BATU KUBUR /HODI, WARISAN MEGALITIK MASYARAKAT SUMBA

0
6103

batu kubur sumba

sumber dok : http://wownderfulife.com/tag/sumba/

Sumba dikenal sebagai daerah yang memiliki kebudayaan megalitik yang hidup sampai kini. Kira-kira 4500 tahun yang lampau kebudayaan megalitik ini menjadi suatu fakta yang menyejarah bagi masyarakat Sumba. Batu-batu ini terbuat dari batu putih yang keras dan batu tarimbang dari pantai Tarimbang. Jenis batu ini biasanya lebih mahal karena mirip marmer atau pualam. Batu plat didirikan di atas empat tiang batu dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter. Batu kubur mirip sebuah altar dengan berat kurang lebih 40 – 70 ton.

       Untuk mendapatkan potongan batu besar ini, masyarakat Sumba mempunyai upacara “Tingu Watu” (tarik batu). Sebelum upacara ini dilangsungkan, pertama-tama mesti mendapat ijin dari Marapu : roh pemilik atau penjaga batu tersebut. Ada beberapa upacara yang dilakukan untuk mendapatkan ijin dari “pemilik batu”. Pertama : “Ogo Watu”, sebuah upacara pemotongan dari penggalian batu atau dari gunung. Imam Marapu akan memimpin upacara dengan mempersembahkan ayam, beras dan sirih pinang kepada roh pemilik batu. Imam Marapu mohon agar para arwah leluhur merestui upacara penarikan batu supaya dapat berlangsung dengan baik. Upacara kedua “Tingu Watu” (Tarik Batu). Ratusan bahkan kadang ribuan orang diperlukan untuk memindahkan batu yang ditarik dengan memberikan semangat lewat syair dan lagu-lagu adat. Upacara penarikan batu ini memerlukan banyak uang; pertama-tama untuk membeli batu dengan harga cukup mahal dan juga membeli binatang yang diperlukan untuk upacara dan lauk untuk orang banyak yang ikut ambil bagian dalam upacara ini.

Oleh karena itu upacara tarik batu hanya untuk orang-orang tertentu yang mampu. Upacara terakhir ialah menata kuburan dengan melukis simbol-simbol Marapu pada batu kubur. Kebanyakan symbol dihubungkan dengan perjalanan setelah hidup di dunia ini.

Sumber : WBTB BPNB  Bali, NTB, NTT