Padang Panjang (BPNB Sumbar) – Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat mengadakan Kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM) di Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan dipusatkan di Kota Padang Panjang dengan jumlah peserta 80 orang dari 4 sekolah yaitu SMPN 5 Padang Panjang, SMPN 6 Padang Panjang, SMPN 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar dan SMPN 3 X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Selain itu empat Maestro yang dipimpin oleh Emri, S.Sn, M.Sn dari ISI Padang Panjang didapuk sebagai pelatih. Pembukaan BBM ini dilaksanakan pada Rabu, 1 November 2017 di SMP Negeri 5 Padang Panjang oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Padang Panjang, Dr. Desmon, M.Pd.
Kasubbag Tata Usaha BPNB Sumbar Titit Lestari dalam laporan pembukaan menyampaikan bahwa salah satu tujuan dilaksanakannya kegiatan BBM ini adalah untuk menumbuhkan kembali sifat bersosialisasi siswa dengan sesama teman dan lingkungannya. Pada saat sekarang para siswa lebih senang berinteraksi dengan gadget/android daripada berinteraksi dengan sesama teman. Memang gadget juga ada sisi positifnya, namun permasalahannya yaitu siswa bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan gadgetnya sehingga tidak mempunyai waktu lagi untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan diadakannya kegiatan BBM ini, siswa diharapkan memiliki waktu untuk berinteraksi dan bersoialisasi dengan teman dan lingkungan melalui latihan menari, bermain musik tradisional dan seni tradisi lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Padang Panjang, Dr. Desmon, M.Pd. dalam sambutannya menyambut positif dilaksanakannya kegiatan BBM Sumbar di Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar, karena sangat kurangnya jam pelajaran kesenian dan muatan lokal di sekolah. Selain itu juga masih terbatasnya jumlah guru kesenian di masing-masing sekolah. Dr. Desmon, M.Pd mengharapkan kegiatan BBM ini dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya.
Dr. Desmon, M.Pd mengharapkan, melalui kegiatan BBM ini para siswa tidak hanya belajar menguasai seni tradisi Minangkabau dari maestro, tetapi sekaligus juga bisa menggali nilai-nilai dan makna filosofis dari seni tradisi yang dipelajarinya. Oleh sebab itu Dr. Desmon, M.Pd menilai sangat tepat Maestro yang ditunjuk merupakan tim yang berasal dari ISI Padang Panjang, karena selain menguasai seni tradisi sekaligus memiliki pengetahuan mengenai filosofis seni yang dikuasai.
Selain itu Dr. Desmon, M.Pd juga mengharapkan kerjasama antara BPNB Sumbar dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Padang Panjang akan terus berlanjut pada kegiatan-kegiatan lainnya.
Maestro dalam kegiatan ini merupakan tim dari ISI Padang Panjang yang diketuai oleh Emri, S.Sn, M.Sn, yang merupakan dosen ISI Padang Panjang. Emri, S.Sn, M.Sn dan tim baru saja tampil pada Festival Internasional di Jogjakarta Pada tanggal 26 dan 29 Oktober 2017 dengan pertunjukan berjudul “Balega di Tanah Manang”.
Emri, S.Sn, M.Sn dalam arahannya kepada siswa pada pembukaan BBM Sumatera Barat, menyampaikan bahwa masa-masa SMP merupakan masa-masa rawan dalam proses pencarian jati diri. Energi yang besar dan emosi yang masih labil, sangat mungkin membuat anak terjerumus ke dalam hal-hal yang negative, apabila tidak diarahkan dengan baik. Kegiatan BBM ini merupakan salah satu wadah untuk melepaskan energi dan emosi siswa untuk hal-hal positif dengan belajar seni tradisi. Lebih jauh, dengan menguasai seni tradisi, sekaligus memahami nilai-nilai dan makna filosofisnya, secara tidak langsung akan membentuk watak dan karakter siswa.
Namun Emri, S.Sn, M.Sn juga menyampaikan bahwa seni itu tidak terlepas dari minat dan bakat dari masing-masing siswa. Meskipun dipaksa untuk mempelajari suatu seni, apabila siswa tidak memiliki bakat disitu maka hasilnya tidak akan maksimal. Oleh sebab itu untuk kegiatan BBM Sumbar ini, Emri, S.Sn, M.Sn bersama tim belum berani menetapkan materi yang akan diberikan dalam pelatihan nantinya. Beliau ingin materi yang akan diberikan nantinya disesuaikan dengan minat dan bakat masing-masing siswa. Apakah siswa yang bersangkutan lebih berbakat menari, vocal, atau bermain musik. Hal ini baru dapat terlihat pada latihan pertama kali nantinya.
Kegiatan ini akan berlangsung selama sebulan penuh dengan bentuk pelatihan. Semoga dengan adanya kegiatan ini, para siswa-siswi yang terlibat lebih mencintai seni tradisi sebagai identitasnya.
(Kontributor: Erric Syah)