CERA LABU

0
1784

Cera Labu merupakan tradisi masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir laut atau pesisir pantai yang mata pencahariannya sebagai nelayan, mensyukuri nikmat atau hasil yang diperoleh dengan jalan melakuka selamatan laut (Cera Labu).

Cera labu dilaksanakan pada bulan Mei atau Juni setiap tahunnya yang dipimpin oleh seorang pemangku adat, dengan harapan agar dalam mencari nafkah senantiasa mendapat hasil yang berlipat ganda dan terhindar dari segala musibah.

Sehari sebelum Cera labu dilaksanakan, masyarakat mengadakan malam hiburan atau pesta rakyat dengan memakai alat musik tradisional seperti menabuh gendang, sebagian orang membuat rakit dan menyiapkan sesajen (soji ro sangga).

 

Sesajen tersebut terdiri dari :

  1. Kepala Kerbau
  2. Ayam Jantan/Betina
  3. Pisang
  4. Daun Sirih/nahi
  5. Pinang/U’A atau Sao U’A
  6. Kapur Sirih/Afu
  7. Rokok Daun Lontar/Ro’o Ta’a
  8. Padi di goreng/Karaba
  9. Kemenyan/Kamaya
  10. Peruk Tanah/Roa Bou

 

Setelah rakit dan sesajen lengkap pada pagi harinya digotong ke pinggir laut oleh beberapa orang pemuda dan seluruh masyarakat pantai, acara pelepasan rakit atau sesajen dipimpin oleh seorang pemangku adat, sebelum dilepas didalam laut rakit yang berisi sesajen tersebut diputar keliling sebanyak 3 kali dan diiringi dengan menabuh gendang, setelah acara pelepasan rakit yang berisi sesajen tersebut selesai seluruh masyarakat yang hadir melakukan siram menyiram dengan air atau air apa saja yang ada disekitar laut.

 

Sumber : Pencatatan WBTB BPNB Bali 2011