GECO, KULINER CIANJUR TEMPO DULU
Oleh :
Ria Intani T.
(Balai Arkeologi Provinsi Jawa Barat)
Geco merupakan singkatan dari taoge tauco. Geco merupakan kuliner Cianjur tempo dulu yang saat ini kondisinya terancam punah. Penjual Geco yang tampak masih bertahan hingga saat ini adalah yang berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto yakni Geco Ny. Cang dan di Jalan Siti Jenab yakni Geco Pak Iding. Pak Iding menjajakan Geco secara mangkal dengan gerobaknya sejak tahun 2000. Geco dijajakan dari pukul 09.00-16.30WIB. Pembeli bisa menyantap di tempat maupun membawanya pulang. Kemampuan Pak Iding mengolah Geco diperoleh dari ayahnya, Durahman, yang dulu juga merupakan penjaja Geco keliling. Berjualan sejak tahun 1950 dan berhenti saat ”berpulang” di tahun 2000. Meskipun Geco termasuk jenis kuliner jadul alias zaman dulu, namun keberterimaannya bukan saja dalam kisaran waktu sehari hari dan ruang-ruang rumah. Geco Pak Iding kerapkali juga dipesan untuk acara hajat pernikahan, suguhan tamu yang bertandang ke instansi-instansi, pernah pula dipesan untuk hidangan di acara pelantikan bupati Cianjur dan pernah pula menjadi salah satu menu hidangan pada acara di Gedung Sate.
Geco merupakan olahan dari beberapa jenis bahan seperti: kupat, tahu, taoge, mie aci, dan tauco. Tahu digoreng setengah matang, taoge dimatangkan secara mendadak manakala Geco akan dibuat, dan untuk tauconya lebih dulu diolah secara tersendiri dengan ditumis bersama tomat, gula, bawang daun, dan garam.Geco disajikan di atas piring. Penyajiannya diawali dengan kupat dan tahu diiris-iris lalu ditaruh ke piring, selanjutnya di atas kupat dan tahu ditaruh tauge, mie aci, dan terakhir disiram tauco.