Masyarakat Sumatera Barat atau Minangkabau identik dengan Rendang. Masakan satu ini tidak saja terkenal di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Kelezatannya yang mendunia, telah mendorong rendang tidak saja dikonsumsi sebagai makanan biasa tapi telah dipasarkan sebagai buah tangan ketika melakukan perjalanan wisata. Walau demikian, banyak yang tidak tahu jenis-jenis rendang apa saja yang ada di Sumatera Barat, khususnya rendang lokan.
Berbicara jenis rendang bagi masyarakat Minangkabau tentu sudah biasa, masyarakat umumnya tahu bahan apa saja yang bisa direndang dan nikmat untuk dikonsumsi. Tapi bagi masyarakat di luar Sumbar tentu masih hal baru. Umumnya masyarakat di luar Sumatera Barat hanya tahu rendang daging atau disebut saja sebagai rendang. Padahal rendang sesungguhnya mempunyai aneka ragam jenis sesuai dengan bahan-bahan pembuatnya. Sebut saja rendang telur, rendang bingkah, rendang lokan dll.
Rendang lokan merupakan salah satu jenis rendang yang mungkin jarang diketahui orang. Bahan utamanya yang tidak biasa membuat rendang yang satu ini jarang diketahui. Lokan adalah kerang, jadi rendang lokan adalah rendang yang bahan utamanya terbuat dari kerang. Dari bahan utamanya, jelas bahwa rendang lokan merupakan produk pesisir yang umum menghasilkan kerang. Memang, rendang lokan adalah rendang hasil adaptasi masyarakat Minang Pesisir.
Alam takambang jadi guru, begitulah filosofi masyarakat Minangkabau dalam berinteraksi dengan alam. Ketersediaan kerang yang jauh lebih mudah di daerah pesisir dengan masyarakat yang mayoritas nelayan, membuat masyarakat lebih memilih kerang sebagai bahan utama rendang dari pada daging sapi atau kerbau. Adat istiadat tetap berjalan, rendang tetap menjadi sajian utama walau bahan utamanya berubah menjadi kerang. Hingga dalam adat-istiadat Pesisir, rendang lokan menjadi hidangan utama kepada penghulu menggantikan rendang daging di darek.