Seri Tokoh Sejarah: Prof. Dr. Ida Bagus Mantra

0
9881

Prof. Ida Bagus Mantra adalah salah satu tokoh sejarah yang cukup berpengaruh di Bali. Gubernur Bali kelima tersebut menjabat sebanyak dua periode, yaitu 1978-1983 (periode pertama) dan 1983-1988 (periode kedua). “Orang Bali harus menyadari harga dirinya” begitulah pesan moral Ida Bagus Mantra kepada orang Bali karena merasa prihatin pada tradisi Bali yang semakin ditindas oleh budaya Barat. Harga diri orang Bali menurut Ida Bagus Mantra dapat dibangun dan ditata melalui lima hubungan korelasional antara agama, seni, budaya, bahasa, dan ekonomi yang disebut dengan landasan kebudayaan. Ide-ide dan gagasan Ida Bagus Mantra mengenai pentingnya menjaga “harga diri” melalui penguatan lima pilar tradisi Bali inilah yang membuatnya mendapat tempat tersendiri dalam masyarakat Bali. Ingin mengetahui lebih jauh mengenai Prof. Ida Bagus Mantra, simak ulasan berikut.

Prof. Dr. Ida Bagus Mantra dilahirkan pada  8 Mei 1928. Ayahnya Ida Bagus Rai adalah seorang pedanda (pendeta Hindu) di Geriya Kedaton. Suasana spiritual di dalam Geriya tersebut membentuk identitas dan jati diri Ida Bagus Mantra kecil tumbuh sebagai pribadi santun yang religius. Dalam perjalanan hidupnya, Ida Bagus Mantra mendalami sastra Timur di AMS (Algemene Middelbare School) di Makasar (1947-1949), kemudian melanjutkan studinya di Visva Bharati University Santineketan West Bengal, India. Gelar masternya diraih tahun 1954 sedangkan gelar doktor ia sandang pada tahun 1957 dengan disertasi berjudul “Hindu Literature and Religion in Indonesia”.

Selain pernah menjabat sebagai Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra adalah tokoh di balik berdirinya Fakultas Sastra  Udayana cabang Universitas Airlangga Surabaya yang diresmikan tanggal 29 September 1958. Fakultas Sastra Udayana tersebut diharapkan menjadi sumbert inspirasi dan motivasi di dalam menggali, mengajegkan, dan mempertahankan kebudayaan Bali.

Tahun 1962-1964 Prof. Dr. Ida Bagus Mantra diangkat menjadi Dekan Fakultas Sastra, kemudian tahun 1964-1968 ia dipercaya menjabat sebagai Rektor Universitas Udayana yang pertama. Dia juga menggagas terbentuknya Maha Widya Bhawana Institut Hindu Dharma (IHD) pada tanggal 3 Oktober 1963, yang sekarang menjadi Universitas Hindu Indonesia Denpasar.

Prof. Dr. Ida Bagus Mantra juga dipercaya oleh pemerintah menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan. Kepemimpinannya yang mengagumkan inilah yang akhirnya mengusung Ida Bagus Mantra menduduki jabatan Gubernur Bali. Pada periode pertama jabatannya (1978), ia menggulirkan kebijakan menetapkan kebudayaan Bali yang dijiwai oleh nilai-nilai Hindu. Setelah purna tugas sebagai gubernur, Prof.Dr. Ida Bagus Mantra diberi kepercayaan untuk memangku jabatan sebagai Duta Besar Luar Biasa di India untuk masa bakti tiga tahun (1989-1992). Setelah masa bhakti sebagai duta besar berakhir dan masa bhakti sebagai guru besar sejarah kebudayaan di Fakultas Sastyra Universitas Udayana Denpasar pada tahun 1993. Negara kembali memberikan kepercayaan kepada Ida Bagus Mantra sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) untuk masa bhakti tahun 1993-1998. Pada 10 Juli 1995, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra telah menghembuskan nafas terakhirnya di Denpasar. (WN)