Rumah ini terletak di Paliyan Tengah, Karangduwet, Paliyan, Gunungkidul. Rumah Merto Prawiro atau sering juga disebut Merto Sayok adalah sebuah rumah yang secara turun temurun milik Keluarga Mertopawiro/Saidi. Diriwayatkan Mertopawiro/Saidi yang menikahi Satem memiliki 3 orang anak yaitu Mangun Sayok, Sagiyem, dan Saniyem. Rumah Merto Sayok kemudian diwariskan kepada Ibu Saniyem.
Pada tahun 1948, Rumah Merto Sayok menjadi salah satu rumah persinggahan Jenderal Sudirman beserta pasukannya yang sedang melakukan perjalanan perang gerilya dari Yogyakarta menuju ke Kediri. Ketika sampai di wilayah Paliyan Gunungkidul beristirahat dan singgah di rumah Merto Sayok.
Selama singgah di rumah Merto Sayok Jenderal Sudirman menyusun strategi gerilya beserta pasukannya untuk melanjutkan perang gerilya. Selain itu Beliau juga beristirahat, tidur, dan makan malam. Kejadian yang singkat dan bersejarah ini tercatat dalam riwayat perjalanan militer yang ditulis oleh Mayor Jenderal TB. Simatupang ( Simatupang, 1960 : 122 ). Setiap tahun di tempat ini selalu diadakan acara napak tilas perjalanan gerilya Jenderal Sudirman, yang dilakukan oleh para prajurit Akademi Militer TNI dan SMA Taruna Nusantara.
Rumah Merto Sayok menghadap ke selatan, dengan bangunan utama berupa 3 buah rumah berdinding tembok beratap limasan. Secara berurutan disebut sebagai omah ngarep, omah tengah, dan omah mburi. Di depan rumah utama terdapat sebuah bangunan kuncung beratapkan limasan sebagai teras. Kemudian di sebelah timur bangunan utama berdiri bangunan berdinding kayu / gebyok berfungsi sebagi dapur dengan atap bertipe kampung dengan tiang penyangga dari kayu berjumlah 24 buah. Bangunan ini telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya melalui SK Nomor 437/KPTS/2018.