Geguritan Ahmad Muhamad

0
1411

Geguritan Ahmad Muhamad merupakan cabang/bagian seni sastra yang dikenal oleh masyarakat Bali, khususnya di kabupaten Jembrana. Geguritan Ahmad Muhamad mulai berkembang di Bali, khususnya di kabupaten Jembrana sejak diperkenalkannya berbagai kesenian oleh masyarakat muslim yang datang ke Bali pada masa itu.

Naskah Geguritan Ahmad Muhamad berupa lontar yang merupakan koleksi pribadi dan saat ini tersimpan di banjar Antap, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Naskah geguritan ini telah dialih aksarakan oleh I Gusti Kade Arka pada tanggal 17-Mei-1997, dan dituliskan kembali oleh I Gusti Agung Komang Widana pada hari Umanis Galungan (sehari setelah hari raya Galungan).

Tembang dalam melagukannya memakai irama Bali, sedangkan tema lagunya diambil dari hikayat-hikayat melayu, seperti : Seh Ahmad Muhammad, Siti Bagdab, dan Jon Sah. Geguritan Ahmad Muhamad biasanya dipentaskan dalam acara-acara selamatan seperti : pernikahan, kelahiran bayi, dan upacara tiga bulanan. Nilai yang terkandung dalam Geguritan Ahmad Muhamad melekat pada kepribadian setiap tokohnya yang mempunyai perwatakannya tersendiri. Melalui perilaku tokoh-tokoh itu dapat dibentuk nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman dan juga sumber rujukan kehidupan, utamanya nilai agama, etika, sosial, kekerabatan, dan lain sebagainya. (WN)

Sumber: Dokumen Pencatatan WBTB BPNB Bali