SENI BELA DIRI GODOT DARI KARAWANG

You are currently viewing SENI BELA DIRI GODOT DARI  KARAWANG

SENI BELA DIRI GODOT DARI KARAWANG

SENI BELA DIRI GODOT DARI KARAWANG
Oleh :
Ani Rostiyati
(Balai Arkeologi Provinsi Jawa Barat)

Seni bela diri Godot adalah salah satu seni pencak silat yang berkembang di wilayah Kabupaten Karawang, tepatnya di Kampung Sukaati desa Jomin Timur Kecamatan Kotabaru. Sanggar seni bela diri ini dipimpin oleh Bapak Achmad Faturochman (Kang Ace) sebagai sesepuh Godot Sukaati pada saat ini. Seni bela diri ini adalah pertarungan jarak dekat yang memanfaatkan serangan lawan. Dalam mengalahkan lawan menggunakan teknik pengalahan persendian dan memanfaatkan tenaga lawan dan bukan mengadukan tenaga dengan lawan. Teknik jurus godot terdiri dari pengalahan sendi kuncian dalam menjatuhkan lawan. Seni Bela Diri Godot, berasal dari kata godotan yang memiliki arti suatu gerakan tarik ulur yang dilakukan 2 (dua) orang yang sedang menggergaji (membelah kayu). makna dari gerakan bela diri ini tidak mengadukan kekuatan tenaga dengan pihak lawan, tetapi memanfaatkan tenaga lawan. Adapun dasar-dasar dari Seni Bela diri Godot adalah sebagai berikut: 1). Tangkapan, 2). Gerakan Jarak Dekat, 3). Permainan Pengalahan Sendi, 4). Permainan Pengalahan Keseimbangan. Sedangkan teknik Bela Diri Godot terdiri dari 19 (sembilan belas) Jurus atau gerakan di antaranya: patahan, jatuhan, dan kuncian. Sedangkan teknik jurus dasar Pencak Silat Godot terdiri dari gerakan gobagan, tokecang, susulan, gempitan, selapis, golewang, adeg sirah, gorokan, selap dua lapis, kadek cangkeng, gerakan depak ibun, peluk sakembu, gobakan engkle, tokecangan, bango tongtong, bangkolan, bandulan, dan pelitan.

Bapak Achmad Faturochman atau yang biasa dipanggil Kang Ace

Jika dilihat dari sejarahnya, seni bela diri Godot berkembang sejak jaman kerajaan Mataram pada waktu penyerangan Mataram ke Batavia sekitar tahun 1629 M. Seni bela diri ini dikembangkan (diceritakan) oleh seorang prajurit Mataram yang menyerang Batavia dan tercipta dari gerakan monyet yang sedang berkelahi. Dari gambaran tadi terciptalah jurus-jurus bela diri yang dinamakan godot. Dalam silsilah seni bela diri Godot, dipimpin oleh Pangeran Inggaroda, selankutnya diteruskan oleh Mandor Milin, Aki Laisem, Aki Cepot, Aki Sa’diah, Aki Koes, Aki Jawa, Aki Kuneng, Aki Kaisin, Aki Apar, Toyib Bin Jaki, dan Atan Priatna.

Seni bela diri Godot
Bapak Abtar Priatna Bin Toyib (Bpk Atan), sesepuh Godot di Padepokan Sukaati

Dari sudut pandang aspek sosial, kesenian tersebut mengandung ajaran : kehidupan bermasyarakat, hal ini termaktub dalam falsafah Godot dari gerakan-gerakan yang mengandung makna kejiwaan. Melalui ritual nyaratan bagi seluruh anggota yang telah lulus dalam bela diri Godot yakni dengan falsafah Weduk Rahayu Gagah Barokah, Weduk Teu Kudu Diadu, Gagah Teu Kudu Pasea, Nyeri Peurih Ulah Kapanggih, Lora Wirang Ulah Ka Sorang, Paeh Ulah Jadi Beja Batur. Artinya Sakti (kekebalan) adalah keselamatan, kegagahan menjadi berkah, sakti dan gagah tidak perlu berkelahi, sakit dan pedih jangan dirasa, hina dan mendapat malu jangan kesampaian, mati jangan jadi berita yang memalukan. Walaupun gagah dan sakti tapi tidak perlu berkelahi, harus selamat, ketika mati bukan karena hal yang memalukan. Ini merupakan pegangan hidup agar selamat dunia akhirat.

Sanggar ini sampai saat ini dipimpin oleh Bapak Achmad Faturochman (Kang Ace). Sebelum beliau, sanggar dipimpin oleh Bapak Abtar Priatna Bin Toyib (Bpk Atan ), sebagai Sesepuh Godot di Padepokan Sukaati yang beralamat di Kampung Sukaati Rt.001 Rw. 003 Desa Jomin Timur Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang Jawa Barat. Bapak Abtar Priatna inilah yang mengajarkan atau menurunkan ilmu bela diri Godot kepada Bapak Achmad Faturochman atau yang biasa dipanggil Kang Ace.