Ari Ide Ektessabi menjelaskan proses digitalisasi arsip kepada para peserta Seminar on Digital Archive yang digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kedutaan Besar Jepang di Century Park Hotel Jakarta, Rabu (21/2/2018). Seminar tersebut digagas untuk memperingati 60 tahun perayaan hubungan diplomatik Indonesia-Jepang.
“Kita perlu menyimpan arsip dalam format digital karena hal tersebut merupakan cara yang paling aman untuk memastikan keberlanjutannya,” kata Ari Ide yang juga menjabat profesor teknik di Universitas Kyoto.
Selain Ari Ide, narasumber lain dalam seminar ini, sejarawan Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi, menekankan bahwa arsip adalah sumber vital bagi penulisan sejarah. Sejarah tak bisa lepas dari arsip, begitu pula sebaliknya. “Sejarah adalah arsip. Arsip adalah sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu memetik pelajaran dari sejarahnya. Jika sebuah bangsa tak mampu merawat arsip, maka melalui apa bangsa tersebut bisa belajar tentang sejarahnya?” kata Zuhdi.
Seminar diikuti para arsiparis, akademisi, dan pelestari budaya di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan. Diselenggarakannya seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kebudayaan, terutama dalam hal pengelolaan arsip secara digital. Selain itu, seminar ini juga berupaya menggali potensi arsiparis di seluruh tanah air agar bisa saling membangun jejaring dalam mengolah arsip warisan budaya Indonesia. (FA)