu dengan gula. Pelumatan ini bisa dilihat dengan munculnya buih pada kocokan telur. Setelah gula dan telur lumat kemudian diisi air teh panas. Menambah sedikit susu kental manis akan menambah kenikmatan sajian teh talua. Sementara itu, untuk menghilangkan bau amis pada saat meminumnya maka perlu menambahkan perasan jeruk nipis.

Pada masa lalu alat untuk mengocok telur masih sangat sederhana. Masyarakat biasanya hanya menggunakan seikat kecil lidi yang sudah dibersihkan. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, lidipun mulai tergantikan karena tidak lagi efisien dan lebih menguras tenaga. Sementara soal rasa, tidak jauh berbeda tergantung keahlian pembuatnya dalam memisahkan kuning telur dari putih telur serta kesempurnaan mengocok dan mencampur bahan-bahan yang diperlukan.

Hingga saat ini teh talua masih populer dan cukup diminati oleh masyarakat Sumatera Barat. Berbagai promosi juga sudah sering dilakukan untuk mengenalkan teh talua kepada masyarakat. Malah sebagian besar warung makanan dan minuman menyediakan teh talua dan cukup membantu perekonomian masyarakat.

Naskah Tuanku Imam Bonjol Sangat Layak Menjadi Memory Of The Word

0

Padang (BPNB Sumbar) – Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat Drs. Suarman bersama dengan Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Drs.Nurmatias mengadakan diskusi mengenai rencana pengusulan Naskah Imam Bonjol sebagai Memory of The World ke UNESCO. Turut serta dalam perdiskusian Ibu Eka Meigalia dan Bapak Dr. Pramono dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan Bapak Undri, SS, M.Si, Koordinator Fungsional Peneliti BPNB Sumbar. Diskusi diadakan secara informal di Minas, by Pass. Diskusi ini dilaksanakan atas inisiatif Bapak Nurmatias untuk memenuhi keinginan beberapa pihak yang menginginkan naskah kuno Tuanku Imam Bonjol dijadikan sebagai Memory Of The World ke UNESCO.

Dari perdiskusian tersebut diketahui bahwa naskah Imam Bonjol sangat layak untuk diusulkan. Jika merujuk pada naskah Diponegoro yang telah ditetapkan, maka naskah Imam Bonjol juga bernilai sama dengan naskah tersebut. Naskah Imam Bonjon masih asli dan tersimpan dengan baik. Menurut Bapak Pramono menyatakan bahwa selama setahun belakangan telah melakukan pekerjaan-pekerjaan persiapan berupa pengumpulan data pengusulan naskah tersebut dan dapat memastikan bahwa naskah yang ada adalah asli.

Beliau juga menambahkan bahwa naskah juga ada di Negara Belanda sehingga bisa saja diajukan oleh dua Negara. Beliau juga memastikan bahwa dengan adanya data-data awal yang dimiliki maka pengusulan seharusnya tidak begitu sulit dan bisa  segera dilaksanakan. Satu hal yang paling penting adalah ketika setiap stakeholder yang mempunyai tugas dan fungsi pelestarian budaya mau bekerja sama dan membantu sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya, maka upaya pengusulan naskah imam bonjol akan bisa secepatnya disahkan menjadi Memory Of The World.

Bapak Drs. Nurmatias menyatakan bahwa upaya pengusulan Naskah Imam Bonjol menjadi Memory Of The World sangat urgen dan harus didukung. Selain karena layak untuk diusulkan, juga telah banyak pihak yang mendukung pengusulan tersebut. Tinggal bagaimana pekerjaan selanjutnya untuk memastikan pengusulan itu segera terlaksana. Beliau juga menambahkan sebagai instansi yang konsen dalam pelestarian cagar budaya akan mengupayakan dan mendukung penuh sesuai tugas dan fungsi cagar budaya.

