Usai shalat Idul Adha, masyarakat muslim di Desa Baluk tidak langsung melakukan penyembelihan hewan kurban seperti yang lazim dilakukan oleh masyarakat muslim lainnya. Masyarakat memilih waktu sehabis shalat Dzuhur untuk pelaksanaan pemotongan. Karena sehabis shalat Idul Adha, mereka melakukan ziarah kubur dan mengikuti acara kamratan atau silaturrahmi massal. Kebiasaan menunda penyembelihan hewan kurban di Desa Baluk, sudah sejak lama dilakukan dan selama itu pula tradisi kamratan mereka laksanakan.
Muslim di Desa Baluk berjumlah sekitar 600 KK atau sekitar 2.400 jiwa. Desa ini berada di pinggir jalan utama Denpasar-Gilimanuk, atau sekitar tiga kilometer di sebelah barat kota Negara, ibukota Kabupaten Jembrana. Ada sekitar seratusan orang yang ikut serta dalam acara kamratan, sedangkan yang lainnya menunggu di rumah masing-masing.
Kamratan adalah kegiatan silaturrahmi massal yang dilakukan secara bersama-sama dengan bentuk kegiatan mengunjungi rumah warga muslim, berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya. Yang dikunjungi pertama kali adalah warga yang usianya paling tua, baru disusul ke rumah tokoh masyarakat yang usianya lebih muda dan atau mengunjungi tokoh-tokoh agama. Kegiatan terus dilakukan sampai memasuki waktu dzuhur.
Dengan cara kamratan ini masyarakat bisa bersilaturrahmi dengan seluruh warga. Selain bersilaturrahmi, tujuan kamratan memberikan contoh agar anak muda menghormati kepada yang lebih tua. Kegiatan kamratan, bukan silaturahim biasa. Karena setiap kali berada di rumah yang dikunjungi, diisi dengan kegiatan membaca tahlil secara singkat, kemudian diikuti dengan membaca do’a bagi keselamatan tuan rumah dan keluarganya, serta seluruh warga masyarakat.
Hal lainnya dalam kamratan, setiap tuan rumah selalu menyediakan menu sarapan dengan makanan khas, yakni lontong sayur dan nasi plecing ayam khas Loloan. Jembrana. Tentu ada juga sejumlah jenis kue basah dan kue kering. Tuan rumah yang dikunjungi dalam acara kamratan, sengaja menyediakan makanan untuk yang datang. Karena katanya, mereka ingin bersodaqoh dan ingin merayakan lebaran dengan menghidangkan makanan bagi warga.
Dalam setiap kamratan, tidak semua warga dikunjungi. Panitia akan membuat jadwal sesuai dengan informasi yang sebelunya sudah disampaikan oleh tuan rumah. Tapi kalau warga yang meminta dikunjungi jumlahnya terlalu banyak, maka takmir masjid akan mengatur acara kunjungan pada keesokan harinya. (WN)