Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi situs cagar budaya yang menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara untuk mengunjunginya, antara lain: candi-candi yang berada di kawasan Prambanan yang berasal dari periode klasik (Hindu-Buddha), Situs Goa Jepang yang berasal dari masa penjajahan Jepang di wilayah Bantul, Situs Pesanggrahan Rejowinangun di wilayah Warungboto, dan masih banyak yang lainnya. Penyebarluasan informasi yang benar dan akurat tentang cagar budaya kepada masyarakat atau wisatawan, perlu dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya pelestarian cagar budaya.
Sesuai dengan amanah UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya disebutkan bahwa pemanfaatan cagar budaya harus memberikan manfaat guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya. Oleh karena itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya D. I. Yogyakarta (BPCB DIY) menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan “Pelatihan Pemanduan Tamu Berbasis Pelestarian Cagar Budaya” dengan sasaran masyarakat yang tinggal di sekitar Kawasan Cagar Budaya meliputi: kelompok sadar wisata (pokdarwis), pemandu wisata budaya, penggiat, dan pengelola wisata budaya.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 25 orang peserta dan dilaksanakan selama 6 (enam) hari, pada 22 s.d. 27 Juli 2019, bertempat di H-Boutique, Sagan, Yogyakarta. Kegiatan pelatihan dibagi dalam tiga sesi. Pertama, pemberian materi seputar kepariwisataan yaitu public speaking, how to presentation, excellent service, fasilitas pariwisata, dan destinasi wisata. Kedua, praktik pemanduan wisata budaya di situs cagar budaya yang ada di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Kedulan, Candi Banyunibo, dan Candi Ijo. Ketiga, ujian kompetensi LSP skema pramuwisata dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (tes tulis, wawancara, dan praktik).
Kepala BPCB DIY, Zaimul Azzah, berharap kegiatan pelatihan ini dapat membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai sebagai syarat untuk menjadi pemandu wisata yang profesional. Ia juga berpesan kepada para peserta agar bisa mengembangkan diri setelah mengikuti pelatihan. “Bekal pengetahuan yang didapat dari kegiatan pelatihan ini diharapkan bisa meningkatkan kapasitas para pemandu untuk menumbuhkan wirausaha di bidang jasa pemanduan wisata, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya. (alam-pengembangan)