Lelipi Selan Bukit merupakan sebuah mitos yang dikenal luas oleh masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Dalam mitos ini diceriterakan bahwa pada zaman dahulu Bendesa Tenganan memiliki ladang yang ditanami dengan berbagai tanaman seperti pisang, buah-buahan dan lainnya. Ladang tersebut pengolahannya diserahkan sepenuhnya kepada seorang penggarap yang bernama I Tundung.

Dalam menggarap kebun itu I Tundung sering mengalami kehilangan sehingga ia merasa malu kepada Bendesa dan memiliki pemikiran bahwa Bendesa akan mencurigai dirinya atas kehilangan-kehilangan tersebut. Untuk menghindari kehilangan yang berlanjut I Tundung kemudian melakukan tapa semadi di Pura Nagasulung untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar beliau menganugerahkan rupa yang menakutkan kepada I Tundung supaya orang tidak berani lagi mencuri. Permohonan itu dikabulkan dan ia dianugerahi rupa seekor ular besar berwarna hitam.

Suatu ketika anak Bendesa adat datang ke ladang membawakan I Tundung nasi, disana ia tidak bisa menemukan I Tundung selanjutnya dia berteriak memanggil nama I Tundung beberapa kali. Tiba-tiba munculah seekor ular besar hitam yang membuat anak Bendesa menjadi ketakutan dan lari menjerit-jerit lari pulang. Ia lalu menceriterakan hal tersebut kepada ayahnya yang kemudian datang sendiri ke ladang itu. Sesampainya di ladang Bendesa juga tidak menemukan I Tundung, ia lalu memanggil-manggil nama I Tundung dan yang datang adalah seekor ular hitam besar. Bendesa sangat terkejut akan kedatangan ular tersebut, namun si ular yang merupakan jelmaan dari I Tundung bisa berbicara dan menceriterakan kisahnya hingga ia menjadi seekor ular hitam.

Itulah hari terakhir I Tundung yang dalam wujud ular hitam bisa berbicara layaknya manusia. Dan sejak saat itu I Tundung diberikan tugas untuk menjaga kebun Bendesa dan juga seluruh wilayah Desa Tenganan. Akhirnya sampai sekarang masyarakat Tenganan percaya seekor ular hitam besar jelmaan I Tundung yang disebut lelipi selan bukit yang akan terus menjaga wilayah Desa Tenganan. (WN)