Bapak Suarman menyatakan dukungan dan memastikan bahwa BPNB akan membantu hal-hal yang diperlukan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya. BPNB bisa memfasilitasi dialog budaya untuk menggali nilai-nilai yan terkandung di dalamnya. Dialog ini bisa mengundang orang-orang yang berpengalaman dalam pengusulan Memory Of The Word. Selain itu BPNB juga bisa membantu dalam hal kajian literasinya naskah kuno.

Undri selanjutnya menambahkan bahwa hal pertama yang perlu dikerjakan adalah pendaftaran naskah imam bonjol sebagai warisan budaya nasional. Wewenang pendaftaran berada pada pemerintah daerah. Beriringan dengan pendaftaran tersebut, masing-masing instansi terkait mengerjakan data-data pendukung baik dari segi literasinya, seminar dan sebagainya. Dengan demikian proses kerja pengusulan tersebut lebih terarah.

Kesimpulan diskusi rapat menyatakan bahwa naskah kuno tuanku Imam Bonjol sangat layak untuk diusulkan sebagai Memory of The World ke UNESCO dan harus segera diusulkan. Selanjutnya pihak-pihak terkait akan lebih sering mendiskusikan bagaimana teknis pelaksanaan dan eksekusinya.

Rapat Fungsional Peneliti: Berbagai Wacana

0

Padang (BPNB Sumbar) – Berbagai wacana digulirkan Kepala Balai Pelestarian Nilai  Budaya Sumatera Barat Bapak Drs. Suarman dalam meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi kantor. Wacana ini tidak hanya sekedar memperkenalkan Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat ke masyarakat. Lebih dari itu, wacana yang digulirkan ketika terlaksana dengan baik diharapkan mampu menjadi corong pelestarian budaya khususnya nilai-nilai tradisional yang sudah semakin hilang. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat di masa depan diharapkan menjadi sumber data dan informasi atau lebih luasnya menjadi rujukan dalam memperoleh data mengenai kebudayaan matrilineal.

Tentu saja untuk mencapai harapan tersebut sejumlah gebrakan harus direncanakan dengan matang sejak dini. Berbagai program harus digulirkan dan kualitas pegawai sebagai eksekutor harus mumpuni. Berangkat dari kondisi tersebut wacana program menjadi penting untuk segera dikerjakan. Wacana itu juga membuka peluang yang lebih luas bagi fungsional peneliti untuk lebih berkiprah membagi ilmu dan pengetahuannya lewat berbagai program sosialisasi. Selain itu juga wacana ini akan membantu peneliti dalam meningkatkan angka kreditnya.

Sebagaimana disampaikan Bapak Suarman, beberapa program akan dilaksanakan di masa yang akan datang sebagai pelengkap dari program yang sudah ada sebelumnya. Program ini diharapkan juga lebih berdampak pada peningkatan pemahaman masyarakat akan budaya mereka miliki. Beberapa program tersebut seperti:

  1. Even Internalisasi nilai budaya akan melibatkan para fungsional peneliti dalah hal kepanitiaan dan sebagai nara sumber. Pelibatan ini tidak saja mendorong peneliti untuk meningkatkan kapasitasnya baik dalam penyampaian hasil penelitian juga mampu mendorong peneliti untuk lebih percaya diri pada apa yang dikerjakannya. Selain itu juga hasil-hasil penelitian akan terpublikasi lewat kegiatan-kegiatan besar dan melibatkan banyak orang.
  2. Balai akan mengadakan “Rampai Sejarah dan Budaya” dengan mengadakan kerjasama di Stasiun Radio. Pada Rampai ini diprioritaskan data yang sudah ada/hasil penelitian yang sudah ada akan disosialisasikan ke masyarakat luas.
  3. Balai juga mewacanakan untuk bekerja sama dengan stasiun TV Lokal untuk mengadakan satu even “Dialog Interaktif Sejarah dan Budaya”. Program ini dimaksudkan untuk mengangkat budaya-budaya lokal dan mengenalkannya kepada generasi muda melalui program televise.
  4. Balai juga akan menggelar “Anak Sekolah Masuk BPNB”, sebagai program mengenalkan sejarah dan budaya lokal kepada pelajar.
  5. Balai juga mewacanakan untuk membuat “Komik Sejarah dan Budaya”, sebagai pengenalan karya budaya lewat media yang lebih mudah dipahami.
  6. Peningkatan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan “silaturahmi keluarga besar Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat” dan sebagainya.

