Kegiatan Peduli Budaya dan Lingkungan BPK IX di Kawasan Situs Batujaya Kabupaten Karawang
Kegiatan peduli budaya dan lingkungan dilakukan BPK IX di Kawasan Situs Batujaya Kabupaten Karawang tepatnya di Candi Blandongan, pada tanggal 9 Desember 2023. Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama antara BPK IX dengan stake holder terkait, seperti Dinas Provinsi dan Kabupaten yang bergerak di bidang pelestarian kebudayaan, Pemerintah setempat (Kecamatan dan Desa) serta masyarakat sekitar.
Kawasan Batujaya sendiri telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional. Di kawasan ini terdapat dua lapisan budaya, yaitu budaya prasejarah dan Hindu-Budha. Masa prasejarah ditandai dengan ditemukannya rangka manusia dan bekal kubur. Sedangkan, masa Hindu-Budha ditandai dengan ditemukannya sejumlah artefak, antara lain inskripsi, ornamen kepala manusia dan hewan yang terbuat dari stucco, dan wadah-wadah serta peralatan yang terbuat dari gerabah dan keramik Cina masa Dinasti Tang.
Inti acara kegiatan adalah melakukan penanaman pohon langka yang bernilai filosofi bagi kebudayaan dan juga mendukung pelestarian lingkungan di sekitar situs. Pohon-pohon yang ditanam, diantaranya Nagasari, Kepel, Cendana, dan Gaharu.
Nagasari (Mesua ferrea L.) adalah tanaman suci umat Buddha yakni sebagai Pohon tempat meditasi dari beberapa Buddha di masa lalu. Pohon ini juga terdapat di relief Candi Borobudur pada cerita Avadana da Lalitavistara. India mengenal pohon ini sebagai Nagakesara atau Nagapuspa, dimana tanaman ini sudah dikenal dalam pengobatan Ayurveda sebagai obat untuk mengatasi bisa ular. Beberapa Bodhisatwa dari pantheon Buddhis juga digambarkan memegang bunga nagakesara, diantaranya Bodhisatwa Maitreya.
Tanaman lain juga tidak kalah penting, yakni tanaman Kepel atau Burahol (Stelechocarpus burahol), dimana tanaman langka ini bermakna filosofi sebagai keutuhan, atau kebulatan tekad, sehingga melambangkan kerjasama pelestarian kebudayaan dengan berbagai pihak. Pohon Kepel juga dipercaya merupakan pohon kerajaan karena dipercaya yang memakan buah kepel, tubuhnya akan berbau harum, sehingga banyak putri raja yang gemar mengkonsumsi buah kepel.
Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan tari dari SMK Matha’ul Anwar Segaran, penampilan silat dari Juru Pelihara BPK IX, kesenian odong-odong, dan kuliner tradisional setempat.
Kegiatan Peduli Budaya dan Lingkungan