Cagar Budaya Situs Batujaya

You are currently viewing Cagar Budaya Situs Batujaya
Cagar Budaya Situs Batujaya

Cagar Budaya Situs Batujaya

Cagar Budaya Situs Batujaya. – Kawasan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 76/M/2019.

Kompleks Percandian Batujaya adalah sebuah suatu kompleks percandian Buddha yang terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Cagar Budaya Situs Batujaya ini disebut percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik. Candi-candi tersebut merupakan candi-candi tertua di Nusantara. Kompleks percandian dibangun pada zaman Kerajaan Tarumanagara yang bercorak Hindu. Pembangunan kompleks candi Buddha yang megah di kerajaan Hindu menunjukkan tingginya toleransi antar umat beragama pada masa itu.

Berdasarkan data zonasi, terdapat 39 lokasi percandian. Di lokasi kompleks percandian ditemukan sejumlah artefak antara lain inskripsi (emas, terakota, dan bata), ornament berupa kepala manusia dan hewan yang terbuat dari stucco, wadah-wadah dan peralatan yang terbuat dari gerabah dan keramik Cina masa Dinasti Tang berusia abad ke-9 hingga ke-10 Masehi. Diperkirakan masih terdapat beberapa bangunan/struktur lain yang diduga Cagar Budaya.

Situs Batujaya terletak di lokasi yang relatif berdekatan dengan Situs Cibuaya (sekitar 15 km di arah timur laut) yang merupakan peninggalan bangunan Hindu dan situs temuan pra-Hindu “Kebudayaan Buni” yang diperkirakan berasal dari masa abad pertama Masehi. Kenyataan ini seakan-akan mendukung tulisan Fa Hsien, seorang bhiksu dari Cina yang berkunjung ke Pulau Jawa pada tahun 414 Masehi, yang menyatakan: “Di Ye-po-ti (transliterasi dari Jawa Dwipa, kemungkinan besar yang dimaksud adalah Kerajaan Tarumanagara, kerajaan di Pulau Jawa yang berjaya pada masa itu) jarang ditemukan penganut Agama Buddha, tetapi banyak dijumpai brahmana dan orang-orang beragama kotor (penganut kepercayaan lokal, animisme)”.

Lokasi candi ini dahulu merupakan danau atau rawa dan candi dibangun di tepian. Danau ini terbentuk akibat beralihnya Citarum dari arah utara ke barat laut. Hal ini juga ditandakan dengan nama desa yang ada yaitu Segaran dan Telaga Jaya yang berarti laut atau badan air seperti danau dalam bahasa Sanskerta.