Penampungan Benda Cagar Budaya (BCB) Turi adalah tempat yang berfungsi untuk menampung benda-benda cagar budaya yang ditemukan di wilayah Kabupaten Sleman, khususnya benda-benda cagar budaya yang berasal dari Kecamatan Turi, Kecamatan Pakem, Kecamatan Ngaglik, dan Kecamatan Tempel. Penampungan BCB Turi merupakan satu dari tiga penampungan benda cagar budaya yang ada di Kabupaten Sleman. Dua penampungan lainnya yaitu Penampungan BCB Mlati berada di Kecamatan Mlati dan Penampungan BCB Seyegan terletak di Kecamatan Seyegan. Ketiga penampungan tersebut dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY).

Penampungan Benda Cagar Budaya Turi tampak depan

    Keberadaan Penampungan BCB Turimerupakan bagian dari upaya pelestarian cagar budaya yang dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya  Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelestarian Cagar Budaya dilakukan melalui tiga cara yaitu pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Penampungan BCB Turi adalah salah satu sarana yang digunakan dalam rangka melakukan pelindungan terhadap cagar budaya dengan cara pengamanan. Penampungan BCB Turi digunakan untuk mengamankan cagar budaya, khususnya yang bersifat bergerak (benda cagar budaya) dengan tujuan untuk menjaga dan mencegah cagar budaya agar tidak hilang, rusak, hancur, atau musnah.

    Beberapa benda cagar budaya yang diamankan di Penampungan BCB Turi adalah sebagai berikut.

Yoni

    Yoni merupakan landasan lingga yang melambangkan kemaluan wanita (vagina). Pada permukaan yoni terdapat lubang berbentuk segi empat di bagian tengah untuk meletakkan lingga yang dihubungkan dengan cerat melalui sebuah saluran air sempit. Cerat hanya terdapat pada salah satu sisi dan berfungsi sebagai pancuran. Yoni dan lingga biasanya dihubungkan dengan keberadaan candi.

Yoni B.89

No. inventaris              :B.89

Asal                            : Mendiro, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman

Keterangan                  : Cerat yoni disangga kepala naga

.

Lingga Semu

    Lingga yang hanya mempunyai dua bagian saja, yaitu wisnubhaga dan siwabhaga serta tidak dilengkapi dengan yoni. Lingga semu tidak pernah ditemukan bersama yoni, melainkan lebih banyak digunakan sebagai tanda batas atau tanda suatu kawasan yang disucikan.

Lingga Semu B.93

No. inventaris               : B.93

Asal                             : Candi Dukuh, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman

.

.

Kala

    Hiasan berbentuk kepala raksasa dengan ekspresi menakutkan, mata melotot, gigi bertaring, dan mulut menganga. Penggambaran kala sering dilengkapi pula dengan telapak bercakar dan semacam tanduk di bagian atas kepala. Hiasan ini dimaksudkan sebagai penolak bala, pada umumnya ditempatkan di tengah bingkai bagian atas pintu masuk bangunan candi. Di Jawa Timur, kala disebut juga banaspati. Penggambaran kala yang dikombinasikan dengan hiasan makara disebut kala-makara.

Kala B.450g

No. inventaris             : B.450g

Asal                           : Cemoro, Sumberejo, Tempel, Sleman

.

.

Makara

    Hiasan berbentuk ikan berkepala gajah yang dimaksudkan sebagai penolak bala. Makara sering dijumpai pada bangunan candi, khususnya pada pipi tangga, gapura, pintu, relung, dan pancuran air sebagai hiasan.

Kala B.482

No. inventaris             : B.482

Asal                           : Purwobinangun, Pakem, Sleman

.

.

Peripih

    Wadah batu atau keramik yang ditempatkan di dasar sumuran bangunan candi Hindu dan Buddha, dapat berupa kotak atau bejana yang di dalamnya tersimpan benda-benda persembahan berupa batu permata, logam mulia, abu, cermin, inskripsi, atau biji-bijian yang ditujukan untuk pemujaan dewa-dewa tertentu. Jumlah lubang pada peripih umumnya ganjil dari satu s.d. sembilan atau bahkan lebih. Peripih berlubang sembilan disebut peripih nawasanga.

Peripih B.158a

No. inventaris             : B.158a

Asal                           : Palgading, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman

.

Lapik

    Alas suatu benda. Disebut juga pedestal. Lapik pada arca berhias pahatan kelopak bunga teratai sebagai simbol kesucian dalam agama Buddha dan Hindu disebut padmasana.

Lapik B.515

No. inventaris             : B.515

Asal                           : Wringin, Purwobinangun, Pakem, Sleman

.

.

Kemuncak

    Unsur bangunan atap berupa menara-menara kecil yang mengelilingi puncak. Sifatnya dekoratif dan tidak mewakili fungsi tertentu. Sering dijumpai pada bagian puncak atap candi.

Kemuncak B.94

No. inventaris             : B.94

Asal                           : Candi Dukuh, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman

.

.

Kemuncak B.571k

No. inventaris             : B.571k

Asal                           : Klegung, Donokerto, Turi, Sleman

.

.

Antefiks

    Unsur bangunan yang berfungsi sebagai hiasan bagian luar. Sering ditemukan pada bangunan candi berbentuk segitiga meruncing. Antefiks bersifat struktural, sehingga tidak dapat berdiri sendiri melainkan menyatu dengan bangunan induknya.

Antefiks B.96

No. inventaris             : B.96

Asal                           : Dukuh, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman

.

.

Lumpang

    Alat tumbuk berupa benda yang memiliki lubang berbentuk bulat cekung pada permukaannya. Lumpang bisa terbuat dari batu ataupun kayu. Lumpang yang memiliki lubang lebih dari satu disebut batu dakon. Sebagai alat tumbuk, lumpang digunakan bersama dengan alu, yaitu alat penumbuk berbentuk silindris memanjang yang salah satu ujungnya dibentuk membulat. Alu bisa dibuat dari bahan kayu, logam dan batu.

Lumpang B.450k

No. inventaris             : B.450k

Asal                           : Sumberejo, Tempel, Sleman