Program-program ini menjadi pelengkap banyak program yang sudah ada sebelumnya.

Sebagai informasi tambahan, sejak BPNB berdiri telah mempunyai banyak program khususnya dalam hal internalisasi nilai sejarah dan budaya serta revitalisasi kesenian tradisional di luar pengkajian sejarah dan budaya. Program-program tersebut dikemas dalam berbagai even seperti festival, lomba, pameran dan sebagainya. Beberapa diantaranya seperti Baretong di Hari Tarang (revitalisasi Kesenian Tradisional Minangkabau), Inventarisasi Karya Budaya dan kegiatan yang baru diadakan tahun 2016 yaitu “BPNB Menyapa Masyarakat”.

Kegiatan-kegiatan tersebut akan diadakan bertahap sesuai dengan kesiapan pelaksanaan sejak tahun ini hingga tahun-tahun mendatang.

Rapat Fungsional Peneliti: Peningkatan Mutu SDM dan Mutu Penelitian Menjadi Pekerjaan Utama

0

Padang (BPNB Sumbar) – Fungsional Peneliti pada Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat merupakan ‘ruh’ yang tidak terpisahkan. Artinya detak nadi Balai sebagai pelestari budaya salah satunya ada pada hasil pekerjaan para peneliti. Sehingga untuk memastikan berhasil tidaknya Balai di masa yang akan datang maka para peneliti perlu membangun satu komitmen untuk meningkatkan kualitas diri dan juga kualitas penelitiannya. Hal itulah yang menjadi rangkuman dari rapat fungsional peneliti BPNB Sumatera Barat yang dipimpin oleh Kepala Balai bapak Drs. Suarman.

Rapat dilaksanakan pada Jumat, 13 Januari 2017 di Ruang Rapat BPNB Sumbar. Rapat ini untuk memastikan persiapan pelaksanaan kegiatan 2017 yang akan segera berjalan. Seluruh pegawai fungsional peneliti hadir baik dari Pokja Sejarah maupun Budaya. KasubBag Tata Usaha Ibu Titit Lestari membuka rapat pada pukul 14.00 wib.

Pada hakekatnya, rapat kali ini adalah upaya Kepala Balai Drs. Suarman untuk menampung aspirasi dan informasi terkait hal-hal yang berkembang pada fungsional peneliti. Termasuk di dalamnya bagaimana situasi terkini fungsional peneliti, bagaimana pekerjaan di 2017 yang sudah dirumuskan, bagaimana metode pengerjaannya serta bagaimana meningkatkan kompetensi peneliti. Hal ini berkaitan dengan peningkatan mutu kerja dan hasil penelitian yang akan dikeluarkan. Dalam rapat juga dibahas persoalan-persoalan apa yang terjadi pada upaya mengeksekusi program dan bagaimana mengatasinya. Selain itu rapat kali ini juga membahas wacana mengenai kegiatan-kegiatan di masa yang akan datang untuk mampu mendongkrak nama kantor kepada masyarakat luas.

Dari hasil perdiskusian mengemuka dua isu penting yang harus disikapi segera yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kualitas pekerjaan peneliti. Dua isu tersebut saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Untuk itu di masa depan peningkatan kualitas sumber daya manusia akan dilakukan melalui berbagai pemberdayaan dan pelatihan peneliti. Wacana melibatkan para peneliti  dalam berbagai even yang dilaksanakan menjadi satu keharusan. Seperti terlibat dalam kepanitiaan ilmiah, menjadi narasumber baik dalam seminar, dialog budaya, BPNB Menyapa Masyarakat dan program sosialisasi pada media elektronik yang akan dibuat. Sementara itu pelatihan teknis juga akan digalakkan untuk meningkatkan kompetensi peneliti melalui pelatihan jurnalistik, pelatihan karya tulis. Pelatihan jurnalistik menjadi penting sehingga para peneliti mampu mempublikasikan hasil kerja penelitiannya di media-media cetak baik lokal maupun nasional.

