Rahayu Swagata merupakan Bahasa Jawa Kuno yang memiliki arti ”Selamat Datang”. Rahayu Swagata diangkat oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali sebagai platform rangkaian kegiatan selama sepekan bersama Arka Kinari di Bali.

Arka Kinari merupakan proyek kapal milik dua musisi lintas benua, Nova Ruth (Indonesia) dan Filastine (Spanyol-Amerika). Pelayaran Kapal Arka Kinari berjalan dengan misi berupa proyek interaksi lintas budaya, di mana tim Arka Kinari rutin melakukan pertunjukan seni dan berkolaborasi dengan penduduk sekitar tempat di mana mereka singgah. Tidak hanya itu, Arka Kinari juga memiliki misi dalam hal kampanye krisis iklim dan kelestarian laut. Dalam pelayarannya di Indonesia, Arka Kinari berkerja sama dengan Program Jalur Rempah yang digagas oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menyambangi peninggalan-peninggalan masa jaya jalur rempah dari mulai cagar budaya, hingga menampilkan warisan budaya tak benda. Di samping itu juga, mereka berkolaborasi dalam sebuah pertunjukan hasil lintas budaya serta melakukan edukasi ke generasi muda.

Perjalanan Arka Kinari menuju kepulauan Jalur Rempah nusantara ini dimulai sejak tahun 2019. Arka Kinari berlayar dari Belanda melewati Portugal, Maroko, Pulau Canary, Tanjung Verde, Trinidad, menyusuri laut Karibia di Venezuela, Laut Pasifik Amerika dan Meksiko, Hawaii, hingga tiba di Indonesia pada September 2020. Mereka melego jangkar di Sorong awal September lalu. Setelah singgah di Sorong, Banda Naira, Selayar, dan Makassar, pada Kamis (15/10) minggu lalu, Arka Kinari tiba di Pelabuhan Tanjung Benoa-Bali.

”Rahayu Swagata Arka Kinari, Selamat Datang Arka Kinari. Selamat menyusuri jejak-jejak rempah dan melakukan integrasi budaya di Pulau Dewata” sambut I Made Dharma Suteja, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali. Proses penyambutan secara resmi akan kedatangan kapal Arka Kinari baru dilaksanakan pada Minggu (18/10). Penyambutan awak kapal Arka Kinari selain dilakukan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali, juga dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali serta stakeholder terkait.

Kegiatan penyambutan ini tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan penyambutan diawali dengan pengalungan bunga dan penyerahan cenderamata berupa udeng dan selendang. Selain itu juga disajikan Baleganjur Kolaborasi yang terdiri dari 10 pemain gamelan dan 6 penari, Tari Baris Panca Dewata dan Tari Barong.

Selama di Bali, awak kapal Arka Kinari bersama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali melakukan kolaborasi beberapa kegiatan. Di antaranya yaitu: 1). Workshop Navigasi Laut; 2). Menerima Kunjungan Kapal dari Komunitas Budaya; 3). Webinar terkait Jalur Rempah; 4). Mengunjungi Cagar Budaya dan Museum; 5). Pelepasan Tukik; 6). Kolaborasi Seni; 7). Penyelaman di Tulamben; dan 8). Kunjungan Ke Desa Adat Tenganan Pegringsingan dan Dukuh Penaban. Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan ramah tamah yang dilakukan di Taman Ujung Karangasem. (WN)