Tari Rejang Ilud berbeda dengan tari rejang lainnya di Bali. Tari ini memiliki gerakan unik yaitu ngilud. Gerakan ngilud merupakan gerakan telapak tangan yang seolah menggenggam sesuatu dan digerakkan dengan arah dari dalam ke luar. Gerakan tari rejang umumnya adalah ngayab dengan membuka telapak tangan yang mengibas pada arah tertentu.

Gerakan ngayab pada Tari Rejang Ilud juga ada. Keberadaan gerakan ngilud itu dapat kita identikkan dengan bodhyagiri mudrā yaitu sikap tangan menggenggam sesuatu. Gerakan mudra tersebut memiliki makna keteguhan pengetahuan/ kesadaran. Gerakan ngilud itu dapat kita asumsikan sebagai simbol pemusatan kekuatan Ida Sang Hyang Widhi dalam menurunkan anugerah yang disimbolkan pada gerakan ngayab yang disebut vara mudrā (gerakan memberikan anugrah) dan menghaturkan persembahan. Keunikan yang lain adalah pada musik pengiring (tabuh). Tari yang berkembang di Bali umumnya pada setiap gerakannya mengikuti irama tabuh, namun pada Tari Rejang Ilud berlaku hal yang sebaliknya.

Makna simbolik yang terkandung dalam Tari Rejang Ilud secara umum tidak berbeda dengan tari rejang lainnya. Namun adanya gerakan ngilud makin menguatkan peran wanita sebagai sakti dalam kehidupan manusia. Wanita bukan hanya mampu memberikan persembahan bagi kesucian sebuah wilayah yang tercermin dari gerakan ngayab, namun wanita juga dapat bertindak tegas mengusir atau menghalau berbagai bahaya dan bencana dengan kekuatannya sebagai sakti, yang ditunjukkan dengan adanya kombinasi gerakan ngayab dan gerakan berkacak pinggang serta meluruskan tangannya yang disebut dengan abhāya mudrā (gerakan menolak bahaya).

Tari Rejang Ilud ini memiliki peran strategis dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat Desa Buahan di era globalisasi. Khusus pada aspek edukasi. Tari ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi wanita akan perannya sebagai sakti. Bila perempuan sadar peran maka masa percepatan masa kehancuran (kaliyuga) dapat dihambat atau bahkan dapat diperbaiki. Karena Hindu sendiri mengajarkan bahwa hancurnya dunia ini sangat ditentukan oleh kaum sakti itu. (WN)