Berkaitan dengan itu, peningkatan kualitas kerja juga menjadi pekerjaan pokok bagi para peneliti. Peningkatan kualitas kerja sesungguhnya akan seiring dengan peningkatan sumber daya manusia. Target utama yang akan dicapai adalah bagaimana hasil-hasil penelitian semakin berkualitas dan mampu mencegah persepsi negatif yang selama ini berkembang di masyarakat. Persepsi negatif ini menurut Undri harus dijadikan sebagai cambuk sehingga mendorong peningkatan hasil pekerjaan penelitian. Walau persepsi itu tidak sesungguhnya benar namun pada prinsipnya secara aplikatif dan kemanfaatan tidak bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Namun demikian seiring dengan kebijakan dan visi-misi pemerintah dalam hal penelitian, Balai harus mampu untuk beradaptasi dengan kebijkan dan target pemerintah yang sudah dicanangkan. Target ke depan adalah hasil penelitian harus jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat dan disesuaikan dengan visi misi pemerintah.

Sesuai dengan visi misi Direktorat Jenderal Kebudayaan, penelitian kebudayaan ke depan didorong untuk menjadi masukan kebijakan atau rekomendasi. Hal ini bertujuan bahwa manfaat penelitian tersebut langsung dirasakan oleh masyarakat. Untuk itu, dasar penelitian harus jelas, analisanya juga harus lebih dipertajam. Penelitian ke depan tidak diukur dari tebal-tidaknya laporan penelitian tapi lebih kepada substansi yang dicapai. Akurasi data dan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu, hasil penelitian yang sudah dilakukan juga harus didistribusikan paling banyak ke lokasi penelitian sehingga itu bisa memperkaya budaya lokal.

Selain peningkatan kompetensi peneliti, hal yang dibahas dalam rapat adalah bagaimana meningkatkan Angka Kredit. Pencapaian angka kredit ini menjadi tugas pokok fungsional peneliti untuk dapat naik pangkat dan golongan. Berbagai media kemudian diwacanakan untuk bisa mendukung pencapaian tersebut. Pencapaian ini juga berkaitan erat dengan upaya peningkatan kompetensi peneliti. Beberapa wacana yang diharapkan mampu mendongkrak angka kredit peneliti adalah dengan memproduksi berbagai media-media sebagai sarana penyaluran hasil-hasil penelitian. Wacana tersebut antara lain komik sejarah dan budaya, pelibatan para peneliti sebagai nara sumber dalam berbagai kegiatan kantor yang memerlukan, membangun kerjasama dengan media elektronik seperti radio dan TV sebagai publikasi hasil-hasil penelitian dan melibatkan peneliti dalam programnya, mencetak jurnal ilmiah, mencetak buku dan lain-lain.

Dengan berbagai program yang diwacanakan, diharapkan para peneliti dapat mencapai angka kredit dan tidak lagi harus Berhenti Sementara (BS) karena tidak mencapai target yang ditetapkan.

Kepala BPNB Sumatera Barat Melakukan Koordinasi Dengan Instansi Terkait

0
Tim sedang mendengar penjelasan Kepala Taman Budaya

Padang (BPNB Sumbar) – Ada dua tantangan dalam pelestarian kebudayaan pada masa kini dan di masa yang akan datang yaitu masyarakat tidak memahami sejarah  kebudayaan sendiri dan masyarakat juga tidak memahami nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tersebut. Karena hal itu rasa memiliki kebudayaan tersebut tidak lahir dari hati sehingga kecintaan terdadap budaya tersebut semakin tergerus. Setidaknya itulah yang disampaikan oleh Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat Bapak Drs. Suarman dalam kunjungannya ke Instansi Pemerintah Daerah di Sumatera Barat pada Rabu, 11 Januari 2017.

