UME LE’U RUMAH ADAT MASYARAKAT TIMUR TENGAH UTARA

0
5666

Indonesia adalah yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Ribuan pulau ini di diami oleh suku bangsa yang berbeda-beda, jadi tidak mengherankan jika setiap pulau memiliki kebudayaan dan tradisi yang berbeda pula dengan pulau yang lainnya. Hal ini merupakan suatu anugrah yang tak ternilai karena bangsa kita karena memiliki beraneka ragam kebudayaan. Masing-masing kebudayaan disetiap pulau mempunyai keunikannya tersendiri, baik dari segi tradisi, adat-istiadat, kesenian, arstiketur dan lain-lainnya.  Seperti keunikan arsiterktur rumah adat yang berada di Kabupaten Timur Tengah Utara di Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat rumah yang bernama Ume Le’U (dibaca Uem Leu) /Ume Alat/Lopo Nak Ume.

 Uem Le’u atau Uem Alat secara harfiah artinya rumah adat ini terdiri dari dua bangunan yang memiliki tipikal yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kedua rumah adat dimaksud adalah Lopo dan Uem Buhu. Dengan kata lain Uem Le;u atau rumah adat terdiri dari dua bangunan kembar yang masing-masing mimiliki makna, seperti Lopo merupakan simbol Bapa/Pater/Jantan dan Uem  Bubu melembangkan Mama/Mater/Betina. Bangunan rumah adat tradisional ini dari aspek waktu pembentukannya tidak diketahui secara pasti namun melekat pada salah satu sub etnik Timor yang menyebut namanya Atoni Pah Meto.

Kedua bangunan kembar tersebut dari aspek tata letak selalu mengedepankan atau mengutamakan unsur Bapa sehingga secara faktual Lopo selalu didirikan di depan Uem Bubu.  hal ini secara implisit menunjukan paham patrilineal yang dianut Atoni Pah Meto, sehingga dari aspek fungsi Uem Le’u menjadi tempat hunian bagi  Atoni Pah Meto dimana Bapak sebagai simbol indetitas klan dan hal itu bisa terlihat dari sapaan tamu yang berkunjung sebagai berikut : Lopo Bapa Kolo. sebaliknya jika orang dalam bertanya Uem Taufina es kin ka?? (Tuang Rumah ada ka??, maka orang akan menjawab ” Ain Kolo Esan” (Ibi Kolo adfa)