Dewa mesraman merupakan salah satu tradisi yang dilakukan dalam kaitannya dengan upacara piodalan di Pura Panti Banjar Timbrah Desa Paksebali Klungkung. Upacara ini jatuh pada saat hari Sabtu Kliwon wuku Kuningan bertepatan dengan hari Raya Kuningan.

Prosesi upacara melalui bererapa tahapan diawali dengan ngiyas pretima (menghias arca perwujudan TuhanYang Maha Esa), mendak pretima (menbawa pretima di masing-masing keluarga menuju Pura Panti Timbrah), ngelinggihang di pengaruman (ditempatkan di suatu tempat bersama pretima yang disimpan di keluarga-keluarga lain), nunas paica (makan bersama sebelum pergi mesucian), mesucian (membersihkan pretima menuju mata air di tepi Sungai Unda), mewali (kembali menuju Pura Panti Timbrah), mesolah atau dewa mesraman dilaksanakan di halaman depan Pura Panti Timbrah, katuran piodalan (pelaksanaan puncak upacara), ngaturang pemuspan (sembahyang bersama). Upacara ini diikuti seluruh anggota Panti Timbrah, termasuk anggota masyarakat yang masih memiliki hubungan juang-kejuang (hubungan kekerabatan karena proses perkawinan pihak perempuan).

Sejarah pelaksanaan upacara ini berkaitan erat dengan asal-usul keberadaan masyarakat Banjar Timbrah di Desa Paksebali. Masyarakat Banjar Timbrah pada awalnya berasal dari Desa Timbrah dan Desa Bugbug di Karangasem. Mereka datang ke Desa Paksebali, sebanyak 14 kepala keluarga dalam rangka mengiringi mengawal seorang putri raja Karangasem yang menikan dengan Raja Klungkung. Di Klungkung mereka diberi tempat tinggal di dekat Tukad Unda (Sungai Unda) dan bertugas sebagai penjaga wilayah perbatasan. Di sini mereka menetap dan kemudian berkembang membentuk banjar tersendiri bernama Banjar Timbrah. Nama Banjar Timbrah digunakan untuk mengenang desa asal mereka di Desa Timbrah Karangasem. Kepindahan mereka ke Klungkung membawa serta tradisi dan upacara di desa asalnya. Sesuai tradisi yang berlangsung di desa asalnya, masyarakat Banjar Timbrah pun tetap melaksanakan upacara yang sama. Di Desa Timbrah Karangasem upacara ini disebut mebarang sedangkan di Paksebali Klungkung disebut Dewa Mesraman atau Dewa Mepalu. (WN)

 

Sumber: Dokumen Pencatatan WBTB BPNB Bali