Kiri-Kanan (Drs. Suarman, Rois Arios, S.Sos, Dra. Zusnelli Zubir, M.Hum)

Setelah resmi bertugas di Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat Bapak Drs. Suarman melakukan kunjungan ke beberapa instansi pemerintah daerah di wilayah kerja Sumatera Barat. Kunjungan ini didampingi oleh Koordinator Fungsional Peneliti Undri, SS, M.Si, Ketua Kelompok Kerja Kebudayaan Rois Arios, S.Sos, Ketua Kelompok Kerja Sejarah Dra. Zusnelli Zubir, M.Hum serta Koordinator Dokumentasi dan Publikasi Drs. Noveri, MM.

Kunjungan ini bertujuan memperkenalkan, silaturahmi, berbagi informasi  dan menampung berbagai aspirasi untuk memantapkan pelaksanaan program kerja Balai di masa yang akan datang. Memantapkan arah dan tujuan pelestarian nilai budaya khususnya nilai-nilai tradisional yang sudah mulai tergerus oleh zaman. Harapannya dengan adanya kunjungan ini maka setiap perencanaan dan pelaksanaan program di masa yang akan datang akan lebih terarah dan sesuai dengan harapan masyarakat. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membangun sinergi antar program dan antar instansi dalam pembangunan kebudayaan ke depan.

Bersama Kepala Taman Budaya Bapak Muasri

Kegiatan dimulai dengan mengunjungi Taman Budaya Sumatera Barat di Jl. P Diponegoro 31 Belakang Tangsi Padang Barat Kota Padang. Kunjungan ke Taman Budaya disambut oleh kepala Taman Budaya Bapak Muasri. Dalam kesempatan tersebut Kepala Taman Budaya menyambut baik dan berterima kasih atas kedatangan Kepala Balai beserta tim. Beliau juga menekankan akan turut membantu baik dalam memberi informasi dan masukan, dialog serta membantu hal-hal teknis terkait dengan pembangunan budaya. Bagaimana mengkoordinasikan kegiatan agar bisa mencapai hasil yang tepat sasaran.

Tim sedang mendengar penjelasan Kepala Taman Budaya

Dari Taman Budaya, kunjugan dilanjutkan ke Dinas Kebudayaan yang berada di dalam lingkungan Museum Adityawarman. Kunjungan ke Dinas Kebudayaan langsung disambut oleh Kepala Dinas Kebudayaan Bapak Taufik Effendi yang menyatakan rasa terima kasih kepada Balai Pelestarian Nilai Budaya yang berinisiatif membangun komunikasi dengan instansi terkait berhubungan dengan pembangunan budaya. Beliau juga berharap bahwa hubungan silaturahmi ini akan berlanjut di masa depan baik dalam bentuk dialog maupun program-program lain sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Bersama Kepala Dinas Bapak Taufik Effendi

Dalam pertemuan tersebut Drs. Suarman memperkenalkan Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat melalui tugas dan fungsi pelestarian yang melekat. Suarman menyampaikan bahwa selain memperkenalkan, kegiatan kunjungan juga dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi antar instansi yang berada di wilayah yang sama. Selain itu belian menyampaikan bahwa pembangunan budaya tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri tapi harus ada sinergi antar instansi dan antar program. Pekerjaan besar tentang kebudayaan berhubungan dengan nilai yang semakin hari semakin terkikis dan untuk itu perlu usaha keras dan kerjasama antar stakeholder kebudayaan untuk sama-sama berkoordinasi dan membangun kebudayaan ke depan.

Diskusi dengan Kepala Dinas Sumatera Barat Bapak Taufik Effendi

Kepala Dinas Kebudayaan dalam kesempatan itu menyampaikan ada beberapa poin yang harus dikoordinasikan di masa depan dalam upaya pembangunan kebudayaan di Sumatera Barat yaitu: koordinasi dalam menginventarisir kegiatan-kegiatan kebudayaan yang sudah dilaksanakan BPNB, selanjutnya mengkoordinasikan kegiatan di masa depan yang bisa dikolaborasikan. BPNB juga diharapkan bisa membantu penyusunan persyaratan pengusulan karya-karya budaya serta hal-hal teknis lain sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing yang bisa dikolaborasikan.

