Sanur, Kamis (6/10/2016) – Memasuki hari ketiga pelaksanaan International Dance Folk Festival 2016, para peserta masih sibuk latihan bersama untuk persiapan tari kolaborasi yang akan dibawakan pada Gala Dinner World Culture Forum di Bali Nusa Dua Convention Centre pada 12 Oktober mendatang.
Konseptor dari tari kolaborasi ini adalah Bimo Dance Theatre (BDT) yang digawangi oleh koreografer kontemporer Bimo Wiwohatmo. Bertindak sebagai asisten koreografer yaitu Anter Asmorotedjo, S.Sn dan Elisabeth Nilasari, S.Sn. Sedangkan pimpinan produksi dipegang oleh Bambang Paningron.
Tari kolaborasi ini merupakan ragkaian koreografi bercerita. Konsep awal yang diusung adalah dunia semakin beubah. Manusia menjadi semakin egois dan mementingkan diri sendiri. Sehingga mengakibatkan terjadi banyak konflik, alam rusak serta ketidakseimbangan lainnya. Manusia terbagi ke dalam dua golongan yaitu golongan manusia antagonis dan golongan manusia protagonis.
Golongan manusia antagonis digambarkan melalui gerakan balet-balet. Sebaliknya golongan manusia protagonist digambarkan dengan gerakan meditasi yang lembut dan penuh harmoni. Pada akhirnya dalam tari kolaborasi tersebut ada bagian dimana golongan antagonis bertemu dengan dua orang tokoh dari golongan protagonis. Dua orang tokoh tersebut seperti membawa pesan dari alam semesta dan disampaikan kepada mereka supaya mereka hidup harmoni. Sejak saat itulah golongan antagonis berubah menjadi protagonis. Oleh karenanya di akhir tari kolaborasi akan ada gerakan melingkar seperti sangkakala. Ini merupkan konsep inti dari tarian kolaborasi tersebut. Gerakan melingkar seperti sangkakala merupakan simbol bahwa sebenarnya manusia ini satu, meskipun berasal dari berbagai negara. Lewat kebudayaan inilah manusia yang berasal dari berbagai macam belahan dunia menjadi satu. Konsep tarian kolaborasi ini selaras dengan konsep acara yang ingin diusung oleh International Folk Dance Festival ini.
Menurut Tirza (salah seorang penari dari Bimo Dance Theatre yang memimpin latihan), gerakan dalam tari kolaborasi ini diambil dari motif-motif gerakan semua negara peserta International Folk Dance Festival. Ditambah gerakan tari dari Indonesia sebagai host kegiatan ini. Adapun gerakan tari yang diambil dari Indonesia adalah gerakan tari saman. Pada sesi terakhir pertunjukan tari kolaborasi, penari akan menarikan tarian folk dari negara masing-masing. Meski gerakan setiap negara berbeda, namun uniknya mereka akan diiringi oleh musik yang sama.
Dalam tari kolaborasi ini akan melibatkan 80 penari. Terdiri dari 60 penari peserta kegiatan IFDF (30 penari laki-laki dan 30 penari perempuan) serta 20 penari dari Bimo Dance Theatre. Masing-masing negara akan diwakili 3 hingga 4 penari. (WN)