Di Desa Munggu Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Bali terdapat sebuah tradisi unik yang dilaksanakan setiap Hari Raya Kuningan. Tradisi tersebut dikenal dengan nama Mekotek. Tradisi Mekotek atau Ngerebeg Mekotek sendiri telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia pada tahun 2016.
Sejarah mencatat, Mekotek semula merupakan tradisi yang berasal dari Kerajaan Mengwi. Tradisi ini dilaksanakan untuk menyambut prajurit kerajaan yang datang dengan membawa kemenangan atas Kerajaan Blambangan di Banyuwangi. Pemerintah kolonial Belanda sempat menghentikan tradisi ini, karena Belanda khawatir akan ada pemberontakan. Namun karena terjadi wabah penyakit, Mekotek pada akhirnya dihidupkan kembali oleh masyarakat sebagai ritual atau upacara adat tolak bala.
Dahulu, perayaan Mekotek menggunakan besi, yang memberikan semangat juang untuk ke medan perang atau dari medan perang. Oleh karena banyak peserta yang terluka, maka tombak dari besi tersebut diganti dengan tongkat dari kayu pulet yang sudah dikupas kulitnya dan diukur panjangnya sekitar 2-3,5 meter. Para peserta diwajibkan mengenakan pakaian adat dan berkumpul di Pura Dalem Munggu. Setelah berkumpul, mereka melakukan persembahyangan terlebih dahulu.
Usai sembahyang, seluruh peserta melakukan pawai menuju sumber air di kampung Munggu. Upacara ini diikuti oleh masyarakat Munggu, khususnya yang berjenis kelamin laki-laki dan berusia antara 12 hingga 60 tahun. Adapun jumlah peserta sekitar 2000 orang. Para peserta dibagi dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 50 orang.
Tongkat kayu yang dibawa, diadu di atas udara membentuk piramida atau kerucut. Bagi peserta yang memiliki nyali, naik ke puncak kumpulan tongkat kayu tersebut dan berdiri diatasnya dan memberikan komando semangat bagi kelompoknya. Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok lain. (WN)