Tim di Kantor Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat

Dengan adanya silaturahmi ini semoga pekerjaan besar dalam pelestarian dan pembangunan kebudayaan di masa yang akan datang jauh lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

BPNB Sumatera Barat Mengawali Tahun Dengan Kursus Komputer

0
Suasana belajar

Padang (BPNB Sumbar) – Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kualitas kerja pegawai, Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat mengadakan kursus komputer. Kursus yang diikuti mayoritas pegawai ini berlangsung sejak Rabu, 4 Januari dan akan berjalan selama 24 hari kerja. Kursus ini juga menjadi kegiatan awal tahun sebelum program kerja tahunan BPNB Sumatera Barat berlangsung.

Suasana belajar

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam penguasaan program Microsoft office. Pemilihan program ini karena sangat berhubungan dengan hal-hal administrasi kantor seperti persuratan, keuangan dan perpustakaan. Harapannya, program ini dapat mempermudah pekerjaan administrasi dalam melaksanakan pekerjaannya.

Walau dikhususkan bagi tenaga administrasi, kursus ini juga terbuka bagi fungsional tertentu yang berminat. Sehingga dalam pelaksanaannya, kursus ini diikuti sekitar 20 orang pegawai. Kursus ini akan dilaksanakan setiap hari kerja pada pukul 09.00-10.30 WIB. Dengan demikian waktu luang sebelum program kerja berjalan bisa diisi dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.

Peserta Kursus

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Ibu Titit Lestari, S.Si, M.Si menyampaikan kursus ini diadakan sebagai jawaban atas kebutuhan pegawai yang masih kurang dalam memahami program microsof office. Sementara program tersebut sangat dibutuhkan dalam pekerjaan kita sehari-hari. Sehingga, dengan adanya kursus ini, bisa membantu mempermudah pekerjaan sehari-hari dan mampu meningkatkan kinerja pegawai.

Pelaksanaan program ini bekerja sama dengan salah satu lembaga kursus swasta yang sudah berpengalaman. Di akhir program para peserta akan diberikan sertifikat keahlian.

‘Nahkoda’ Baru Dan Semangat Baru

0
Kepala BPNB Sumbar yang baru Bapak Drs. Suarman (Kemeja Biru)

Padang (BPNB Sumbar) – Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat mengawali tahun 2017 dengan nuansa baru. Pergantian nahkoda menjadi penyebabnya. Sejak serah terima jabatan pada  22 desember 2016 lalu, BPNB Sumatera Barat secara resmi dinahkodai Bapak Drs. Suarman menggantikan Bapak Jumhari, SS yang sekarang pindah ke BPNB Jawa Barat. Sementara sebelumnya Bapak Drs. Suarman memimpin BPNB Kepulauan Riau. Pergantian tersebut sekaligus membawa harapan baru bagi Balai di masa depan.

Kepala BPNB Sumbar yang baru Bapak Drs. Suarman (Kemeja Biru)

Dalam acara perkenalan dengan seluruh pegawai BPNB Sumatera Barat pada Jumat, 6 Januari 2017 Bapak Suarman meminta dukungan seluruh pegawai sekaligus menyampaikan beberapa arahan terkait dengan keberhasilan balai di masa depan. Pada kesempatan itu Beliau menyatakan bahwa keberhasilan kantor tidak lepas dari dukungan seluruh pegawai baik tenaga teknis maupun tenaga administrasi. Pegawai sebagai ujung tombak program harus saling mendukung.  Untuk itu rasa kekeluargaan, harmonisasi dan kekompakan pegawai perlu dijaga dengan baik.

Selain dukungan pegawai, keberhasilan juga ditentukan oleh peningkatan prestasi kerja. Sebagai ujung tombak pegawai diharapkan mampu meningkatkan prestasi kerja. Kerjasama, disiplin dan kualitas kerja menjadi penting. Unsur pemerataan dalam pembagian kerja diutamakan, namun reward dan punishment juga sangat penting untuk meningkatkan kinerja pegawai. Jadi setiap pegawai akan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kapasitasnya.

Di masa depan keberhasilan pelaksanaan program tidak lagi dinilai hanya dari segi kuantitas, tapi paling utama adalah kualitas. Peningkatan kualitas ini berkaitan dengan seberapa bermanfaat program tersebut bagi masyarakat. Untuk itu target dan sasaran harus jelas. Mutu kerja dan pertanggungjawaban harus diutamakan. Sehingga perlu peningkatan sumber daya manusia melalui berbagai program seperti pengkaderan, diklat, dan fasilitasi penambahan angka kredit melalui kegiatan pendukung bagi jabatan fungsional.

Beliau menambahkan bahwa dua kata kunci keberhasilan kantor ke depan adalah mengetahui potensi budaya di sekitar kita dan membangun sinergi dan kemitraan dengan stakeholder. Balai, di masa depan juga harus lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan cara melibatkan dalam berbagai kegiatan-kegiatan balai.

Semoga Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat di bawah kepemimpinan Bapak Drs. Suarman semakin baik ke depan. Selamat bertugas Pak.

BPNB Menyapa Masyarakat PALI Sukses

0
Pertunjukan salah satu permainan tradisional Kabupaten PALI

PALI (BPNB Sumbar) – Pelaksanaan BPNB Menyapa Masyarakat di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan pada Selasa (20/12) berlangsung sukses. Peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat, guru dan ketua adat mengikuti sosialisasi dengan antusias. Kegiatan BPNB Menyapa Masyarakat dilaksanakan di gedung SMA Negeri 1 Talang Ubi, dimulai pada pukul 09.00 wib hingga selesai. Secara resmi kegiatan BPNB Menyapa Masyarakat di Kabupaten PALI dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten PALI Bapak Ali Hanafiah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pali membuka acara BPNB Menyapa Masyarakat

Kegiatan dilaksanakan dalam dua sesi yaitu sosialisasi dengan dinas dan tokoh masyarakat dan sosialisasi dengan pelajar. Sosialisasi dengan dinas dan tokoh masyarakat dihadiri sekitar 20 orang termasuk kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten PALI beserta kepala bidang kebudayaan disdikbud, ketua adat, tokoh masyarakat serta guru-guru kesenian yang ada di Kabupaten PALI. Sementara sosialisasi dengan pelajar melibatkan sekitar 40 siswa SMA yang dipilih dari SMA Negeri 1 Talang Ubi.

Presentasi program kerja dalam BPNB Menyapa Masyarakat Kabupaten PALI

Pada kesempatan itu kepala dinas menyatakan dukungan dan ucapan terima kasihnya kepada BPNB Sumbar yang telah memilih kabupaten PALi di antara banyak kabupaten yang ada di provinsi sumatera selatan. Beliau menyampaikan bahwa masalah kebudayaan bagi masyarakat PALI sebagai kabupaten baru sangat penting dalam rangka upaya membangun karakter dan identitas masyarakat. Sehingga kegiatan sosialisasi yang digagas oleh BPNB Sumbar sangat penting untuk ke depan bisa menggali nilai-nilai budaya masyarakat dan melalui sinergi dan koordinasi antar instansi mampu membangun karakter masyarakat sesuai dengan identitasnya. Beliau juga berharap setelah kegiatan BPNB Menyapa Masyarakat akan menyusul lagi kegiatan-kegiatan lain di masa depan yang saling bersinergi dengan pemerintah dan  masyarakat PALI.

Salah satu peserta BPNB Menyapa mengajukan pertanyaan

Sementara itu Ketua Tim BPNB Menyapa untuk Kabupaten PALI Bapak Undri, SS, M.Si, menyampaikan bahwa sangat penting mencatat dan menginventarisir karya-karya budaya yang ada di masyarakat. Dari banyaknya karya budaya tersebut lalu memilah karya budaya mana yang menjadi kekhasan kabupaten PALI. Dengan begitu pekerjaan selanjutnya akan lebih mudah baik dalam mensosialisasikan karya budaya asli maupun mengajarkannya kepada generasi muda. Selanjutnya adalah pekerjaan internalisasi sehingga kebudayaan khas tersebut mampu membangun karakter yang sesungguhnya dari masyarakat tersebut.

Foto bersama panitia dan peserta BPNB Menyapa

Sebagai informasi kegiatan BPNB Menyapa Masyarakat dilaksanakan serentak di Sembilan kabupaten/kota yang terdapat di tiga wilayah kerja BPNB Sumatera Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat dan berbagai program kerjanya kepada pemerintah setempat yang ada di wilayah kerja. Harapannya, di masa mendatang bisa tercipta sinergi dan koordinasi antar program kerja dalam kaitannya dengan pelayanan terhadap masyarakat.

Foto bersama pelajar

Festival Kesenian Tradisional Masih Berlanjut

0
Musik pengiring tari piring

Padang (BPNB Sumbar) – Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat masih menggelar Festival Kesenian Tradisional. Setelah dua kali festival yang sama berlangsung sukses, hari sabtu 17 Desember menjadi Festival Seni Tradisional ke-3. Festival ini dibuka secara resmi oleh koordinator fungsional Bapak Undri, SS, M.Si mewakili Kepala BPNB Sumbar, dimulai pukul 20.00 wib di halaman Kantor BPNB Sumbar. Kegiatan ini menampilkan kesenian-kesenian tradisional yang ada di wilayah Sumatera Barat.

Bapak Undri, SS, M.Si membuka acara Festival Seni Tradisional

Pada kesempatan tersebut Bapak Undri menekankan bahwa Festival Kesenian Tradisional merupakan ajang pagelaran kesenian tradisional yang dilaksanakan dengan tujuan memfasilitasi sanggar-sanggar seni yang selama ini masih jarang tampil dan menunjukkan keseniannya kepada masyarakat luas. Selain untuk memperkenalkan sanggarnya kepada masyarakat luas, festival ini juga ingin menunjukkan kepada bahwa kekayaan budaya lokal juga tidak kalah dengan budaya dunia. Selain itu festival ini juga berusaha menunjukkan bahwa masih banyak sanggar-sanggar seni tradisional yang mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya.

Tari piring

Festival ini dimaksudkan juga sebagai oase bagi sanggar-sanggar seni yang selama ini masih terbatas wadah penyaluran keseniannya. BPNB Sumbar yang mempunyai tugas dan fungsi melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah merasa perlu mencari solusi atas keterbatasan tersebut dengan menggelar festival seni tradisional. Sementara itu Festival kali ini merupakan yang ketiga kalinya setelah dua kali berlangsung dengan sukses.

Musik pengiring tari piring

Pada kesempatan kali ini Festival menampilkan beberapa kelompok kesenian tradisional yang berada di wiayah provinsi Sumatera Barat seperti Sanggar Pusako dari Lubuk Alung, Mato Aie dari Kabupaten Agam dan Sanggar Bina Satria dari Sawahlunto. Kelompok-kelompok tersebut membawakan kesenian tradisional berupa tari piring, randai dan Kuda Kepang. Masyarakat begitu antusias menyaksikan setiap penampilan kesenian yang berlangsung pada malam minggu tersebut.

Sebagai informasi, Festival kesenian Tradisional 2016 akan dilaksanakan sebanyak empat kali berturut-turut yang berlangsung pada akhir tahun atau bulan desember. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sabtu malam pukul 20.00 wib. Jadi, masyarakat masih bisa menyaksikan penampilan kesenian tradisional pada sabtu pecan depan dengan tim kesenian dan kesenian yang berbeda.